By Line : Dedy Kurniawan
Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara,dijatuhi vonis enam bulan penjara oleh majelsi hakim Pengadilan Negeri Baubau karena terbukti melakukan praktek olitik uang saat menggelar kampanye pada pemilu legislatif lalu.
Proses jalannya persidangan sendiri mendapat pengawalan ketat dari polisi.
Dalam amar putusannya, majelis hakim menyatakan bahwa terdakwa terbukti membagi-bagikan uang baik langsung atau tidak langsung kepada masyarakat dengan ajakan untuk memilih caleg atau parpol tertentu.
Aksi bau-bagi uang itu dilakukan terdakwa sebanyak tiga kali selama berlangsungnya masa kampanye Parpol dan Caleg.
28 April 2009
Ketua PAN Buton Divonis Penjara
22 April 2009
Pleno KPU Kendari Didemo
By Line: Dedy Kurniawan
Rapat pleno KPU Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diwarai unjuk rasa sekelompok massa yang tidak puas dengan hasil rekapitulasi perolehan suara. Pengunjuk rasa ini menuding, pihak KPU dan PPK telah melakukan kecurangan dengan menggelembungkan suara Parpol tertentu.
Dalam unjuk rasa tersebut, pengunjuk rasa menyatakan, tuduhan kecurangan itu didasarkan atas berbedanya data perolehan suara yang dipegang saksi dan yang diumumkan dalam rapat pleno tersebut.
Pengunjuk rasa kemudian mencoba msuk ke ruang tempat rapat pleno dugelar, namun dihadang polisi. Sempat terjadi debat kusir antara pengunjuk rasa dan polisi. Namun akhirnya pengunjuk rasa membubarkan diri.
Rapat pleno KPU Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diwarai unjuk rasa sekelompok massa yang tidak puas dengan hasil rekapitulasi perolehan suara. Pengunjuk rasa ini menuding, pihak KPU dan PPK telah melakukan kecurangan dengan menggelembungkan suara Parpol tertentu.
Dalam unjuk rasa tersebut, pengunjuk rasa menyatakan, tuduhan kecurangan itu didasarkan atas berbedanya data perolehan suara yang dipegang saksi dan yang diumumkan dalam rapat pleno tersebut.
Pengunjuk rasa kemudian mencoba msuk ke ruang tempat rapat pleno dugelar, namun dihadang polisi. Sempat terjadi debat kusir antara pengunjuk rasa dan polisi. Namun akhirnya pengunjuk rasa membubarkan diri.
17 April 2009
Aha, Akhirnya Genap 100 Postinganku
By Line: Dedy Kurniawan
Setelah berbulan-bulan berusaha, akhirnya genaplah 100 postinganku di blog yang masih sangat sederhana ini. Berita di bawah merupakan postinganku yang ke - 100. He he he....Bukannya sombong tapi paling tidak aku yakin sama diriku sendiri dan bisa memamerkannya sama anak istriku. Paling tidak kalo nanti anakku sekolah, dia bisa cerita sama teman-temannya kalo ayahnya ternyata bisa juga bikin blog. Ffffiuh...cape juga sih ngerjainnya. Soalnya, lebih dari 95 persen isi tulisan di blogku ini, asli bin original buatanku (termasuk videonya loh).
Aku ingat, waktu pertama kali bikin blog aku harus pontang-panting nanya sana sini sama teman-teman yang sudah punya blog. Yaahh.., maklum saja, biar aku sarjana tapi latar belakang pendidikanku sama sekali nggak ada hubungannya dengan ilmu komputer apalagi soal blog atau internet marketing.
Beruntunglah, teman-teman blogger yang sudi mampir ke blogku mau mengajariku berbagai hal soal mengelola blog. Aku sangat bersyukur punya teman-teman blogger yang bersedia memberikan ilmunya secara gratis..tis..tis. Kalaupun bayar, paling aku cuman diminta mengklik ads di blog teman-teman.
Untuk itu, lewat blogku ini, aku mo ngucapin banyak terima kasih atas bantuan semua teman-teman blogger.
Eh, udah dulu yah. Soalnya ada tamu yang ngajakin tukeran klik...he he he he
Setelah berbulan-bulan berusaha, akhirnya genaplah 100 postinganku di blog yang masih sangat sederhana ini. Berita di bawah merupakan postinganku yang ke - 100. He he he....Bukannya sombong tapi paling tidak aku yakin sama diriku sendiri dan bisa memamerkannya sama anak istriku. Paling tidak kalo nanti anakku sekolah, dia bisa cerita sama teman-temannya kalo ayahnya ternyata bisa juga bikin blog. Ffffiuh...cape juga sih ngerjainnya. Soalnya, lebih dari 95 persen isi tulisan di blogku ini, asli bin original buatanku (termasuk videonya loh).
Aku ingat, waktu pertama kali bikin blog aku harus pontang-panting nanya sana sini sama teman-teman yang sudah punya blog. Yaahh.., maklum saja, biar aku sarjana tapi latar belakang pendidikanku sama sekali nggak ada hubungannya dengan ilmu komputer apalagi soal blog atau internet marketing.
Beruntunglah, teman-teman blogger yang sudi mampir ke blogku mau mengajariku berbagai hal soal mengelola blog. Aku sangat bersyukur punya teman-teman blogger yang bersedia memberikan ilmunya secara gratis..tis..tis. Kalaupun bayar, paling aku cuman diminta mengklik ads di blog teman-teman.
Untuk itu, lewat blogku ini, aku mo ngucapin banyak terima kasih atas bantuan semua teman-teman blogger.
Eh, udah dulu yah. Soalnya ada tamu yang ngajakin tukeran klik...he he he he
Balai POM Sita Dendeng Tak Berlabel
By Line : Dedy Kurniawan
Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Kendari, Sulawesi Tenggara, menemukan dan menyita sejumlah produk makanan kemasan berbahan baku daging. Selain tak memiliki merek, label, dan nomor registrasi, ada juga produk makanan yang dicurigai sudah kadaluarsa.
Penemuan produk makanan mencurigakan itu dilakukan saat petugas Balai POM Kendari menggelar razia di sejumlah swalayan dan Supermarket.
Di salah satu swalayan yang berlokasi di jalan Saosao, petugas Balai POM menemukan kejanggalan pada puluhan paket produk makanan kering kemasan berbahan baku daging yakni dendeng, yang terpajang di etalse swalayan tersbut.
Saat diperiksa, seluruh produk makanan kering tersebut tak memiliki merek dan label, serta nomor registrasi yang dikeluarkan oleh Balai POM.
Namun pihak pengelola swalayan berdalih, mereka terpaksa mengemas ulang dendeng tersebut dengan kemasan tak bermerek dan tak memiliki label karena saat mereka terima, kemasan seluruh produk itu sobek.
Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Kendari, Sulawesi Tenggara, menemukan dan menyita sejumlah produk makanan kemasan berbahan baku daging. Selain tak memiliki merek, label, dan nomor registrasi, ada juga produk makanan yang dicurigai sudah kadaluarsa.
Penemuan produk makanan mencurigakan itu dilakukan saat petugas Balai POM Kendari menggelar razia di sejumlah swalayan dan Supermarket.
Di salah satu swalayan yang berlokasi di jalan Saosao, petugas Balai POM menemukan kejanggalan pada puluhan paket produk makanan kering kemasan berbahan baku daging yakni dendeng, yang terpajang di etalse swalayan tersbut.
Saat diperiksa, seluruh produk makanan kering tersebut tak memiliki merek dan label, serta nomor registrasi yang dikeluarkan oleh Balai POM.
Namun pihak pengelola swalayan berdalih, mereka terpaksa mengemas ulang dendeng tersebut dengan kemasan tak bermerek dan tak memiliki label karena saat mereka terima, kemasan seluruh produk itu sobek.
16 April 2009
Data Kacau, Perekapan Suara Dihentikan
By Line : Dedy Kurniawan
Rapat pleno perekapan suara di Daerah Pemilihan (Dapil) 4 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terpaksa dihentikan menyusul tak sesuainya data antara yang dipegang saksi Parpol/Caleg, KPPS dan PPK.
Sejumlah saksi Parpol bahkan menuding telah terjadi praktek penggelembungan suara untuk memenangkan Parpol tertentu.
Awalnya, rapat tersebut berlangsung mulus. Suasana mulai memanas saat peserta rapat mulai memeriksa hsil perekapan suara untuk Caleg DPRD kabupaten/kota di salah satu TPS di Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu.
Di sini, pihak PPK, PPS dan saksi Parpol bersitegang karena data perolehan suara yang mereka pegang berbeda-beda jumlahnya.
Rapat pleno perekapan suara di Daerah Pemilihan (Dapil) 4 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terpaksa dihentikan menyusul tak sesuainya data antara yang dipegang saksi Parpol/Caleg, KPPS dan PPK.
Sejumlah saksi Parpol bahkan menuding telah terjadi praktek penggelembungan suara untuk memenangkan Parpol tertentu.
Awalnya, rapat tersebut berlangsung mulus. Suasana mulai memanas saat peserta rapat mulai memeriksa hsil perekapan suara untuk Caleg DPRD kabupaten/kota di salah satu TPS di Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu.
