10 November 2009

Cinta di Tengah Gejolak Revolusi 1965

Tahun 1965, sebuah masa yang dikenal sebagai "Vivere Pericoloso—Hidup Penuh Bahaya", yang membelokkan arah hidup bangsa Indonesia. Pemerintahan Sukarno membawa Indonesia ke tengah ketidakpastian. Dalam kondisi ekonomi Indonesia yang lemah, Presiden menghabiskan uang untuk membangun monumen-monumen megah, seraya menyulut api kebencian terhadap Barat dan mengobarkan semangat konfrontasi dengan negara tetangga: Ganyang Malaysia! Inggris kita linggis, Amerika kita setrika!

Sementara itu, di Jakarta yang penuh gejolak, tempat intrik politik bergolak dan bahaya senantiasa terendus—seperti bau rokok kretek—terjebak Guy Hamilton, seorang wartawan Barat, Billy Kwan, juru kamera bertubuh kate keturunan Cina-Australia, dan Jill Bryant, perempuan Inggris yang sama-sama mereka cintai.

Inilah sebuah drama penuh liku tentang revolusi, cinta segi tiga, kesetiaan, dan pengkhianatan. Selain itu, novel ini membeberkan berbagai peristiwa politik sepanjang tahun penuh pergolakan sampai hari-hari terakhir kekuasaan Presiden Sukarno setelah digulingkan oleh kudeta militer Jenderal Soeharto menyusul Gerakan 30 September.

Setelah lewat 40 tahun, ingatan tentang rangkaian tragedi 1965—ketika ratusan ribu rakyat sipil yang dituduh komunis dibantai menyusul pembunuhan para jenderal di Jakarta—mulai luntur bagi banyak orang. Koch, novelis dan wartawan kawakan Australia, menghidupkan kembali peristiwa itu dengan detail mencekam dalam novel yang dilarang beredar di Indonesia oleh rezim Ode Baru sejak 1978 ini.

Sedemikian menariknya novel ini sehingga diangkat ke layar perak pada 1982 dengan dibintangi para aktor terkemuka Hollywood: Mel Gibson, Sigourney Weaver, dan Linda Hunt. Seperti novelnya, filmnya pun dilarang diputar di Indonesia walaupun mendapat sambutan hangat di seluruh dunia. Tak pelak, novel ini sungguh layak dibaca oleh khalayak luas untuk lebih memahami sejarah kita sendiri.

DATA BUKU
Judul buku: THE YEAR OF LIVING DANGEROUSLY, Cinta di Tengah Gejolak Revolusi 1965
Penulis: Christopher Koch
Penerbit: Serambi
Tebal: 496 halaman
Cetakan: I, September 2009
Harga: Rp 49.000

PUJIAN:

"Novel terbaik tentang Indonesia."—www. amazon.com

"Karya fiksi yang disajikan dengan matang dan bernas, dipersiapkan dengan baik dan dituliskan dengan indah."—Larry McMurtry, penulis pemenang Pulitzer Prize dan Academy Award

"Penting dibaca generasi masa kini …"—The Jakarta Post

"Novel yang indah."—The Sidney Morning Herald

"Cerdas, menyentuh, meyakinkan …" —Anthony Burgess, penulis novel kontroversial A Clockwork Orange

03 November 2009

Bila Air Tak Lagi Mengalir Sampai Jauh

Byline: dedy kurniawan ---


Dengus nafas Ahmadi Razak terdengar berkejaran. Dengan wajah bersimbah peluh, bocah berumur 13 tahun itu terlihat berupaya mengejar sembilan rekannya yang berjalan beriring di depannya.

Sesekali langkah Ahmadi terlihat sempoyongan, namun santri Pondok Pesantren Hidayatullah di Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana ini tak mau menyerah. Sambil memanggul jerigen ukuran 20 liter berisi air bersih, Ahmadi makin mempercepat langkahnya melewati jalan tanah yang sedikit menanjak.

Hampir sejam kemudian, Ahmadi dan rekan-rekannya tiba di halaman Ponpes Hidayatullah tempatnya menimba ilmu. Jerigen-jerigen berisi air bersih itu kemudian diletakkan di pojok salah satu ruangan yang difungsikan sebagai dapur sekaligus ruang makan bagi santri laki-laki.

