27 Mei 2009

Warga Hongkong Jadi Korban Perampokan


By Line: dedy kurniawan ---

Seorang warga Hongkong menjadi korban perampokan orang tak dikenal. Peristiwa perampokan itu terjadi saat korban masuk ke salah satu bank milik pemerintah untuk mengambil lembaran slip pengiriman uang. Ketika kembali ke mobilnya yang diparkir di halaman bank, korban terkejut melihat kaca mobilnya pecah dan bungkusan berisi uang sebanyak 300 juta rupiah yang ia taruh di jok depan mobilnya telah raib.

Apes benar nsib Cheung Yau, pengusaha perikanan asal Hongkong ini tak menyangka uang ratusan juta yang hendak ia kirim ke mitra bisnisnya lenyap tak berbekas digasak rampok.

Menurut Cheung Yau, ia datang ke Bank Mandiri Cabang Kendari dengan tujuan mengirim uang kepada mitra bisnisnya. Karena jam pelayanan bank sudah selesai, Cheung Yau hanya mengambil lembaran slip pengiriman uang. Rencananya, besok uang itu baru ia kirim.

Namun saat kembali ke mobilnya yang ia parkir di halaman bank, Cheung Yau kaget. Kaca depan sebelah kiri mobinya sudah pecah berantakan. Cheung Yau langsung lemas saat melihat bungkusan berisi uang sebanyak 300 juta rupiah yang ia taruh di jok depan mobilnya sudah lenyap.

26 Mei 2009

Eks Pengungsi Timor Timur Protes Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara


By line: dedy kurniawan ---

Ratusan warga mantan pengungsi asal Timor Timur berdemonstrasi di kantor Gubernur dan Dinas Sosial Sulawesi Tenggara. Pengunjuk rasa memaksa ingin bertemu dengan gubernur dan kepala dinas sosial. Namun gagal karena dihadang aparat polisi pamong praja.

Menggunakan sejumlah sepeda motor dan mobil, ratusan warga bekas pengungsi Timor Timur yang kini sudah bermukim di sejumlah kabupaten di Sulawesi Tenggara, langsung menggelar orasi setibanya di kantor gubernur.

Dalam orasinya, demonstran menuduh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah memanipulasi data jumlah pengungsi asal Timor Timur di Sulawesi Tenggara.

Menurut demonstran, sesuai hasil pendataan yang dilakukan Pemerintah Kota Baubau, Pemerintah Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Bombana, total jumlah warga bekas pengungsi asal Timor Timur yang bermukim di empat daerah itu sebanyak 7.372 kepala keluarga.

Namun saat data tersebut dikirim ke Departemen Dalam Negeri dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Sosial di Jakarta, pihak dinas sosial dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengubahnya menjadi hanya 6.087 kepala keluarga. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya demonstrasi tersebut.

Demo Korupsi Berakhir Bentrok

Byline : dedy kurniawan ---

Demonstrasi di Kantor Wilayah Departemen Agama dan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara berakhir dengan bentrok.
Puluhan demonstran yang menuntut pengusutan kasus dugaan korupsi dana penyelenggaraan haji tahun 2008, terlibat bentrok dengan petugas satpam di Kantor Wilayah Departemen Agama dan polisi serta staf kejaksaan di kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara.

Awalnya, demonstrasi puluhan massa yang datang ke Kantor Wilayah Departemen Agama Sulawesi Tenggara sambil membawa keranda mayat berlangsung tertib.


Suasana mulai memanas saat pengunjuk rasa memaksa masuk untuk bertemu dengan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sulawesi Tenggara, Abdul Muis, namun dihalangi petugas Satpam dan sejumlah staf kantor tersebut. Akibatnya, aksi saling dorong dan tendang tak bisa dihindari.

Gagal bertemu Kepala Kantor Wilayah Departeen Agama, demonstran kemudian menuju ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara. Di tempat ini, bentrokan kembali terjadi.

25 Mei 2009

Demo Tuntut Bupati Mundur

By Line : dedy kurniawan ----

Unjuk rasa ratusan warga menuntut pengunduran diri Penjabat Sementara Bupati Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, berakhir bentrok. Pengunjuk rasa berusaha menerobos kantor bupati dan mendobrak barikade pengamanan polisi menggunakan mobil truk.