Di sini, pihak PPK, PPS dan saksi Parpol bersitegang karena data perolehan suara yang mereka pegang berbeda-beda jumlahnya.
14 April 2009
Indonesia First Soccers Club
By Line: dedy kurniawan
Ini oleh-oleh hasil jalan-jalan ke kota Ambon. Please read enjoyed
You football fans? If the answer is yes, you certainly know by heart the names of football clubs such as AC Milan, Inter Milan, Chelsea, Manchester United, Real Madrid or Barcelona. Level for Indonesia, such as the names of Persija Jakarta, PSM Makassar, Bandung Persib, Sriwijaya FC or Persipura Jayapura, you certainly remember right outside the head.
But if you Indonesian football fans, whether you know the football team's first in Indonesia? Do you know the name Nedherland Indische Voetbal Unie or NIVU? Introduce you with names such as Telwe, Hukom, Pattiwael, Soedarmadji, Tan See Han, Anwar, Dorst, Bing Mo Heng, Van der Burg or Faulbab? This is their football players in Indonesia. More terrible, they play up to level World Cup in 1938.
NOTE : Perhatikan baik-baik keterangan fotonya.
Ini oleh-oleh hasil jalan-jalan ke kota Ambon. Please read enjoyed
You football fans? If the answer is yes, you certainly know by heart the names of football clubs such as AC Milan, Inter Milan, Chelsea, Manchester United, Real Madrid or Barcelona. Level for Indonesia, such as the names of Persija Jakarta, PSM Makassar, Bandung Persib, Sriwijaya FC or Persipura Jayapura, you certainly remember right outside the head.
But if you Indonesian football fans, whether you know the football team's first in Indonesia? Do you know the name Nedherland Indische Voetbal Unie or NIVU? Introduce you with names such as Telwe, Hukom, Pattiwael, Soedarmadji, Tan See Han, Anwar, Dorst, Bing Mo Heng, Van der Burg or Faulbab? This is their football players in Indonesia. More terrible, they play up to level World Cup in 1938.
NOTE : Perhatikan baik-baik keterangan fotonya.
13 April 2009
Jeruk Makan Jeruk...Caleg Separtai Saling lapor
By Line : Dedy Kurniawan
Ini mungkin dampak dari keputusan Mahkamah Konstitusi soal suara terbanyak dalam menentukan Caleg mana yang lolos ke Parlemen. Tak heran, para caleg kini mulai saling sikut. Salah satunya terjadi di PPP. Seorang Caleg PPP nomor urut satu melaporkan rekannya yang juga Caleg partai berlambang Kabah ini ke Panwas
Adalah Kasim, Caleg PPP nomor urut 1 untuk daerah pemilihan (Dapil) 4 Kota Kendari yang melaporkan Rusiawati Abunawas, Caleg PPP nomor urut 2 Dapil yang sama ke Panwas atas tuduhan telah membagi-bagikan uang menjelang pelaksanaan pencontrengan surat suara tanggal 9 April lalu.
Kasim yang juga Ketua PPP Kendari beralasan, ia merasa sangat dirugikan dengan tindakan rekannya itu. Pasalnya, perolehan suaranya merosot drastis. Kasim menuding, para pendukungnya mengalihkan dukungan karena telah diberi uang oleh Rusiawati Abunawas yang merupakan istri dari Ketua DPW PPP Sulawesi Tenggara, Yusran Silondae.
Dalam laporannya, Kasim menyatakan, seorang tim suksesnya telah diberi uang sebanyak Rp 200 ribu dan beras satu kilogram beras oleh tim sukses Rusiawati Abunawas.
Uang itu, kata Kasim, diminta oleh tim sukses Rusiawati Abunawas dibagi-bagikan kepada sejumlah wajib pilih di Dapil 4 yang meliputi Kecamatan Poasia, Abeli dan Kambu.
Ini mungkin dampak dari keputusan Mahkamah Konstitusi soal suara terbanyak dalam menentukan Caleg mana yang lolos ke Parlemen. Tak heran, para caleg kini mulai saling sikut. Salah satunya terjadi di PPP. Seorang Caleg PPP nomor urut satu melaporkan rekannya yang juga Caleg partai berlambang Kabah ini ke Panwas
Adalah Kasim, Caleg PPP nomor urut 1 untuk daerah pemilihan (Dapil) 4 Kota Kendari yang melaporkan Rusiawati Abunawas, Caleg PPP nomor urut 2 Dapil yang sama ke Panwas atas tuduhan telah membagi-bagikan uang menjelang pelaksanaan pencontrengan surat suara tanggal 9 April lalu.
Kasim yang juga Ketua PPP Kendari beralasan, ia merasa sangat dirugikan dengan tindakan rekannya itu. Pasalnya, perolehan suaranya merosot drastis. Kasim menuding, para pendukungnya mengalihkan dukungan karena telah diberi uang oleh Rusiawati Abunawas yang merupakan istri dari Ketua DPW PPP Sulawesi Tenggara, Yusran Silondae.
Dalam laporannya, Kasim menyatakan, seorang tim suksesnya telah diberi uang sebanyak Rp 200 ribu dan beras satu kilogram beras oleh tim sukses Rusiawati Abunawas.
Uang itu, kata Kasim, diminta oleh tim sukses Rusiawati Abunawas dibagi-bagikan kepada sejumlah wajib pilih di Dapil 4 yang meliputi Kecamatan Poasia, Abeli dan Kambu.
11 April 2009
TPS Ala Pelaminan Pengantin
By Line : Dedy Kurniawan
Ada yang berbeda dengan TPS 9 di Kelurahan Kolakasi, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Bila di tempat lain TPS dibangun seadanya, di tempat ini, warga bersama petugas TPS setempat menghias bangunan TPS bak pelaminan pengantin. Tentu saja keberadaan TPS ini menarik perhatian warga.
Suasana meriah sudah terlihat di pintu masuk TPS 9. Selain dihias janur kuning, bebagai aksesoris untuk tenda pengantin juga terlihat marak. Tentu saja, warga yang datang ke TPS ini serasa datang ke pesta perkawinan.
Tak hanya bangunan TPS, yang seperti pelaminan pengantin, hampir seluruh petugas TPS juga berpakaian adat setempat.
Ada yang berbeda dengan TPS 9 di Kelurahan Kolakasi, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Bila di tempat lain TPS dibangun seadanya, di tempat ini, warga bersama petugas TPS setempat menghias bangunan TPS bak pelaminan pengantin. Tentu saja keberadaan TPS ini menarik perhatian warga.
Suasana meriah sudah terlihat di pintu masuk TPS 9. Selain dihias janur kuning, bebagai aksesoris untuk tenda pengantin juga terlihat marak. Tentu saja, warga yang datang ke TPS ini serasa datang ke pesta perkawinan.
Tak hanya bangunan TPS, yang seperti pelaminan pengantin, hampir seluruh petugas TPS juga berpakaian adat setempat.
09 April 2009
Dilarang Mencontreng, Warga Ngamuk di TPS
By Line : Dedy Kurniawan
Gara-gara namanya tak terdaftar sebagai wajib pilih, seorang warga di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, marah-marah di TPS di sekitar rumahnya. Ia juga mengancam petugas KPPS dan meminta proses pencontrengan dihentikan.
Laode Alinafi, tak dapat menahan kemarahannya. Warga Kecamatan Murhum, Kota Baubau ini dengan geram memaki dan menunjuk-nunjuk petugas KPPS di TPS 8 di Kelurahan Lanto.
Apa pasal yang membuat Laode Alinafi marah-marah. Ternyata, bersama lima orang anggota keluarganya, ia dilarang masuk ke TPS untuk mencontreng lantaran namanya tak terdaftar sebagai wajib pilih. Padahal, kata Laode Alinafi, ia sudah bermukim di Kelurahan Lanto selama 30 tahun dan baru kali ini tidak diijinkan ikut memilih.
Laode Alinafi mengancam akan membubarkan proses pencontrengan jika ia bersama lima anggota keluarganya tak diijinkan ikut memilih. Namun ancaman Alinafi tak terbukti lantaran ia keburu diamankan polisi. Hayooo, siapa yang salah???
Gara-gara namanya tak terdaftar sebagai wajib pilih, seorang warga di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, marah-marah di TPS di sekitar rumahnya. Ia juga mengancam petugas KPPS dan meminta proses pencontrengan dihentikan.
Laode Alinafi, tak dapat menahan kemarahannya. Warga Kecamatan Murhum, Kota Baubau ini dengan geram memaki dan menunjuk-nunjuk petugas KPPS di TPS 8 di Kelurahan Lanto.
Apa pasal yang membuat Laode Alinafi marah-marah. Ternyata, bersama lima orang anggota keluarganya, ia dilarang masuk ke TPS untuk mencontreng lantaran namanya tak terdaftar sebagai wajib pilih. Padahal, kata Laode Alinafi, ia sudah bermukim di Kelurahan Lanto selama 30 tahun dan baru kali ini tidak diijinkan ikut memilih.
Laode Alinafi mengancam akan membubarkan proses pencontrengan jika ia bersama lima anggota keluarganya tak diijinkan ikut memilih. Namun ancaman Alinafi tak terbukti lantaran ia keburu diamankan polisi. Hayooo, siapa yang salah???