Gurat kelelahan terpancar jelas dari wajah Ahmadi. Sambil mengipas-ngipaskan kopiah yang tadi dikenakannya, Ahmadi bercerita bahwa kegiatan mengambil air bersih tersebut sudah dilakoninya sejak sebulan terakhir.

"Cape om, tapi kami senang melakukannya," kata Ahmadi yang matanya kemudian berbinar saat disodori segelas air minum kemasan.

Pengasuh Ponpes Hidayatullah, Kholid mengatakan, musim panas yang terjadi hampir setahun terakhir membuat ia dan para santrinya yang seluruhnya berjumlah 60 orang, terpaksa harus berjalan sejauh satu kilometer untuk mendapatkan air.

"Dulu kami punya sumur tapi sejak dua bulan lalu airnya sudah mengering. Masalahnya lagi, jaringan air PDAM Bombana tak bisa mengalir ke sini karena letak Ponpes yang kebetulan berada di daerah berbukit. Terpaksa setiap hari kami harus jalan kaki menuruni bukit untuk mencari air," kata Kholid.

Menurut pria paruh baya ini, pihaknya sebenarnya sudah dua kali mencoba membuat sumur bor. Namun gagal karena peralatan yang digunakan tak mampu menembus batuan cadas yang terpendam di sekitar bukit tersebut.

Permintaan bantuan kepada pemerintah setempat juga sudah berulang kali dilayangkan Kholid, namun hingga kini belum juga terealisir kecuali janji yang berulang kali didengarnya langsung dari pejabat pemerintah yang ditemuinya.

Secercah harapan muncul saat PT Panca Logam Makmur, salah satu investor tambang emas di Kabupaten Bombana, menawarkan jasa untuk membangun sumur bor di Ponpes tersebut.

Manajer Humas PT Panca Logam Makmur, Maman Resman mengatakan, selain bentuk dari kepedulian sosial, niatan untuk membangun sumur bor di Ponpes Hidayatullah tersebut merupakan bagian dari program Company Social Responsibility (CSR) perusahaannya.

"Paling tidak kami berharap pembangunan sumur bor ini bisa membantu kelancaran pendidikan di Ponpes Hidayatullah ini," katanya.

Pihak Panca Logam Makmur sendiri, kata Maman, sudah menurunkan tim tekniknya untuk menentukan lokasi pembuatan sumur bor di sekitar Ponpes Hidayatullah.

Kholid sendiri berharap, janji PT Panca Logam Makmur tersebut bisa segera diwujudkan, sehingga syair "....air mengalir sampai jauh..." dari lagu Bengawan Solo milik Gesang bisa didendangkan di Ponpes ini dan Ahmadi pun tak lagi turun naik bukit memanggul jerigen.

Ratusan Hektar Sawah di Bombana Kekeringan

Byline : dedy kurniawan ---


Musim panas yang terjadi sejak tujuh bulan terakhir membuat ratusan hektar sawah di Kabupaten Bombana mengalami kekeringan. Tidak tanggung-tanggung, total luas areal persawahan yang kekeringan dan tak bisa ditanami mencapai 992 hektar. Kondisi tersebut diperparah dengan tak berfungsinya sistem irigasi yang dibangun pemerintah daerah setempat. Celakanya lagi, sembilan unit mesin pompa yang dipasang Dinas Pertanian Bombana di sejumlah areal persawahan, tak sanggup menarik air untuk mengairi sawah.

Hasan, seorang petani di Kecamatan Rarowatu Utara menceritakan, sejatinya kekeringan tersebut sudah terjadi sejak setahun yang lalu. Namun, dampaknya mulai dirasakan para petani tujuh bulan terakhir.

"Tahun lalu meski musim panas terjadi tapi kami masih bisa menanam dan memanen jagung, ubi serta tanaman jangka pendek lainnya. Tapi sejak tujuh bulah terakhir hingga sekarang, jangankan padi, jagung dan ubi saja tidak bisa tumbuh," kata Hasan.