Ratusan warga dari Kecamatan Asera Dan Lasolo, selasa pagi (26/5) mendatangi kantor Bupati Konawe Utara. Mereka menggelar unjuk rasa menolak kepemimpinan Hery Hermansah Silondae selaku penjabat sementara atau PJS Bupati Konawe Utara periode 2008-2009.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa menuduh Hery Hermansah Silondae selaku PJS Bupati Konawe Utara praktek kolusi dan nepotisme karena sebagian besar pejabat yang diangkatnya merupakan kerabatnya sendiri. Selain itu, pengunjuk rasa juga mempersoalkan pengangkatan PJS Bupati yang dianggap tidak prosedural dengan tidak mempertimbangkan usulan Badan Pertimbangan Jabatan dan Pangkat (BAPERJAKAT).

21 Mei 2009

Hujan Tangis Sambut Jenazah Korban Pesawat Hercules

By Line: dedy kurniawan ---

Kedatangan jenazah Karwati, salah satu korban jatuhnya pesawat Hercules di Magetan, Jawa Timur, di bandara Wolter Monginsidi Kendari, Sulawesi Tenggara, disambut hujan tangis anak, suami dan kerabat korban.

Rasa duka mendalam nampak jelas terlihat saat seluruh anak dan suami korban memeluk peti jenazah setibanya di rumah duka.

Mendung hitam menggelayut menyambut kedatangan pesawat Hercules TNI AU dengan nomor penerbangan Alfa 1312, yang membawa jenazah Karwati, 61 tahun. Saat jenazah hendak dikeluarkan dari kabin pesawat, sejumlah anak korban terlihat saling berpelukan sambil menangis.

Menggunakan mobil ambulance, jenazah korban lalu dibawa ke rumah duka di desa Amoito, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan.

20 Mei 2009

Sidang Jarak Jauh Sengketa Pemilu

By Line: dedy kurniawan ---

Sidang sengketa Pemilu Calon Legislatif 2009 di Kendari, Sulawesi Tenggara, digelar dengan cara telekonference antara penggugat dan para saksi di Kendari dengan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi di Jakarta.

Sidang dengan cara teleconference di gedung Fakultas Hukum, Universitas Haluoleo, Kota Kendari, terpaksa dilakukan akibat mepetnya waktu. Pasalnya, pihak Mahkamah Konstitusi hanya diberikan waktu selama 30 hari untuk menyelesaikan seluruh kasus gugatan sengketa pemilu di Indonesia.
Khusus di Sulawesi Tenggara, ada delapan kasus gugatan sengketa pemilu yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi.

Dalam sidang yang berlangsung pada Rabu siang (20/05) tadi, Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Mahfud MD, menyidangkan gugatan yang diajukan Kamaruddin, seorang calon anggota DPD asal Sulawesi Tenggara, yang merasa perolehan suaranya dikurangi oleh pihak KPU selaku penyelenggara pemilu.

14 Mei 2009

Demonstrasi Korupsi Berakhir Bentrok

By Line : Dedy Kurniawan ---

Demonstrasi menuntut penyidikan kasus dugaan korupsi di kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, berakhir ricuh. Puluhan demonstran terlibat bentrok dengan staf kantor kejaksaan.

Bentrok terjadi akibat demonstran memaksa masuk ke kantor kejaksaan. Namun upaya itu dihadang sejumlah polisi dan staf kantor kejaksaan. Akibatnya, aksi saling dorong dan tendang tak bisa dihindari.

Dalam aksinya tersebut, demonstran mempertanyakan proses penyidikan dugaan korupsi dana tanggap darurat bencana tahun anggaran 2008 di Kabupaten Konawe Utara sebesar Rp. 1,5 miliar rupiah dan dana penyelenggaraan haji pada Kantor Wilayah Departemen Agama Sulawesi Tenggara sebesar Rp. 1,4 miliar.

Menurut demonstran, penyidikan kasus tersebut hingga kini tak jelas prosesnya. Padahal, mereka sudah memberikan sejumlah data terkait kedua kasus korupsi tersebut.

12 Mei 2009

Terdesak Ekonomi, Janda Nekat Curi HP

By Line : Dedy Kurniawan ---

Seorang ibu rumah tangga nekat mencuri handphone di sejumlah gerai yang ada di kawasan pertokoan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Perbuatan itu terpaksa ia lakukan karena terdesak kebutuhan ekonomi untuk menghidupi ketiga anaknya yang masih kecil.

Wati, 33 tahun, hanya bisa menangis dan menutupi wajahnya saat sejumlah polisi berpakaian preman datang dan menggeledah rumahnya.