Surat Suara Tertukar, Warga Salah Contreng
By Line : Dedy Kurniawan
Pemandangan tak lazim terlihat di TPS 13 dan 14 di daerah pemilihan (Dapil) 2 yang meliputi Kecamatan Mandonga dan Puwatu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Bila di TPS lain, warga sekitar yang menjadi wajib pilih antri menyalurkan hak pilihnya, di dua TPS ini warga justru terlihat hanya duduk saja di sekitar lokasi TPS. Sementara petugas KPPS di dua TPS ini terlihat seperti kebingungan.
Apakah para warga ini Golput??? Selidik punya selidik, di dua TPS ini, hampir seratusan warga yang menjadi wajib pilih harus rela hak pilihnya hangus alias surat suara yang telah dicontrengnya tak bakal masuk dalam rekapitulasi. Penyebabnya, para warga ini salah emncontreng surat suara yang bukan untuk daerah pemilihan mereka.
Surat suara yang telah mereka contreng, seharusnya diperuntukkan untuk daerah pemilihan empat yang meliputi Kecamatan Poasia, Kambu dan Abeli. Nah, sementara warga di TPS 13 dan 14 ini terdaftar sebagai wajib pilih di dapil 2 dan telah mencontreng di dua TPS itu. Atas kejadian itu, pihak KPPS di dua TPS itu langsung menghentikan proses pencontrengan.
Pemandangan tak lazim terlihat di TPS 13 dan 14 di daerah pemilihan (Dapil) 2 yang meliputi Kecamatan Mandonga dan Puwatu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Bila di TPS lain, warga sekitar yang menjadi wajib pilih antri menyalurkan hak pilihnya, di dua TPS ini warga justru terlihat hanya duduk saja di sekitar lokasi TPS. Sementara petugas KPPS di dua TPS ini terlihat seperti kebingungan.
Apakah para warga ini Golput??? Selidik punya selidik, di dua TPS ini, hampir seratusan warga yang menjadi wajib pilih harus rela hak pilihnya hangus alias surat suara yang telah dicontrengnya tak bakal masuk dalam rekapitulasi. Penyebabnya, para warga ini salah emncontreng surat suara yang bukan untuk daerah pemilihan mereka.
Surat suara yang telah mereka contreng, seharusnya diperuntukkan untuk daerah pemilihan empat yang meliputi Kecamatan Poasia, Kambu dan Abeli. Nah, sementara warga di TPS 13 dan 14 ini terdaftar sebagai wajib pilih di dapil 2 dan telah mencontreng di dua TPS itu. Atas kejadian itu, pihak KPPS di dua TPS itu langsung menghentikan proses pencontrengan.
08 April 2009
MK dan TVONE Tandatangani MOU
BY Line : Dedy Kurniawan
Kebayang nggak nonton liputan Pemilu dari 33 kota di Indonesia secara LIVE alias langsung. Nah besok, pas gendang perang antar Caleg dan Parpol untuk mendapat dukungan terbanyak mulai ditabuh alias pencontrengan di TPS-TPS, TVONE akan menyiarkan secara langsung dari 33 kota /kabupaten di Indonesia.
Keberhasilan TVONE melakukan siaran langsung dari 33 kota di Indonesia ini berkat kerjasama antara TVONE dan Mahkamah Konstitusi (MK) yang ditandatangani pada akhir bulan lalu.
Dari Pihak TVONE diwakili oleh Erick Tohir selaku Direktur Utama, sedangkan MK diwakili Mahfud MD selaku ketua lembaga peradilan undang-undang tersebut.
Kebayang nggak nonton liputan Pemilu dari 33 kota di Indonesia secara LIVE alias langsung. Nah besok, pas gendang perang antar Caleg dan Parpol untuk mendapat dukungan terbanyak mulai ditabuh alias pencontrengan di TPS-TPS, TVONE akan menyiarkan secara langsung dari 33 kota /kabupaten di Indonesia.
Keberhasilan TVONE melakukan siaran langsung dari 33 kota di Indonesia ini berkat kerjasama antara TVONE dan Mahkamah Konstitusi (MK) yang ditandatangani pada akhir bulan lalu.
Dari Pihak TVONE diwakili oleh Erick Tohir selaku Direktur Utama, sedangkan MK diwakili Mahfud MD selaku ketua lembaga peradilan undang-undang tersebut.
05 April 2009
PPRN Kampanye Bagi-bagi Rokok
By Line : Dedy Kurniawan
Aksi bagi-bagi uang atau hadiah saat menggelar kampanye terbuka ternyata bukan cuma dimonopoli Parpol-parpol besar. Saat menggelar kampanye di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), membagi-bagikan rokok, minuman dan makanan ringan kepada para simpatisannya.
Aksi bagi-bagi rokok itu dilakukan PPRN untuk menarik perhatian warga agar mau datang ke lokasi tempat mereka menggelar kampanye.
Tentu saja, ratusan warga langsung berebutan mengambil rokok yang dilemparkan para Caleg PPRN dari atas panggung kampanye.
Sayangnya, pihak Panwas Kabupaten Kolaka menolak berkomentar mengenai kejadian itu. Panwas bahkan mengaku belum tahu apakah tindakan PPRN tersebut termasuk pelanggaran Pemilu atau bukan...ADA APA DENGAN PANWAS???
Aksi bagi-bagi uang atau hadiah saat menggelar kampanye terbuka ternyata bukan cuma dimonopoli Parpol-parpol besar. Saat menggelar kampanye di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), membagi-bagikan rokok, minuman dan makanan ringan kepada para simpatisannya.
Aksi bagi-bagi rokok itu dilakukan PPRN untuk menarik perhatian warga agar mau datang ke lokasi tempat mereka menggelar kampanye.
Tentu saja, ratusan warga langsung berebutan mengambil rokok yang dilemparkan para Caleg PPRN dari atas panggung kampanye.
Sayangnya, pihak Panwas Kabupaten Kolaka menolak berkomentar mengenai kejadian itu. Panwas bahkan mengaku belum tahu apakah tindakan PPRN tersebut termasuk pelanggaran Pemilu atau bukan...ADA APA DENGAN PANWAS???
PAN Bagi-bagi Duit Lagi
By Line : Dedy Kurniawan
Aksi bagi-bagi duit saat kampanye kembali dilakukan Partai AManat Nasional di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Sempat terjadi aksi saling dorong diantara polisi dan massa yang berebut uang yang dilemparkan Ketua PAN Buton beserta sejumlah Calegnya dari atas panggung kampanye.
Ketua PAN Kabupaten Buton, Umar Samiun, saat berorasi menyatakan bahwa uang yang ia bagikan bersama para Calegnya itu merupakan ritual sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada ribuan warga yang bersedia menghadiri kampanye PAN.
Aksi bagi-bagi duit saat menggelar kampanye itu merupakan kedua kalinya yang dilakukan Partai Amanat Nasional di Kabupaten Buton.
Aksi bagi-bagi duit saat kampanye kembali dilakukan Partai AManat Nasional di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Sempat terjadi aksi saling dorong diantara polisi dan massa yang berebut uang yang dilemparkan Ketua PAN Buton beserta sejumlah Calegnya dari atas panggung kampanye.
Ketua PAN Kabupaten Buton, Umar Samiun, saat berorasi menyatakan bahwa uang yang ia bagikan bersama para Calegnya itu merupakan ritual sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada ribuan warga yang bersedia menghadiri kampanye PAN.
Aksi bagi-bagi duit saat menggelar kampanye itu merupakan kedua kalinya yang dilakukan Partai Amanat Nasional di Kabupaten Buton.
Gerindra Janji Cabut Undang-Undang Pornografi
TEMPO Interaktif, Denpasar: Tampil di hadapan sekitar 10 ribu pendukung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Bali, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Hasyim Djojohadikusumo menjanjikan pencabutan Undang-Undang Pornografi. Undang-Undang itu dinilai melecehkan umat Hindu dan masyarakat Bali.
“Yang mendukung UU itu adalah partai yang berkuasa saat ini Demokrat dan Golkar. Karena itu mereka harus kita ganti,” kata adik dari Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto itu saat berkampanye di Lapangan Lumintang, Denpasar, Sabtu (4/4).
Hasyim menegaskan, bila Gerindra berkuasa, tidak akan ada lagi warga Indonesia yang dianggap sebagai warga negara kelas dua. “Tidak boleh ada UU yang melecehkan suatu suku dan pemeluk agama tertentu,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai kondisi kesejahteraan rakyat, Hasyim mengibaratkan Indonesia sebagai mobil Mercedes dengan kekayaan sumber daya alamnya. Namun rakyatnya tetap miskin karena kesalahan para pemimpin yang menjadi sopir dan montirnya. Karena itu, mereka aharus segera diganti agar mobil itu benar-benar membuat nyaman para penumpangnya.
Selain Hasyim, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Permadi juga ikut membakar semangat massa. Dia mengklaim mantan istri Bung Karno, Hartarti, telah menjadi pendukung Gerindra begitu pun dengan keluarga Bung Karno di Blitar telah menjadi pendukung Gerindra.