Menurut Hasan, tak jauh dari areal persawahannya, terdapat dua unit mesin pompa air yang dipasang Dinas Pertanian Bombana. Hanya saja sejak dipasang dua bulan lalu, hingga kini kedua unit mesin pompa tersebut tak sanggup menarik dan mengalirkan air ke persawahan petani.

Petani lainnya, Muhammad Syarif, menceritakan, ia dibantu dua orang anaknya sudah berupaya menggali sumur. Namun meski sudah menggali hingga kedalaman 10 meter, air yang dicari tak juga berhasil ditemukan.

"Kalau sumur yang saya gali mengeluarkan air paling tidak sawah saya masih bisa ditanami tanaman jangka pendek," ujar Syarif.

Baik Hasan maun Syarif mengatakan, dulunya air yang mengairi areal persawahannya begitu melimpah. Namun sejak maraknya aktifitas penambangan emas ilegal setahun terakhir, sungai Langkea yang merupakan sumber utama pengairan sawah mereka mengering.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana, Sirajuddin mengatakan, mengeringnya sungai dan saluan irigasi yang mengairi sawah penduduk akibat parahnya kerusakan yang terjadi di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat aktifitas penambangan emas ilegal.

"Para penambang ilegal menambang emas dengan cara merusak DAS. Akibatnya, sungai rusak dan airnya tak lagi mengalir ke persawahan penduduk," katanya.

Dinas Pertanian sendiri, kata Sirajuddin, sudah berupaya membantu petani. Namun, sembilan unit mesin pompa yang mereka pasang tak berhasil menarik dan mengalirkan air ke areal persawahan penduduk.

Selain 992 hektar sawah penduduk yang sudah dinyatakan puso akibat kekeringan, kurang lebih 4 ribu hektar sawah yang berada di sekitar kawasan Lantari Jaya dan Poleang juga terancam mengalami kekeringan.

23 Oktober 2009

Brutal, Polisi Tangkap dan Pukuli Pengunjuk Rasa

By Line: dedy kurniawan ----


Unjuk rasa memprotes keharusan menyalakan lampu sepeda motor pada siang hari sesuai Undang-Undang Lalu Lintas yang baru berakhir brutal. Puluhan aparat kepolisian di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menangkap dan memukuli sejumlah pengunjuk rasa.

Bentrokan tersebut berawal saat ratusan pengunjuk rasa yang sebagian besar adalah tukang ojek mendatangi kantor DPRD Kota Baubau. Dalam orasinya mereka memprotes aturan dari kepolisian yang mengharuskan pengendara sepeda motor menyalakan lampu pada siang hari.

Keinginan pengunjuk rasa bertemu anggota dewan ternyata dihalangi aparat kepolisian. Massa yang jengkel kemudian melempari polisi dengan gelas plastik minuman kemasan.

Tindakan ini ternyata memicu kemarahan polisi. Seorang pengunjuk rasa yang sedang berorasi diseret, ditangkap dan dipukuli oleh aparat kepolisian.

Dua orang pengunjuk rasa yang mencoba melindungi rekannya dari aksi anarkis polisi ikut dihajar dan diseret masuk ke dalam kantor DPRD Baubau. Bahkan seorang pengunjuk rasa dikeroyok oleh sejumlah polisi. Bukan hanya dipukul, pengunjuk rasa tersebut juga diinjak-injak oleh polisi.

Tindakan anarkis polisi ini langsung mengundang kemarahan pengunjuk rasa. Mereka kemudian melempari aparat kepolisian dengan benda-benda keras.

Melihat kemarahan pengunjuk rasa. aparat kepolisian kemudian mundur masuk ke halaman kantor DPRD Baubau.

Khawatir massa akan semakin anarkis, polisi kemudian melepaskan tiga orang pengunjuk rasa yang sebelumnya mereka tangkap. Melihat rekannya dibebaskan, pengunjuk rasa kemudian membubarkan diri. Selain wajah ketiga pengunjuk rasa tersebut babak belur, salah seorang pengunjuk rasa terluka di bagian telinganya akibat aksi pengeroyokan yang dilakukan polisi.

Terkait tindakan anarkis yang dilakukan aparat Polres Kota Baubau, pengunjuk rasa yang dibantu Lembaga Bantuan Hukum Kota Baubau akan melaporkan kasus tersebut ke divisi Propam Polda Sulawesi Tenggara.