Perempuan yang sudah setahun menjanda itu tak bisa mengelak saat polisi menemukan satu unit telepon seluler yang diduga hasil curian, di dalam tasnya. Sambil terus menutupi wajahnya, Wati kemudian digiring ke kantor polisi.

Dari hasil pemeriksaan polisi, tersangka Wati sudah tiga kali terlibat pencurian di sejumlah gerai telepon seluler di kawasan pertokoan. Setiap kali beraksi, tersangka kerap berganti-ganti penampilan untuk mengelabui korbannya.

Kebelet Beli Motor, Nekat Jual Ganja

By Line : Dedy Kurniawan ---

Kebelet ingin memiliki sepeda motor, dua orang pemuda nekat menjual ganja. Namun rupanya mereka ketagihan. Pasalnya, meski sudah berhasil membeli motor aktifitas menjual ganja masih mereka teruskan. Aksi kedua pemuda pengangguran itu baru berhenti setelah polisi menangkapnya.

Tri Sutrisno hanya bisa tertunduk lesu. Sambil menutupi wajahnya menghindari sorotan lensa kamera, warga jalan Wayong, Kecamatan Kadia, Kota Kendari itu kini hanya bisa pasrah dan menyesali perbuatannya.


Bersama seorang rekannya, Tri Sutrisno ditangkap polisi lantaran kedapatan menyimpan dan mengedarkan ganja.
Saat ditangkap di rumahnya, polisi menemukan 25 paket ganja yang baru saja selesai dikemas dan siap diedarkan.

Dari hasil pemeriksaan awal, tersangka mengaku paket ganja kering itu merupakan kiriman seorang rekannya di Makassar, Sulawesi Selatan.
Tersangka mengaku, setiap paket kecil ganja kering ia jual seharga 50 ribu rupiah.

Tanahnya Diambil Perusahaan Tambang, Warga Ngadu ke DPRD

By Line : Dedy Kurniawan ----

Puluhan warga siang tadi mendatangi DPRD Sulawesi Tenggara mengadukan status tanah mereka yang diambil sebuah perusahaan tambang nikel tanpa diberikan ganti rugi.
Tak hanya itu, seluruh tanaman di kebun warga juga dirusak oleh perusahaan tambang tersebut. Celakanya lagi, warga tak berani protes karena mereka kerap mendapat ancaman.

Dalam unjuk rasa itu, puluhan warga Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan ini mengungkapkan, sejak tahun 2007 PT Integra Mining, sebuah perusahaan tambang nikel, masuk dan mengelola tambang di daerah itu.

Masalahnya, lahan seluas kurang lebih 34 hektar yang dikelola oleh PT Integra Mining ini merupakan lahan kebun dan pekarangan milik warga. Akibatnya, selain kehilangan mata pencarian, warga setempat juga terancam kehilangan tempat tinggal.
Parahnya lagi, PT Integra Mining tak mau memberikan ganti rugi kepada warga selaku pemilik lahan dengan alasan sudah memberikan sejumlah uang kepada Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan.

Warga sendiri mengaku tak berani mengajukan protes atau meminta ganti rugi. Pasalnya mereka kerap mendapat ancaman atau teror dari pihak-pihak yang mengaku bekerja di PT Integra Mining

Warga mengatakan, posisi mereka semakin terancam karena pihak Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan sendiri terkesan lepas tangan dan tak mau membantu warganya.
Padahal, PT Integra Mining beroperasi di daerah itu atas ijin dari pemerintah setempat

Pihak DPRD Sulawesi Tenggara menyatakan, dalam waktu dekat mereka akan segera turun lapangan sekaligus memanggil pimpinan PT Integra Mining untuk dimintai keterangan terkait pengaduan warga.

11 Mei 2009

Penyelenggaraan WOC and CTI Rugikan Nelayan

Penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangel Initiative (CTI) di Manado, Sulawesi Utara, 11-15 Mei 2009 adalah peristiwa bersejarah yang diharapkan memberikan solusi terbaik bagi pengurangan dampak perubahan iklim, khususnya bagi nelayan tradisional dan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Ironisnya, disamping perkara-perkara mendasar luput dari agenda utama konferensi internasional tersebut. Kami menyampaikan keprihatinan dan protes, karena Konferensi Dunia ini sejak awal telah berupaya membungkam suara-suara nelayan dan masyarakat sipil. Kami mempertanyakan keberadaan Konferensi Kelautan Dunia ini akan mampu menjawab masalah dampak perubahan iklim.