“Posko di Blitar ada di rumah keluarga BK,” tegasnya. Dia kembali menegaskan, Prabowo adalah BK baru di era ini.
“Yang mendukung UU itu adalah partai yang berkuasa saat ini Demokrat dan Golkar. Karena itu mereka harus kita ganti,” kata adik dari Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto itu saat berkampanye di Lapangan Lumintang, Denpasar, Sabtu (4/4).
Hasyim menegaskan, bila Gerindra berkuasa, tidak akan ada lagi warga Indonesia yang dianggap sebagai warga negara kelas dua. “Tidak boleh ada UU yang melecehkan suatu suku dan pemeluk agama tertentu,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai kondisi kesejahteraan rakyat, Hasyim mengibaratkan Indonesia sebagai mobil Mercedes dengan kekayaan sumber daya alamnya. Namun rakyatnya tetap miskin karena kesalahan para pemimpin yang menjadi sopir dan montirnya. Karena itu, mereka aharus segera diganti agar mobil itu benar-benar membuat nyaman para penumpangnya.
Selain Hasyim, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Permadi juga ikut membakar semangat massa. Dia mengklaim mantan istri Bung Karno, Hartarti, telah menjadi pendukung Gerindra begitu pun dengan keluarga Bung Karno di Blitar telah menjadi pendukung Gerindra.
“Posko di Blitar ada di rumah keluarga BK,” tegasnya. Dia kembali menegaskan, Prabowo adalah BK baru di era ini.
*Modernisasi Bahasa Indonesia Lewat Negara*
oleh Mulyo Sunyoto
(ANTARA News) - Awalnya adalah bahasa Melayu yang dilisankan di pasar-pasar, di pelabuhan di antara kaum pelaut-saudagar yang datang dari penjuru Nusantara dan bahkan mancanegara.
Karena begitu meluasnya pemakaian bahasa itu, akhirnya berlangsunglah keputusan politik pada 1928: sejumlah pemuda visioner memaklumkan bahasa itu sebagai bahasa Indonesia. Ketika kemerdekaan diraih pada 1945, pengukuhan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara kian memantapkan bahasa yang konon sudah dituturkan di antara kaum pedagang sekitar abad 8, bahkan di Jawa.
Sebuah prasasti bertahun antara 792 dan abad 9, yang ditemukan di Jawa, mengindikasikan bahwa bahasa Melayu sudah dipakai sebagai bahasa pergaulan, "lingua franca", antarpelaut yang misi utamanya berdagang.
Lalu apa yang ajaib dari perkembangan bahasa ini? Alih bentuk dari bahasa pergaulan sederhana menjadi bahasa nasional sekaligus modern inilah yang membuat ahli sosiolinguistik Yoshua Fisherman takjub pada perkembangan bahasa Indonesia. Untuk sampai pada tahap yang mapan sebagai bahasa Indonesia yang modern, berbagai upaya telah dilakukan lewat campur tangan negara.
Sejumlah institusi pengelola bahasa dibentuk. Yang paling menonjol adalah Komisi Istilah pada 1950, dengan tujuan memperkaya istilah-istilah berbagai bidang keilmuan dalam bahasa Indonesia, yang belum tersedia dalam bahasa Melayu.
Meskipun sebelumnya ada Komisi Bahasa Indonesia yang misinya juga memodernkan bahasa Indonesia, lahirnya Komisi Istilah memberikan warna tersendiri. Bahkan ada yang menyebut, sejak didikan Komisi Istilah, lahirlah revolusi terminologi besar-besaran. Tak kurang dari 100.000 istilah berbagai bidang keilmuan dilahirkan komisi ini.
Modernisasi kosa kata bahasa Indonesia dan politik peristilahan inilah yang dikupas linguis Jerome Samuel dalam disertasinya dengan judul asli berbahasa Perancis "Modernisation lexcicale et politique terminologique: Le cas de l`Indonesien" , yang diterbitkan menjadi "Kasus Ajaib Bahasa
Indonesia,Pemoderna n Kosakata dan Politik Peristilahan" oleh Kepustakaan Populer Gramedia , Oktober 2008.
Samuel menyoroti peran negara dalam merencanakan, merancang dan merekayasa bahasa Indonesia, yang menurut pendapatnya cukup berhasil. Dia menaruh respek pada salah seorang ahli bahasa yang berjasa menentukan wajah bahasa Indonesia, Anton M. Moeljono.
Namun, kritiknya terhadap lembaga bahasa bentukan Orde Baru, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, yang pernah diketuai Anton cukup tajam. Bagi Samuel, lembaga yang kini bernama Pusat Bahasa itu semestinya mengatur penggunaan istilah-istilah yang sudah tersedia melimpah di masyarakat dan bukannya menambah atau melengkapinya dengan istilah-istilah baru yang dipungut dari asing sehingga penutur bahasa tak terbiasa memakainya.
Dalam buku setebal 534 halaman itu, Samuel juga menghadirkan pemikiran posmodernisme yang mengecam keberadaan Pusat Bahasa. Aliran yang diwakili antara lain oleh Ariel Heryanto itu menganggap Pusat Bahasa adalah lembaga stabilisasi sektor bahasa, yang bertujuan melanggengkan kekuasaan Orba.
Jargon "gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar" yang dipopulerkan di era Orde Baru dianggap Ariel sebagai monopoli kebenaran atas pemakaian bahasa dan penghakiman bahwa bahasa yang dipakai rakyat adalah "jelek dan salah".
Samuel menilai Ariel tak memberikan solusi memadai setelah mengajukan kritik ala posmo itu. Mungkin, bagi Ariel, bukan solusi yang terpenting di sini.
Kritik posmo atas paradigma modernisme juga tak serta-merta disertai solusi alternatif, yang oleh kaum modernis dianggap memadai.
Yang fundamental dari kritik posmo adalah penyadaran bahwa negara tak boleh dibiarkan memonopoli kebenaran, termasuk dalam bertutur dalam bahasa.
Barangkali yang dilupakan Ariel adalah: kosa kata dan gramatika yang dia pakai untuk melontarkan ide-ide kritisnya adalah bahasa Indonesia kaidah
standar yang masuk kategori "baik dan benar". Ariel beda dengan Benedict Anderson, yang ketika melontarkan idenya untuk tak mengikuti bahasa bikinan Orde Baru, memakai bahasa Melayu pasar dengan menghindari kaidah Ejaan Yang Disempurnakan.
Namun, semua kritik atas (kinerja) lembaga bahasa bentukan penguasa politik itu tak menyurutkan Samuel untuk menyatakan bahwa bahasa Indonesia cukup berhasil memodernkan diirinya, tentu tak lepas dari campur tangan penguasa.(*)
(ANTARA News) - Awalnya adalah bahasa Melayu yang dilisankan di pasar-pasar, di pelabuhan di antara kaum pelaut-saudagar yang datang dari penjuru Nusantara dan bahkan mancanegara.
Karena begitu meluasnya pemakaian bahasa itu, akhirnya berlangsunglah keputusan politik pada 1928: sejumlah pemuda visioner memaklumkan bahasa itu sebagai bahasa Indonesia. Ketika kemerdekaan diraih pada 1945, pengukuhan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara kian memantapkan bahasa yang konon sudah dituturkan di antara kaum pedagang sekitar abad 8, bahkan di Jawa.
Sebuah prasasti bertahun antara 792 dan abad 9, yang ditemukan di Jawa, mengindikasikan bahwa bahasa Melayu sudah dipakai sebagai bahasa pergaulan, "lingua franca", antarpelaut yang misi utamanya berdagang.
Lalu apa yang ajaib dari perkembangan bahasa ini? Alih bentuk dari bahasa pergaulan sederhana menjadi bahasa nasional sekaligus modern inilah yang membuat ahli sosiolinguistik Yoshua Fisherman takjub pada perkembangan bahasa Indonesia. Untuk sampai pada tahap yang mapan sebagai bahasa Indonesia yang modern, berbagai upaya telah dilakukan lewat campur tangan negara.
Sejumlah institusi pengelola bahasa dibentuk. Yang paling menonjol adalah Komisi Istilah pada 1950, dengan tujuan memperkaya istilah-istilah berbagai bidang keilmuan dalam bahasa Indonesia, yang belum tersedia dalam bahasa Melayu.
Meskipun sebelumnya ada Komisi Bahasa Indonesia yang misinya juga memodernkan bahasa Indonesia, lahirnya Komisi Istilah memberikan warna tersendiri. Bahkan ada yang menyebut, sejak didikan Komisi Istilah, lahirlah revolusi terminologi besar-besaran. Tak kurang dari 100.000 istilah berbagai bidang keilmuan dilahirkan komisi ini.
Modernisasi kosa kata bahasa Indonesia dan politik peristilahan inilah yang dikupas linguis Jerome Samuel dalam disertasinya dengan judul asli berbahasa Perancis "Modernisation lexcicale et politique terminologique: Le cas de l`Indonesien" , yang diterbitkan menjadi "Kasus Ajaib Bahasa
Indonesia,Pemoderna n Kosakata dan Politik Peristilahan" oleh Kepustakaan Populer Gramedia , Oktober 2008.