12 Oktober 2009

Ratusan Pedagang vs Satpol PP Bentrok

By Line: dedy kurniawan ----


Ratusan pedagang dan Satuan Polisi Pamong Praja siang tadi terlibat bentrok di depan Pasar Sentral Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Bentrokan dipicu tindakan Pemerintah Kota Kendari, yang hendak menggusur para pedagang dan mengubah pasar tersebut menjadi mall dan kawasan pertokoan.

Suasana tegang sudah terlihat saat ratusan polisi pamong praja tiba di depan Pasar Sentral Kendari. Melihat kedatangan aparat, ratusan pedagang yang sejak pagi sudah berjaga-jaga langsung berdiri menghadang.

Para pedagang menyatakan akan melakukan perlawanan jika aksi penggusuran tetap dipaksakan. Sempat terjadi debat antara pedagang dan polisi pamong praja. Bentrokan akhirnya pecah saat kedua belah pihak tak ada yang mau mengalah.

Barisan polisi pamong praja yang mencoba mendekati bangunan pasar dihujani batu oleh para pedagang. Tak hanya itu, sejumlah pedagang yang sudah terlanjur emosi nekat menyerang aparat menggunakan balok kayu. Bahkan ada salah seorang pedagang yang sempat menghunus sebilah senjata tajam.

Aparat polisi pamong praja tak mau kalah. Mereka juga balas melemparkan batu ke arah massa pedagang. Salah seorang pedagang yang naas malah sempat ditangkap dan diseret oleh polisi pamong praja.

Namun mendapat perlawanan keras dari massa pedagang, aparat polisi pamong praja akhirnya mundur. Ratusan pedagang sempat berusaha mengejar.

Suasana mulai sedikit tenang saat aparat Polresta Kendari tiba di lokasi kejadian dan langsung membuat barikade yang memisahkan antara massa pedagang dan polisi pamong praja. Kapolresta Kendari, AKBP Erfan Prasetyo meminta kedua belah pihak untuk menahan diri.

Bentrokan tersebut dipicu rencana Pemerintah Kota Kendari yang berniat merehabilitasi dan mengubah bangunan pasar menjadi semacam pusat perbelanjaan atau mall.

Masalah muncul karena lahan yang disediakan untuk merelokasi para pedagang berstatus tanah sengketa dan kasusnya masih sedang disidangkan di Mahkamah Agung. Pemilik tanah yang sudah tiga kali dimenangkan pengadilan hingga tingkat kasasi, menolak lahannya dijadikan pasar.

Persoalan semakin rumit karena Pemerintah Kota Kendari dianggap menyerobot lahan milik warga tersebut untuk dijadikan tempat penampungan para pedagang yang akan digusur.

Para pedagang khawatir, jika mereka digusur dan menempati lokasi baru yang merupakan tanah sengketa tersebut, mereka akan terlibat konflik dengan warga pemilik tanah. Hal inilah yang menjadi alasan penolakan pedagang untuk digusur.

Celakanya lagi, Pemerintah Kota Kendari dianggap tak memperdulikan aspirasi pedagang dan pemilik lahan. Terbukti sudah beberapa kali para pedagang dan pemilik lahan termasuk pihak legislatif mengundang Pemerintah Kota Kendari untuk berdialog namun pihak Wali Kota Kendari tak pernah hadir.

Dalam peristiwa bentrokan itu, dua orang pedagang dan dua petugas polisi pamong praja mengalami luka akibat terkena lemparan batu. Selain itu, seorang kameramen salah satu tv swasta nasional juga mengalami luka parah terkena lemparan batu di kepalanya.

09 Oktober 2009

Dua Warga Bangladesh Dideportase

By Line: dedy kurniawan ---


Pasca penggerebekan dua gembong teroris oleh polisi di Tangerang kemarin, aparat kepolisian di daerah makin memperketat pengawasan terhadap orang-orang asing di Indonesia. Siang tadi, dua dari tujuh warga Bangladesh di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara diminta oleh aparat kepolisian setempat segera meninggalkan daerah itu karena ketahuan tak memiliki dokumen keimigrasian yang lengkap.