Sejak Jum’at, 9 April 2009, aparat pemerintah dan keamanan Sulawesi Utara telah melakukan sejumlah pelarangan sepihak terhadap persiapan pertemuan Aliansi Manado. Aparat juga menekan pemilik lokasi, dimana Aliansi Manado akan menyelenggarakan pertemuan, dan akhirnya secara sepihak pula membatalkan penggunaan lokasi tersebut. Aliansi Manado merupakan Aliansi organisasi nelayan  dan masyarakat sipil lokal, nasional dan internasional yang bertujuan memberi informasi aktual seputar masalah-masalah nelayan dan kelautan, pentingnya kelestarian ekosistem laut serta solidaritas dan hak-hak nelayan.

Tak hanya itu, aparat keamanan melakukan intimidasi dengan mendatangi kelompok-kelompok Nelayan dengan mengajukan berbagai pertanyaan, yang membingungkan dan tidak mendasar. Aparat keamanan juga datang di penginapan peserta Aliansi Manado, serta melakukan kegiatan yang membuat peserta merasa tidak nyaman dan memasuki telah memasuki wilayah-wilayah privasi para peserta. Mulai mengambil gambar peserta, mengajukan pertayaan-pertanyaan hingga memaksa mendapatkan dokumen dan daftar anggota dan peserta kegiatan Aliansi Manado.

Aparat pemerintah dan keamanan juga melakukan tekanan terhadap pemilik tanah tempat penyelenggaraan Forum Kelautan dan Keadilan Perikanan berlangsung. Bahkan pemilik hotel Kolongan Beach, yang membuat pertemuan-pertemuan Aliansi Manado tak bisa berjalan sesuai rencana.
 
Di Teluk Manado para nelayan juga mengeluhkan penyelenggaraan WOC-CTI yang membatasi gerak mereka melaut. Sejak dua hari sebelum penyelenggaraan WOC-CTI, nelayan telah mendapatkan himbauan untuk tidak melaut, bahkan ada upaya sweeping  terhadap nelayan-nelayan di wilayah Teluk Manado tersebut.
 
Kami menuntut pemerintah RI dan kepanitian WOC–CTI untuk segera menghentikan upaya-upaya menghambat, menghalangi dan mengintimidasi anggota Aliansi Manado dan nelayan-nelayan di Sulawesi Utara umumnya. Kami berpendapat bahwa upaya-upaya yang ditempuh aparat keamanan maupun pemerintah  telah mencederai krebidilitas WOC-CTI sebagai Forum Internasional yang partisipatif dan transparan. Dan  Kami mendesak dipenuhinya hak kebebasan untuk berkumpul dan berpendapat dalam menyuarakan kepentingan masyarakat sipil terutama kelompok nelayan!
 
Hormat Kami,

1. Berry Nahdian Furqan, Direktur Eksekutif WALHI/ FoE Indonesia, Jakarta
2. Siti Maemunah, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) – Jakarta
3. Riza Damanik, Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA) – Jakarta
4. Rignolda Jamaludin, Perkumpulan KELOLA, Manado Sulawesi Utara
5. Yul Takaliwang, Yayasan Suara Nurani (YSN), Manado Sulut
6. Revaldi Koleangan, Aliansi Masyarakat menolak Limbah Tambang (AMMALTA), Manado
7. Yahya La Ode, Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Utara, Manado Sulawesi Utara
8. Chalid Muhammad, Institut Hijau Indonesia – Jakarta
9. Deddy Ramanta, Komite Persiapan Organisasi Nelayan Nasional Indonesia (KPNNI)
10.Ruddy Handiko, Solidaritas Nelayan Arakan (SINAR) – Sulawesi Utara
11.M. Karim (PKP2M)
12.Pepe (Southeast Asia Fish for Justice, SEAFish)

10 Mei 2009

14 Warga Asing Ditangkap

By Line Dedy Kurniawan --- Aparat kepolisian di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, kembali menangkap belasan warga asing asal Afghanistan dan Pakistan. Seluruh warga asing itu ditangkap di sebuah rumah warga yang mereka kontrak di jalan Betoambari, Lorong Hoga, Kota Baubau.

Selain diduga menggunakan dokumen keimigrasian palsu, dari hasil pemeriksaan polisi, empat warga diantaranya bahkan tak memiliki paspor.

Seluruh warga asing itu masing-masing 13 berasal dari Afghanistan dan satu orang dari Pakistan. Saat ini, warga asing yang seluruhnya lalki-laki dewasa itu diinapkan di aula salah satu hotel yang ada di Kota Baubau, sambil menunggu proses pemeriksaan mereka selesai.