Samuel menyoroti peran negara dalam merencanakan, merancang dan merekayasa bahasa Indonesia, yang menurut pendapatnya cukup berhasil. Dia menaruh respek pada salah seorang ahli bahasa yang berjasa menentukan wajah bahasa Indonesia, Anton M. Moeljono.
Namun, kritiknya terhadap lembaga bahasa bentukan Orde Baru, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, yang pernah diketuai Anton cukup tajam. Bagi Samuel, lembaga yang kini bernama Pusat Bahasa itu semestinya mengatur penggunaan istilah-istilah yang sudah tersedia melimpah di masyarakat dan bukannya menambah atau melengkapinya dengan istilah-istilah baru yang dipungut dari asing sehingga penutur bahasa tak terbiasa memakainya.
Dalam buku setebal 534 halaman itu, Samuel juga menghadirkan pemikiran posmodernisme yang mengecam keberadaan Pusat Bahasa. Aliran yang diwakili antara lain oleh Ariel Heryanto itu menganggap Pusat Bahasa adalah lembaga stabilisasi sektor bahasa, yang bertujuan melanggengkan kekuasaan Orba.
Jargon "gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar" yang dipopulerkan di era Orde Baru dianggap Ariel sebagai monopoli kebenaran atas pemakaian bahasa dan penghakiman bahwa bahasa yang dipakai rakyat adalah "jelek dan salah".
Samuel menilai Ariel tak memberikan solusi memadai setelah mengajukan kritik ala posmo itu. Mungkin, bagi Ariel, bukan solusi yang terpenting di sini.
Kritik posmo atas paradigma modernisme juga tak serta-merta disertai solusi alternatif, yang oleh kaum modernis dianggap memadai.
Yang fundamental dari kritik posmo adalah penyadaran bahwa negara tak boleh dibiarkan memonopoli kebenaran, termasuk dalam bertutur dalam bahasa.
Barangkali yang dilupakan Ariel adalah: kosa kata dan gramatika yang dia pakai untuk melontarkan ide-ide kritisnya adalah bahasa Indonesia kaidah
standar yang masuk kategori "baik dan benar". Ariel beda dengan Benedict Anderson, yang ketika melontarkan idenya untuk tak mengikuti bahasa bikinan Orde Baru, memakai bahasa Melayu pasar dengan menghindari kaidah Ejaan Yang Disempurnakan.
Namun, semua kritik atas (kinerja) lembaga bahasa bentukan penguasa politik itu tak menyurutkan Samuel untuk menyatakan bahwa bahasa Indonesia cukup berhasil memodernkan diirinya, tentu tak lepas dari campur tangan penguasa.(*)
10 Politisi Bergaji Tertinggi di Dunia
The 10 highest paid politicians in the world
There is nothing like a scandal involving porn films claimed on Commons expenses to focus attention on the pay and perks enjoyed, sorry earned, by our public servants.
Even before Jacqui Smith, the Home Secretary, was forced to apologise for her husband's blue movies there had been calls for the whole system to be overturned. The committee on standards in public life which has promised to report on MP pay and expenses by the end of the year is under pressure to do something radical.
Whenever MPs come under attack over pay they are quick to argue that compared to executives in the private and public sector they are not particularly well paid.With the G20 leaders in the country we thought it was worth getting a snapshot of how much the highest paid presidents and prime ministers around the world earn. For comparison's sake all earnings have been converted into dollars. It also shows basic annual salary only, not the expenses claimed on top.
So, where does our own Gordon Brown stand?
1. Lee Hsien Loong - Singapore
Salary in dollars - $2.47 million
Salary in local currency - S$3.76 million
2. Donald Tsang Yum-Kuen - Hong Kong
Salary in dollars - $516,000
Salary in local currency - HK$4 million
3. Barack Obama - United States
Salary in dollars - $400,000
4. Brian Cowen - Ireland
Salary in dollars - $341,000
Salary in local currency - ?257,000
5. Nicolas Sarkozy - France
Salary in dollars - $318,000
Salary in local currency - ?240,000
6. Angela Merkel - Germany
Salary in dollars - $303,000
Salary in local currency - ?228,000
7. Gordon Brown - UK
Salary in dollars - $279,000
Salary in local currency - £194,250
8. Stephen Harper - Canada
Salary in dollars - $246,000
Salary in local currency - C$311,000
9. Taro Aso - Japan
Salary in dollars - $243,000
Salary in local currency - Y24 million
10. Kevin Rudd - Australia
Salary in dollars - $229,000
Salary in local currency - A$330,000
There is nothing like a scandal involving porn films claimed on Commons expenses to focus attention on the pay and perks enjoyed, sorry earned, by our public servants.
Even before Jacqui Smith, the Home Secretary, was forced to apologise for her husband's blue movies there had been calls for the whole system to be overturned. The committee on standards in public life which has promised to report on MP pay and expenses by the end of the year is under pressure to do something radical.
Whenever MPs come under attack over pay they are quick to argue that compared to executives in the private and public sector they are not particularly well paid.With the G20 leaders in the country we thought it was worth getting a snapshot of how much the highest paid presidents and prime ministers around the world earn. For comparison's sake all earnings have been converted into dollars. It also shows basic annual salary only, not the expenses claimed on top.
So, where does our own Gordon Brown stand?
1. Lee Hsien Loong - Singapore
Salary in dollars - $2.47 million
Salary in local currency - S$3.76 million
2. Donald Tsang Yum-Kuen - Hong Kong
Salary in dollars - $516,000
Salary in local currency - HK$4 million
3. Barack Obama - United States
Salary in dollars - $400,000
4. Brian Cowen - Ireland
Salary in dollars - $341,000
Salary in local currency - ?257,000
5. Nicolas Sarkozy - France
Salary in dollars - $318,000
Salary in local currency - ?240,000
6. Angela Merkel - Germany
Salary in dollars - $303,000
Salary in local currency - ?228,000
7. Gordon Brown - UK
Salary in dollars - $279,000
Salary in local currency - £194,250
8. Stephen Harper - Canada
Salary in dollars - $246,000
Salary in local currency - C$311,000
9. Taro Aso - Japan
Salary in dollars - $243,000
Salary in local currency - Y24 million
10. Kevin Rudd - Australia
Salary in dollars - $229,000
Salary in local currency - A$330,000
Eksekutif bergaji Rp 8,8 M Jadi Pengantar Pizza
Great Story
VIVA news - Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman tampaknya nyaris sempurna. Lulus dengan gelar sarjana S-1 dan MBA (Master of Business Administration) dari universitas bergengsi UCLA (University of California), Karpman langsung mendapat kerjaan dengan gaji yang menggiurkan sebagai pialang saham.
Dia pun bisa menikahi perempuan idamannya, Stephanie dan dikarunai dua anak. Mereka pun rutin berlibur ke tempat-tempat mahal di penjuru dunia.
Setelah 20 tahun meniti karir sebagai pialang, Karpman pun naik jabatan menjadi eksekutif perusahaan. Gajinya pun naik menjadi US$750.000 (sekitar lebih dari Rp 8,8 miliar) per tahun.
"Saat itu hidup begitu indah. Kami bisa cetak banyak uang. Entah mengapa situasi itu kok tidak berlanjut?" kata Karpman dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi ABC.
Dari segala sisi, Karpman dan keluarga saat itu hidup dalam "Impian Amerika" (American Dream). Mereka tinggal di sebuah rumah besar di kota Tampa, Florida. Rumah mereka pun dilengkapi lapangan golf.
"Saat itu saya sudah tidak tahu berapa harga barang-barang di toko. Pokoknya, tinggal bawa troli dan ambil saja," kata Karpman.
Dia pun begitu percaya diri dengan kemampuannya mencetak banyak uang. Maka, tahun 2005 dia meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja dan membuat usaha sendiri yang sejenis.
Untuk mendirikan perusahaan sendiri sekaligus meningkatkan taraf hidup, dia Karpman dengan enteng mengeluarkan dana US$500.000 dari tabungannya. Seperti kebiasaan orang-orang Amerika, Karpman juga mengajukan kredit dalam jumlah besar dengan jaminan rumah.
Namun, badai krisis keuangan menerpa Amerika Serikat (AS). Karpman tak mampu menarik investor, sehingga perusahaannya bubar.
Sejak saat itu, dia menjadi penganggur dan sulit mendapat kerja. Padahal, di masa lalu, Karpman tak perlu pusing mencari kerja.
"Dulu, saat menjalani tes wawancara kerja, saya bisa jadi bersikap kurang ajar, karena justru sayalah yang sering menanyai si pewawancara, apakah perusahaannya cukup layak mempekerjakan saya," kata Karpman dalam wawancara yang ditayangkan di stasiun televisi ABC.
"Sekarang, justru saya yang kini berharap-harap minta kerja sambil memegang topi di tangan," lanjut Karpman.
Saat dia susah mendapat kerja, tabungannya ludes untuk keperluan hidup sehari-hari dia dan keluarga. Bahkan, keluarga Karpman kini harus menanggung utang ratusan ribu dolar dan rumah mewah terancam disita pihak kreditur.
Mereka pun tak mampu menanggung biaya pendidikan anak-anak di sekolah swasta yang mencapai US$30.000 (Rp 352,3 juta). Namun mereka bersyukur ada seorang dermawan yang membantu membiayai uang sekolah anak-anak mereka hingga tahun depan.