Secara bergiliran, ketujuh warga Bangladesh yang seluruhnya sudah empat hari menginap di Masjid Agung Kolaka itu menjalani pemeriksaan.

Saat polisi memeriksa Md.Helal Mahmud Chondury dan Mohammad Rafiqu Uddin, ketahuan bahwa kedua warga Bangladesh itu tak memiliki dokumen keimigrasian yang lengkap. Hasil identifikasi menyebutkan, visa kunjungan kedua warga negara Bangladesh itu sudah tak berlaku lagi.

Usai pemeriksaan yang berlangsung tertutup, kedua warga Bangladesh itu kemudian difoto dan diambil sidik jarinya.

Saat dikonfirmasi sesaat sebelum meninggalkan Mapolres Kolaka, kedua warga Bangladesh itu hanya mengatakan bahwa keberadaan mereka di Kabupaten Kolaka hanya untuk kegiatan berdakwah.

26 Agustus 2009

Anggota DPR Kendari Ogah Tandatangan Anti Korupsi

By Line : dedy kurniawan ----

Sebanyak 15 dari 30 anggota DPR Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang baru dilantik kemarin, secara tegas menolak menandatangani kontrak politik berisi pernyataan siap melawan praktek korupsi.

Aneh-aneh alasan yang mereka kemukakan. Ada yang minta waktu mempelajari kontrak politik yang tebalnya hanya selembar kertas, ada juga yang mengaku harus koordinasi dan merapatkan dengan partainya. Tapi ada juga yang menolak tanda tangan karena merasa yakin tak bakal korupsi selama jadi anggota dewan.

Nah, alasan terakhir ini dikemukakan oleh Hamida Sudu, seorang anggota dewan dari Partai Hanura. Hamida juga secara tegas menolak poin dalam kontrak politik yang menyatakan seorang anggota dewan yang tersangkut kasus korupsi harus melepas jabatannya sebagai wakil rakyat.

(Hamida Sudu, Anggota DPR Kendari dari Partai HANURA yang tolak tanda tangan anti korupsi)----

Dari 30 anggota DPR Kota Kendari yang dilantik, komposisinya terdiri atas Partai Amanat Nasional mendapat 5 kursi, Partai Demokrat (4), Golkar (4), PKS (4), HANURA (4), PDIP (3), PBB (2), PPP (1), Gerindra (1), PBR (1) dan PPDI (1).

22 Agustus 2009

Marah Ditilang, Anak Wali Kota Tantang Polisi

By Line: dedy kurniawan ----


Marah karena ditilang, anak Wali Kota Kendari nyaris berkelahi dengan seorang oknum polisi lalu lintas. Gara-garanya, mobil yang dikendarai anak Wali Kota Kendari menggunakan plat nomor bodong. Peristiwa tersebut akhirnya menjadi tontotan gratis ratusan warga.

Andre, putra Wali Kota Kendari, Asrun, langsung murka. Sebagai anak orang nomor satu di Kendari, ia tak terima ditilang dan plat nomor mobil yang dikendarainya disita polisi. Andre menunjukkan sikap menantang. Tak hanya itu, Andre bahkan juga mengejek oknum polisi yang menilangnya dan menuduhnya gila urusan.

Tak terima diejek seperti itu, Bripka Akbar, oknum polisi yang menilang balik membalas ejekan Andre. Namun ia kemudian ditenangkan oleh seorang rekannya sesama polisi dan sejumlah warga.

Tapi tak demikian halnya dengan Andre. Saat melihat sejumlah wartawan mewawancarai Bripka Akbar, anak Wali Kota Kendari ini datang mendekat dan kembali melontarkan ejekannya kepada polisi.

Ironisnya, peristiwa memprihatinkan ini terjadi pada sore hari tepat di depan sebuah pasar. Tak ayal, kejadian tersebut menjadi tontonan gratis ratusan warga yang berada di sekitar pasar.

Suasana panas mulai mereda setelah dua orang kerabat Andre datang dan membawa anak Wali Kota Kendari ini pergi.

Kejadian ini bermula saat Bripka Akbar melihat mobil yang dikendarai Andre menerobos traffic light saat sedang lampu merah. Ketika dikejar, mobil tersebut ternyata juga menggunakan plat nomor bodong. Saat diminta berhenti, Andre justru menolak dan terus melaju.