Soal penempatan warga asing tersebut di hotel, pihak kepolisian enggan berkomentar. Kepala Kepolisian Kota Baubau, AKBP Jafri Edy, menolak memberikan keterangan kepada wartawan. Ia juga juga menolak menjelaskan alasan polisi melakukan penangkapan.

Sebelumnya, pada awal Maret lalu, kepolisian di Baubau menangkap 40 orang warga asal Afghanistan di dermaga pelabuhan murhum saat sedang bersiap berlayar menuju ke Australia.

09 Mei 2009

Ketua PAN Dipenjara, Pendukungnya Ngamuk

By Line: Dedy Kurniawan ---

Belasan massa pendukung Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Buton mengamuk di jalan raya menyusul keputusan Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara yang menolak pengajuan banding Ketua PAN Kabupaten Buton, Umar Samiun, atas vonis enam bulan penjara yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Baubau.

Pekan lalu, Umar Samiun dijatuhi vonis enam bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Baubau karena terbukti membagi-bagikan uang kepada warga saat menggelar kampanye pada pemilu legislatif lalu.

Atas vonis tersebut, Umar Samiun yang juga menjabat selaku Ketua DPRD Buton, langsung mengajukan banding namun ditolak oleh Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara.

Penolakan tersebut langsung memicu kemarahan belasan pendukung Umar Samiun. Mereka lalu mengamuk dengan cara membanting sejumlah kursi dan aksi bakar ban. Para pendukung Ketua PAN Buton ini juga meletakkan sejumlah batu besar di jalan raya. Akibatnya tak satu pun kendaraan yang berani melintas di sekitar lokasi kejadian.

Para pendukung Ketua PAN Buton ini menuntut pimpinan mereka dibebaskan dari hukuman. Mereka mengancam, jika pimpinan mereka tetap dipenjara, kekacauan akan terjadi di Kabupaten Buton dan Kota Baubau.

05 Mei 2009

Istri Korban Pembunuhan Ngamuk di Pengadilan

By Line : Dedy Kurniawan

Sidang kasus pembunuhan di Pengadilan Negeri Kolaka, Sulawesi Tenggara, berakhir ricuh. Usai sidang, istri korban pembunuhan mengamuk hingga di luar ruang sidang karena tak menerima vonis majelis hakim yang dianggapnya ringan. Sejumlah aparat polisi dan kerabat korban bahkan sempat kewalahan menenangkan istri korban.

Suriani, 29 tahun, tak dapat menahan kemarahannya. Ia sangat kecewa dengan putusan majelis hakim yang hanya menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada pembunuh suaminya.Sambil berteriak-teriak menyebut Hasan, nama terdakwa pembunuh suaminya, Suriani terus meronta. Ibu satu anak itu bersikeras berdiri di depan mobil tahanan milik kejaksaan yang akan ditumpangi Hasan menuju ke lembaga pemasyarakatan kolaka untuk menjalani hukumannya. Meski sempat berhasil ditenangkan, namun amukan Suriani tak berhenti. Walau kedua tangannya dipegangi sejumlah kerabatnya, ia terus meronta dan berteriak-teriak menyebut nama Hasan, pembunuh suaminya.

Peristiwa pembunuhan itu sendiri terjadi pada tanggal 7 Januari 2009 lalu. Saat itu, terdakwa Hasan usai berpesta minuman keras tanpa sebab langsung mengamuk sambil mencabut sebilah badik.

Korban Yusuf, suami Suriani, yang kebetulan sedang berjalan bersama empat orang rekannya usai bekerja di kebun mereka, langsung ditikam Hasan sebanyak dua kali. Akibatnya korban tewas setelah sebelumnya sempat sehari dirawat di rumah sakit.

Jangan Beli Selagi Lapar

By Line : ZATNI ARBI (Pengamat Teknologi Informasi)