Maka, Karpman sudah bertekad, kerja apapun akan dia lakukan, asalkan mendapat uang. Dia pun bersedia turun derajat. Karpman tak lagi mencari posisi-posisi yang tinggi, maka dia sempat melamar sebagai bartender (peramu minuman), namun ditolak. Istrinya, Stephanie, kini juga akan menjual baju-bajunya yang bertumpuk-tumpuk di lemari pakaian di toko-toko loak.
Akhirnya Karpman mendapat kerjaan baru. Namun, bukan lagi sebagai eksekutif, melainkan sebagai pengantar pizza (roti isi khas Italia) di restoran Mike's Pizza & Deli di kota Clearwater.
Pemilik restoran, Mike Dodaro, bingung saat melihat Karpman datang ke tempatnya untuk wawancara kerja dengan mengendarai mobil mewah Mercedes Benz. Dodaro pun terkejut saat membaca CV (riwayat pendidikan dan pekerjaan) Karpman.
Untuk menjadi pengantar pizza dari rumah ke rumah tak perlu harus bergelar MBA dan berpengalaman sebagai manajer pialang saham. Dengan kata lain, Karpman tergolong over-qualified (bobot pendidikan dan pengalaman kerja terlalu tinggi untuk posisi kerja yang dia lamar).
Namun, Karpman tetap mengambil lowongan itu. Dia rela kini digaji US$7,29 atau sekitar lebih dari Rp.85.000,- per jam - belum termasuk tips. Karpman pun tak peduli dengan reaksi istrinya yang kaget dengan profesi suaminya saat ini.
"Menurut saya, yang paling buruk adalah saat datang ke teman sambil berkata, 'boleh pinjam uangmu?' Menjadi pengantar pizza pun sudah kemajuan," lanjut Karpman.
VIVA news - Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman tampaknya nyaris sempurna. Lulus dengan gelar sarjana S-1 dan MBA (Master of Business Administration) dari universitas bergengsi UCLA (University of California), Karpman langsung mendapat kerjaan dengan gaji yang menggiurkan sebagai pialang saham.
Dia pun bisa menikahi perempuan idamannya, Stephanie dan dikarunai dua anak. Mereka pun rutin berlibur ke tempat-tempat mahal di penjuru dunia.
Setelah 20 tahun meniti karir sebagai pialang, Karpman pun naik jabatan menjadi eksekutif perusahaan. Gajinya pun naik menjadi US$750.000 (sekitar lebih dari Rp 8,8 miliar) per tahun.
"Saat itu hidup begitu indah. Kami bisa cetak banyak uang. Entah mengapa situasi itu kok tidak berlanjut?" kata Karpman dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi ABC.
Dari segala sisi, Karpman dan keluarga saat itu hidup dalam "Impian Amerika" (American Dream). Mereka tinggal di sebuah rumah besar di kota Tampa, Florida. Rumah mereka pun dilengkapi lapangan golf.
"Saat itu saya sudah tidak tahu berapa harga barang-barang di toko. Pokoknya, tinggal bawa troli dan ambil saja," kata Karpman.
Dia pun begitu percaya diri dengan kemampuannya mencetak banyak uang. Maka, tahun 2005 dia meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja dan membuat usaha sendiri yang sejenis.
Untuk mendirikan perusahaan sendiri sekaligus meningkatkan taraf hidup, dia Karpman dengan enteng mengeluarkan dana US$500.000 dari tabungannya. Seperti kebiasaan orang-orang Amerika, Karpman juga mengajukan kredit dalam jumlah besar dengan jaminan rumah.
Namun, badai krisis keuangan menerpa Amerika Serikat (AS). Karpman tak mampu menarik investor, sehingga perusahaannya bubar.
Sejak saat itu, dia menjadi penganggur dan sulit mendapat kerja. Padahal, di masa lalu, Karpman tak perlu pusing mencari kerja.
"Dulu, saat menjalani tes wawancara kerja, saya bisa jadi bersikap kurang ajar, karena justru sayalah yang sering menanyai si pewawancara, apakah perusahaannya cukup layak mempekerjakan saya," kata Karpman dalam wawancara yang ditayangkan di stasiun televisi ABC.
"Sekarang, justru saya yang kini berharap-harap minta kerja sambil memegang topi di tangan," lanjut Karpman.
Saat dia susah mendapat kerja, tabungannya ludes untuk keperluan hidup sehari-hari dia dan keluarga. Bahkan, keluarga Karpman kini harus menanggung utang ratusan ribu dolar dan rumah mewah terancam disita pihak kreditur.
Mereka pun tak mampu menanggung biaya pendidikan anak-anak di sekolah swasta yang mencapai US$30.000 (Rp 352,3 juta). Namun mereka bersyukur ada seorang dermawan yang membantu membiayai uang sekolah anak-anak mereka hingga tahun depan.
Maka, Karpman sudah bertekad, kerja apapun akan dia lakukan, asalkan mendapat uang. Dia pun bersedia turun derajat. Karpman tak lagi mencari posisi-posisi yang tinggi, maka dia sempat melamar sebagai bartender (peramu minuman), namun ditolak. Istrinya, Stephanie, kini juga akan menjual baju-bajunya yang bertumpuk-tumpuk di lemari pakaian di toko-toko loak.
Akhirnya Karpman mendapat kerjaan baru. Namun, bukan lagi sebagai eksekutif, melainkan sebagai pengantar pizza (roti isi khas Italia) di restoran Mike's Pizza & Deli di kota Clearwater.
Pemilik restoran, Mike Dodaro, bingung saat melihat Karpman datang ke tempatnya untuk wawancara kerja dengan mengendarai mobil mewah Mercedes Benz. Dodaro pun terkejut saat membaca CV (riwayat pendidikan dan pekerjaan) Karpman.
Untuk menjadi pengantar pizza dari rumah ke rumah tak perlu harus bergelar MBA dan berpengalaman sebagai manajer pialang saham. Dengan kata lain, Karpman tergolong over-qualified (bobot pendidikan dan pengalaman kerja terlalu tinggi untuk posisi kerja yang dia lamar).
Namun, Karpman tetap mengambil lowongan itu. Dia rela kini digaji US$7,29 atau sekitar lebih dari Rp.85.000,- per jam - belum termasuk tips. Karpman pun tak peduli dengan reaksi istrinya yang kaget dengan profesi suaminya saat ini.
"Menurut saya, yang paling buruk adalah saat datang ke teman sambil berkata, 'boleh pinjam uangmu?' Menjadi pengantar pizza pun sudah kemajuan," lanjut Karpman.
04 April 2009
Demo Protes Pemadaman Listrik Ricuh
By Line : Dedy Kurniawan
Unjuk rasa memprotes pemadaan listrik di kantor PLN Kendari berakhir ricuh. Ratusan pengunjuk rasa terlibat aksi saling dorong dan tendang dengan aparat kepolisian. Kericuhan itu terjadi lantaran Kepala PLN Kendari menolak berdialog dengan pengunjuk rasa.
Dalam orasinya, pengunjuk rasa menyatakan pemadaman listrik yang dilakukan PLN Kendari sangat merugikan masyarakat. Selain dilakukan tanpa adanya pemberitahuan terlibih dahulu, pemadaman itu juga terjadi hampir setiap hari. Parahnya lagi, dalam sehari terjadi tiga kali pemadaman listrik.
Situasi memanas saat pengunjuk rasa meminta Kepala PLN Kendari, Fauzi Aburusman, keluar dan berdialog. Namun permintaan itu ditolak. Akibatnya, pengunjuk rasa mencoba memaksa masuk ke kantor PLN Kendari tapi dihadang polisi.
Unjuk rasa memprotes pemadaan listrik di kantor PLN Kendari berakhir ricuh. Ratusan pengunjuk rasa terlibat aksi saling dorong dan tendang dengan aparat kepolisian. Kericuhan itu terjadi lantaran Kepala PLN Kendari menolak berdialog dengan pengunjuk rasa.
Dalam orasinya, pengunjuk rasa menyatakan pemadaman listrik yang dilakukan PLN Kendari sangat merugikan masyarakat. Selain dilakukan tanpa adanya pemberitahuan terlibih dahulu, pemadaman itu juga terjadi hampir setiap hari. Parahnya lagi, dalam sehari terjadi tiga kali pemadaman listrik.
Situasi memanas saat pengunjuk rasa meminta Kepala PLN Kendari, Fauzi Aburusman, keluar dan berdialog. Namun permintaan itu ditolak. Akibatnya, pengunjuk rasa mencoba memaksa masuk ke kantor PLN Kendari tapi dihadang polisi.
Caleg Demo Protes DPT
By Line : Dedy Kurniawan
Belasan Caleg yang berasal dari sejumlah Parpol di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berunjuk rasa di kantor KPU setempat memprotes dugaan terjadinya penggelembungan data jumlah wajib pilih tetap di daerah itu.
Sayangnya, tak satu pun anggita KPU Baubau yang bersedia menemui pengunjuk rasa. Akhirnya para Caleg ini hanya menggelar orasi di halaman kantor KPU. Dalam orasinya, para Caleg ini menuding KPU Baubau secara sengaja telah menggelembungakan data wajib pilih untuk memenangkan salah satu Parpol.
Ketua KPU Baubau, Ferry Soekmanto, membantah tegas tuduhan itu. Menurut dia, KPU Baubau bekerja sesuai prosedur dan hanya tunduk pada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara dan KPU Pusat.
Dugaan telah terjadinya penggelembungan DPT itu muncul menyusul hasil temuan Panwas yang menemukan adanya lebih dari 300 wajib pilih yang memiliki alamat domisili yang sama.
Belasan Caleg yang berasal dari sejumlah Parpol di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berunjuk rasa di kantor KPU setempat memprotes dugaan terjadinya penggelembungan data jumlah wajib pilih tetap di daerah itu.
Sayangnya, tak satu pun anggita KPU Baubau yang bersedia menemui pengunjuk rasa. Akhirnya para Caleg ini hanya menggelar orasi di halaman kantor KPU. Dalam orasinya, para Caleg ini menuding KPU Baubau secara sengaja telah menggelembungakan data wajib pilih untuk memenangkan salah satu Parpol.
Ketua KPU Baubau, Ferry Soekmanto, membantah tegas tuduhan itu. Menurut dia, KPU Baubau bekerja sesuai prosedur dan hanya tunduk pada KPU Provinsi Sulawesi Tenggara dan KPU Pusat.
Dugaan telah terjadinya penggelembungan DPT itu muncul menyusul hasil temuan Panwas yang menemukan adanya lebih dari 300 wajib pilih yang memiliki alamat domisili yang sama.
Demokrat Terancam Dipidanakan
By Line : Dedy Kurniawan
DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara terancam dipidanakan oleh Panwas KOta Kendari menyusul aksi bagi-bagi hadiah kepada ribuan simpatisannya pada kampanye putaran terakhirnya di lapangan eks MTQ siang tadi.
Pada kampanye tersebut, Partai Demokrat membagikan kupon door price kepada setiap simpatisannya yang datang menghadiri kampanye. Sebelum kampanye digelar, sejumlah orang mengumpulkan kupon-kupon tersebut.
Setiap pemilik kupon yang beruntung nomornya disebut akan mendapat hadiah. Jenis hadiah yang disiapkan Partai Demokrat juga tidak tanggung-tanggung. Mulai dari seterika hingga satu unit sepeda motor.
Partai Demokrat sendiri berkilah, hadiah itu merupakan bentuk ucapan terima kasih partai pendukung Presiden SBY tersebut kepada simpatisannya yang bersedia hadir di lokasi kampanye.
Namun ternyata, Panwas Kota Kendari punya pendapat lain. Bagi-bagi hadiah saat kampanye, kata Ketua Panwas Kendari, Joko Purnomo, tergolong perbuatan pidana karena merupakan praktek politik uang dan melanggar UU Pemilu. Dalam waktu, pihak Panwas Kendari akan memproses kasus itu hingga ke pengadilan.
DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara terancam dipidanakan oleh Panwas KOta Kendari menyusul aksi bagi-bagi hadiah kepada ribuan simpatisannya pada kampanye putaran terakhirnya di lapangan eks MTQ siang tadi.
Pada kampanye tersebut, Partai Demokrat membagikan kupon door price kepada setiap simpatisannya yang datang menghadiri kampanye. Sebelum kampanye digelar, sejumlah orang mengumpulkan kupon-kupon tersebut.
Setiap pemilik kupon yang beruntung nomornya disebut akan mendapat hadiah. Jenis hadiah yang disiapkan Partai Demokrat juga tidak tanggung-tanggung. Mulai dari seterika hingga satu unit sepeda motor.
Partai Demokrat sendiri berkilah, hadiah itu merupakan bentuk ucapan terima kasih partai pendukung Presiden SBY tersebut kepada simpatisannya yang bersedia hadir di lokasi kampanye.
Namun ternyata, Panwas Kota Kendari punya pendapat lain. Bagi-bagi hadiah saat kampanye, kata Ketua Panwas Kendari, Joko Purnomo, tergolong perbuatan pidana karena merupakan praktek politik uang dan melanggar UU Pemilu. Dalam waktu, pihak Panwas Kendari akan memproses kasus itu hingga ke pengadilan.
03 April 2009
Orang Gila Kacaukan Kampanye PKS
By Line : Dedy Kurniawan
Kampanye putaran terakhir Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kendari, Sulawesi Tenggara, sempat diwarnai insiden kehadiran seorang seorang perempuan yang diduga mengalami gangguan kejiwaan di atas panggung yang digunakan berkampanye oleh PKS.
Kehadiran perempuan yang tak diketahui identitasnya itu sempat membuat sejumlah Satgat PKS panik. Pasalnya, selain menolak turun dari panggung, perempuan itu juga menunjuk-nunjuk dan memaki hampir semua orang yang berada di atas panggung kampanye.
Aksi perempuan ini semakin heboh saat ia tiba-tiba berjoget di atas panggung di tengah-tengah puluhan Caleg PKS. Aksi perempuan ini baru berhenti saat sejumlah polisi menarik dan memaksanya turun dari panggung.
Kampanye putaran terakhir Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kendari, Sulawesi Tenggara, sempat diwarnai insiden kehadiran seorang seorang perempuan yang diduga mengalami gangguan kejiwaan di atas panggung yang digunakan berkampanye oleh PKS.
Kehadiran perempuan yang tak diketahui identitasnya itu sempat membuat sejumlah Satgat PKS panik. Pasalnya, selain menolak turun dari panggung, perempuan itu juga menunjuk-nunjuk dan memaki hampir semua orang yang berada di atas panggung kampanye.
Aksi perempuan ini semakin heboh saat ia tiba-tiba berjoget di atas panggung di tengah-tengah puluhan Caleg PKS. Aksi perempuan ini baru berhenti saat sejumlah polisi menarik dan memaksanya turun dari panggung.
02 April 2009
Kampanye Golkar di Baubau Berakhir Ricuh
By Line : Dedy Kurniawan
Pelaksanaan kampanye Partai Golkar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berakhir ricuh. Ratusan polisi terlibat bentrok dengn ribuan simpatisan Partai Golkar. Kericuhan dipicu sikap dua artis ibukota yakni Pinkan Mambo dan Dewi Persik yang ogah nyanyi gara-gara kualitas sound sistem yang digunakan tidak maksimal.
Belum habis satu lagu Pinkan Mambo menunjukkan kebolehannya bernyanyi dan berjoget, tiba-tiba peralatan sound sistem tidak berfungsi. Akibatnya, tak hanya Pinkan Mambo, Dewi Persik yang dijadwalkan akan membawakan tiga lagu juga batal menunjukkan kebolehannya.
Massa yang kecewa lalu mencoba memaksa mendekati bibir panggung. namun mereka dihadang ratusan aparat polisi. Tiba-tiba sejumlah simpatisan Partai Golkar yang berada di barisan belakang melempari polisi dengan gelas plastik berisi air minum kemasan.
Akibatnya, bentrokan tak bisa dihindari. Polisi dan massa simpatisan Partai Golkar terlibat saling pukul dan tendang. Aparat polisi juga sempat terlibat kejar-kejaran dengan sejumlah simpatisan Golkar yang diduga memprovokasi untuk melakukan pelemparan.
Pelaksanaan kampanye Partai Golkar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, berakhir ricuh. Ratusan polisi terlibat bentrok dengn ribuan simpatisan Partai Golkar. Kericuhan dipicu sikap dua artis ibukota yakni Pinkan Mambo dan Dewi Persik yang ogah nyanyi gara-gara kualitas sound sistem yang digunakan tidak maksimal.
Belum habis satu lagu Pinkan Mambo menunjukkan kebolehannya bernyanyi dan berjoget, tiba-tiba peralatan sound sistem tidak berfungsi. Akibatnya, tak hanya Pinkan Mambo, Dewi Persik yang dijadwalkan akan membawakan tiga lagu juga batal menunjukkan kebolehannya.
Massa yang kecewa lalu mencoba memaksa mendekati bibir panggung. namun mereka dihadang ratusan aparat polisi. Tiba-tiba sejumlah simpatisan Partai Golkar yang berada di barisan belakang melempari polisi dengan gelas plastik berisi air minum kemasan.
Akibatnya, bentrokan tak bisa dihindari. Polisi dan massa simpatisan Partai Golkar terlibat saling pukul dan tendang. Aparat polisi juga sempat terlibat kejar-kejaran dengan sejumlah simpatisan Golkar yang diduga memprovokasi untuk melakukan pelemparan.
01 April 2009
Telepon Neraka Tarif Lokal
Pada suatu pertemuan di Washington seorang pejabat Indonesia bertemu dengan pengusaha raksasa produsen telpon genggam. Cerita punya cerita sang produsen menawarkan produknya, sebuah HandPhone GSM yang bisa digunakan menghubungi kemana saja termasuk ke surga dan neraka.
Pejabat tersebut akhirnya mencoba menghubungi istrinya yang pertama yang telah meninggal akibat stroke setelah salah makanan....termasuk makan uang hasil korupsi sang suami.