Jadi, rupanya laci meja kerja Anda penuh dengan gadget. Ada beberapa pemutar MP3. Ada PDA yang baterainya sudah lama tidak bisa di-”recharge” lagi, ada beberapa kamera digital beresolusi 1 dan 2 megapiksel dengan aksesoris lengkap. Ada alat perekam digital yang menggunakan MiniDisc. Ada keyboard untuk PDA yang sudah lama pensiun itu. Ada entah apa lagi Menurut pengakuan Anda, rata-rata 60% dari uang saku Anda setiap bulan habis untuk membeli gadget baru. Ketika proyektor digital model baru diluncurkan, Anda langsung membelinya. Mengapa tidak? Anda punya seribu alasan untuk berinvestasi. Antara lain, untuk menunjang produktivitas. Anda membutuhkan proyektor untuk memberikan pelatihan, kata Anda. Padahal, sebenarnya Anda hanya memberikan pelatihan sekali dalam tiga bulan. Itupun hanya untuk beberapa jam Selebihnya, proyektor dipakai untuk memutar film DVD. Anda lalu meyakinkan diri bahwa Anda membutuhkan smartphone yang terbaru dengan fitur push e-mail, padahal inbox Anda lebih banyak dipadati oleh junk e-mail. Anda rupanya tidak bisa menahan nafsu setiap kali melihat produk baru. Begitu ada ada yang anyar, ingin langsung memilikinya.

Akibatnya, meski digelari ”gadget freak” oleh teman sekantor, tabungan Anda di bank selalu kosong. Jangan malu. Anda tidak sendirian. Dulu saya juga seperti itu. Dan banyak lagi pria lain yang seperti kita. Kalau kita tidak bisa mengerem, mungkin malah seluruh penghasilan bisa habis untuk elektronika, terutama peralatan digital. Komputer baru, peripheral baru, peranti lunak baru layanan-layanan baru seperti mobile TV dan traffi c report. Kita selalu punya alasan untuk menikmatinya.

Di pesta ataupun di restoran buffet, pernahkah Anda mengambil begitu banyak makanan sehingga Anda tidak sanggup menghabiskannya? Makanan jadi terbuang. Padahal, nenek kita dulu selalu mengingatkan bahwa membuang makanan adalah dosa. Mubazir.

Namun, bagaimana lagi? Anda mengambil makanan itu pada saat sedang lapar. Sebuah artikel menarik di Harvard Business Review edisi September 2007 punya tip yang menarik. ”Don’t shop when you’re hungry,” katanya.

Awalnya nasihat ini ditujukan kepada mereka yang berbelanja di supermarket, tapi sebenarnya berlaku universal. Artikel di HBR ini, misalnya, tidak berbicara soal mengambil makanan di restoran ”makan sepuasnya,” belanja di supermarket, ataupun membeli gadget ketika jalan-jalan di pusatpusat penjualan elektronika.Artikel yang berjudul ”Rules to Acquire By” dan ditulis Bruce Nolop, intinya berbicara tentang pengalaman perusahaannya dalam mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain untuk mencapai sasaran strategisnya. Tetap saja ada persamaan antara akuisisi perusahaan dengan belanja gadget. Keduanya ternyata boleh jadi dilakukan secara impulsif. Namanya juga sudah jatuh cinta. Perusahaan yang hendak diakuisisi tampak begitu menjanjikan. Demikian pula gadget yang terpajang di etalase itu kelihatan begitu ”cool”.

Di tahun 2004, Clerical Medical (www.clericalmedical. co.uk) di Inggris melakukan polling online. Hasilnya cukup di luar dugaan. 62% responden pria mengaku berbohong pada pasangan mereka mengenai belanja impulsif yang mereka lakukan. Dan, apa lagi yang mereka beli kalau bukan peralatan elektronis?

Kendalikan Selera
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol nafsu belanja gadget. Pertama, bertanyalah dengan jujur pada diri Anda apakah peralatan yang sudah dimiliki benarbenar tidak dapat digunakan lagi? Tip kedua, jadwalkan belanja gadget Anda.

Ponsel model baru muncul hampir setiap minggu. Kalau Anda tidak termasuk daftar incaran KPK, tentu tidak akan membeli ponsel baru setiap kali model baru diluncurkan. Anda akan lebih mampu mengendalikan belanja gadget kalau berdisiplin memberi waktu dua tahun sebelum menggantinya dengan yang baru, misalnya.

Penjual gadget biasanya membujuk Anda untuk sekalian membeli aksesoris. Pancingannya adalah potongan harga khusus atau cerita tentang stok yang sangat terbatas. Situs web dan majalah seperti PC Media yang sedang Anda baca ini juga bisa membantu. Sebelum belanja gadget baru, bacalah dulu berbagai ulasan mengenai keunggulan dan kelemahan gadget yang tengah menggoda Anda itu. Siapa tahu hanya cantik di luar. Dan jangan lupa, kegembiraan kita dengan gadget baru biasanya hanya berusia dua hari sampai seminggu Setelah itu, usang karena Anda tidak merasa lapar lagi. Oleh karena itu, memang benarlah kata mereka: “Jangan belanja ketika sedang lapar.”