Sang pejabat tersebut bertanya pada si Amerika ini, tentang berapa harus membayar untuk pembicaraan 3 menit tadi. Teryata mahal juga, sang pejabat harus membayar US$200. wah mahal juga tapi tak apalah ...
Akhirnya Sang Pejabat tertarik membeli HP sejenis dan membawanya pulang ke Indonesia. Sampai di Indonesia dia menghubungi sang istrinya yang sudah meninggal tadi. Setelah berbicara hampir 1 jam dicek bahwa pembicaraan itu hanya menghabiskan US$10. Langsung dia menghubungi Si Amerika tadi: "Hai yang bener aja kemarin di Amerika saya pakai cuma tiga menit harus bayar US$200, mahal bener barusan di sini saya coba pakai 1 jam cuma US$10."
Si Amerika dengan santainya menjawab, "Ya tentu saja...Indonesia khan dekat dengan neraka, tarifnya mungkin lokal"
Pejabat tersebut akhirnya mencoba menghubungi istrinya yang pertama yang telah meninggal akibat stroke setelah salah makanan....termasuk makan uang hasil korupsi sang suami.
Sang pejabat tersebut bertanya pada si Amerika ini, tentang berapa harus membayar untuk pembicaraan 3 menit tadi. Teryata mahal juga, sang pejabat harus membayar US$200. wah mahal juga tapi tak apalah ...
Akhirnya Sang Pejabat tertarik membeli HP sejenis dan membawanya pulang ke Indonesia. Sampai di Indonesia dia menghubungi sang istrinya yang sudah meninggal tadi. Setelah berbicara hampir 1 jam dicek bahwa pembicaraan itu hanya menghabiskan US$10. Langsung dia menghubungi Si Amerika tadi: "Hai yang bener aja kemarin di Amerika saya pakai cuma tiga menit harus bayar US$200, mahal bener barusan di sini saya coba pakai 1 jam cuma US$10."
Si Amerika dengan santainya menjawab, "Ya tentu saja...Indonesia khan dekat dengan neraka, tarifnya mungkin lokal"
Janji Politik Golkar
By Line : Dedy Kurniawan
Dalam kampanye putaran terakhirnya di Kendari, Sulawesi Tenggara, Partai Golkar berjanji akan meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia jika berhasil menjadi pemenang pada Pemilu legislatif dan presiden mendatang.
Saat memberikan orasi politiknya, Ketua DPP Partai Golkar, Agung Laksono yang bertindak selaku juru kampanye nasional menyatakan, bila Golkar menjadi pemenang, akan mempercepat pembangunan di segala bidang. Untuk mencapai hal itu, langkah pertama yang dilakukan partai Beringin adalah mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia.
Dalam kampanye putaran terakhirnya di Kendari, Sulawesi Tenggara, Partai Golkar berjanji akan meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia jika berhasil menjadi pemenang pada Pemilu legislatif dan presiden mendatang.
Saat memberikan orasi politiknya, Ketua DPP Partai Golkar, Agung Laksono yang bertindak selaku juru kampanye nasional menyatakan, bila Golkar menjadi pemenang, akan mempercepat pembangunan di segala bidang. Untuk mencapai hal itu, langkah pertama yang dilakukan partai Beringin adalah mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia.
Ratusan Nelayan Terancam Gagal Ikut Pemilu
By Line : Dedy Kurniawan
Ratusan nelayan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terancam gagal ikut memilih pada Pemilu tanggal 9 April mendatang. Pasalnya, hingga kini mereka tak mengetahui tata cara mencontreng yang benar. Selain itu, mereka juga belum tahu apakah dirinya masuk terdaftar sebagai wajib pilih atau tidak.
Dari keterangan sejumlah nelayan di sekitar dermaga tempat pelelangan ikan (TPI) Kendari, hampir semuanya mengaku tidak mengetahui secara persis bagaimana cara mencontreng pada Pemilu nanti. Alasannya, hingga kini mereka tak pernah mendapat penjelasan dari pihak KPU selaku penyelenggara Pemilu.
Ratusan nelayan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terancam gagal ikut memilih pada Pemilu tanggal 9 April mendatang. Pasalnya, hingga kini mereka tak mengetahui tata cara mencontreng yang benar. Selain itu, mereka juga belum tahu apakah dirinya masuk terdaftar sebagai wajib pilih atau tidak.
Dari keterangan sejumlah nelayan di sekitar dermaga tempat pelelangan ikan (TPI) Kendari, hampir semuanya mengaku tidak mengetahui secara persis bagaimana cara mencontreng pada Pemilu nanti. Alasannya, hingga kini mereka tak pernah mendapat penjelasan dari pihak KPU selaku penyelenggara Pemilu.
Kampanye Parpol, Angkot dan Kapal Penumpang Dapat Untung
By Line : Dedy Kurniawan
Maraknya kampanye Partai politik menjelang pelaksanaan Pemilu ternyata membawa berkah tersendiri bagi para sopir angkot dan kapal penumpang tradisional antar pulau di Kendari, Sulawesi Tenggara. Para sopir angkot dan pemilik kapal mengaku, gara-gara kampanye Parpol tersebut, penghasilan mereka cukup meningkat ketimbang hari-hari biasa.
Sejumlah sopir angkot mengaku, pada hari-hari biasa mereka biasanya mendapat penghasilan antara Rp 70 hingga Rp 80 ribu. Namun, sejak kampanye Parpol digelar, para sopir ini bisa mendapat penghasilan bersih hingga Rp 100 ribu hanya dalam tempo setengah hari.
Hal sama juga dialamai sejumlah pemilik kapal penumpang tradisional antar pulau yang biasa berlabuh di pelabuhan Kendari. Biasanya, dalam sehari pemasukan mereka berkisar antara Rp 300 hingga Rp 400 ribu. Namun sejak kampanye Parpol digelar, penghasilan mereka meningkat hingga Rp 700 ribu.
Maraknya kampanye Partai politik menjelang pelaksanaan Pemilu ternyata membawa berkah tersendiri bagi para sopir angkot dan kapal penumpang tradisional antar pulau di Kendari, Sulawesi Tenggara. Para sopir angkot dan pemilik kapal mengaku, gara-gara kampanye Parpol tersebut, penghasilan mereka cukup meningkat ketimbang hari-hari biasa.
Sejumlah sopir angkot mengaku, pada hari-hari biasa mereka biasanya mendapat penghasilan antara Rp 70 hingga Rp 80 ribu. Namun, sejak kampanye Parpol digelar, para sopir ini bisa mendapat penghasilan bersih hingga Rp 100 ribu hanya dalam tempo setengah hari.
Hal sama juga dialamai sejumlah pemilik kapal penumpang tradisional antar pulau yang biasa berlabuh di pelabuhan Kendari. Biasanya, dalam sehari pemasukan mereka berkisar antara Rp 300 hingga Rp 400 ribu. Namun sejak kampanye Parpol digelar, penghasilan mereka meningkat hingga Rp 700 ribu.
Ketua PAN Buton Bagi-bagi Duit
By Line : Dedy Kurniawan
Pelaksanaan kampanye Partai Amanat Nasional di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, diwarnai praktek politik uang. Ketua DPD PAN Kabupaten Buton, Umar Samiun, secara terang-terangan melemparkan setumpuk lembaran uang ke arah ratusan simpatisan partai berlambang Matahari tersebut yang menghadiri kampanye terbuka di Kecamatan Mawasangka.
Aksi membagi-bagikan duit itu dilakukan Umar Samiun usai memberikan orasi politiknya. Hanya dalam tempo sekejab, setumpuk lembaran uang pecahan Rp 10 ribu habis ia lempar-lemparkan ke arah ratusan simpatisan PAN.
Tentu saja, aksi bagi-bagi duit itu membuat ratusan simpatisan PAN histeris. di bawha panggung kampanye, mereka berebutan meraih lembaran-lembaran uang yang dilemparkan Umar Samiun. Bahkan ada beberapa simpatisan yang nekat naik ke panggung.
Sayangnya, aksi ini ternyata tidak mendapat teguran baik dari pihak KPU dan Panwaslu. Saat dikonfirmasi, mereka menolak berkomentar.
Pelaksanaan kampanye Partai Amanat Nasional di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, diwarnai praktek politik uang. Ketua DPD PAN Kabupaten Buton, Umar Samiun, secara terang-terangan melemparkan setumpuk lembaran uang ke arah ratusan simpatisan partai berlambang Matahari tersebut yang menghadiri kampanye terbuka di Kecamatan Mawasangka.
Aksi membagi-bagikan duit itu dilakukan Umar Samiun usai memberikan orasi politiknya. Hanya dalam tempo sekejab, setumpuk lembaran uang pecahan Rp 10 ribu habis ia lempar-lemparkan ke arah ratusan simpatisan PAN.
Tentu saja, aksi bagi-bagi duit itu membuat ratusan simpatisan PAN histeris. di bawha panggung kampanye, mereka berebutan meraih lembaran-lembaran uang yang dilemparkan Umar Samiun. Bahkan ada beberapa simpatisan yang nekat naik ke panggung.
Sayangnya, aksi ini ternyata tidak mendapat teguran baik dari pihak KPU dan Panwaslu. Saat dikonfirmasi, mereka menolak berkomentar.
Langganan:
Postingan (Atom)