Bersama rekannya, Bripka Akbar lalu mengejar mobil tersebut dan berhasil menghentikannya persis di depan pasar. Saat diperiksa, mobil yang aslinya berplat nomor DT 1 AS tersebut, menggunakan dua plat nomor bodong.

Selain plat nomor bodong, polisi juga menyita mobil yang merupakan kendaraan dinas Wali Kota Kendari tersebut.

06 Agustus 2009

Tujuh Warga Malaysia Ditangkap

By Line : dedy kurniawan -----


Tujuh orang warga Malaysia ditangkap aparat kepolisian di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Dari hasil pemeriksaan, ke tujuh orang tersebut mengaku sedang melakukan misi dakwah. Namun saat digeledah, polisi menemukan sejumlah nomor telepon yang dua diantaranya atas nama Hambali dan Doktor Azhari.

Saat ditangkap, ke tujuh warga Malaysia yang seluruhnya mengenakan jubah dan sorban itu sedang melakukan aktifitas keagamaan.

Sesaat setelah ditangkap ke tujuh warga malaysia langsung menjalani pemeriksaan secara marathon di ruang pemeriksaan Polres Konawe.

Proses pemeriksaan itu sendiri sedikit terhambat karena ke tujuh warga Malaysia itu tak seluruhnya mengerti dengan pertanyaan yang diajukan penyidik.

Untuk sementara, ke tujuh warga malaysia itu dituduh melanggar undang-undang keimigrasian. Namun saat polisi menggeledah isi tas milik ke tujuh warga Malaysia itu, ditemukan sejumlah nomor telepon yang dua diantaranya diduga milik Hambali dan Doktor Azhari, dua tokoh teroris pelaku bom bali.

03 Agustus 2009

Ratusan Hektar Sawah Diserang Keong Emas

By Line: dedy kurniawan -------


Ratusan hektar sawah di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, rusak parah akibat diserang hama keong emas. Serangan keong emas itu muncul menyusul datangnya musim hujan dalam tiga pekan terakhir. Akibatnya, ratusan petani setempat merugi ratusan juta rupiah.

Tanaman padinya yang tak lama lagi panen rusak akibat diserang hama keong emas. Parahnya lagi, hama keong emas itu juga menyerang tanaman padi yang masih berusia muda. Untuk mengurangi kerugian, para petani terpaksa melakukan panen dini di sawahnya masing-masing.


Para petani mengatakan, hama keong emas sebenarnya sudah lebih empat tahun tak muncul di daerah itu. Belakangan, sejak musim hujan mengguyur wilayah itu dalam tiga pekan terakhir, hama keong emas kembali muncul dan merusak sawah petani.

Pemerintah daerah setempat diharapkan bisa segera turun tangan agar kerugian yang dialami para petani tidak semakin besar.

28 Juli 2009

Nasib Malang Penambang Emas Bombana

By Line : dedy kurniawan -----


Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula, seperti itulah nasib yang kini dialami ratusan penambang emas di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

Betapa tidak, jauh-jauh mereka datang dari luar Sulawesi Tenggara menggunakan pesawat atau kapal laut namun sesampainya di Bombana justru mereka dikejar-kejar tim penertiban bentukan Pemerintah Daerah setempat.

Celakanya lagi, para penambang emas yang hampir seluruhnya dipastikan tak mengantongi ijin resmi dari pemerintah itu, sudah membayar hingga jutaan rupiah kepada sejumlah orang yang secara ajaib tiba-tiba mengaku memiliki lahan hingga ratusan hektar di kawasan tambang emas seperti di Tahi Ite dan Wumbubangka.

Lucunya, orang-orang yang mengaku pemilik lahan ini belakangan terungkap juga berstatus sebagai pendatang di daerah itu. Namun para penambang mengaku tak berdaya, sebab rata-rata orang-orang yang mengaku pemilik lahan itu memiliki sejumlah tukang pukul yang kerap menenteng golok atau parang kemana-mana.


Ironisnya, tanah yang diklaim itu berada di kawasan konsesi milik perusahaan pertambangan yang telah mengantongi ijin resmi dari pemerintah berupa Kuasa Pertambangan.

Tak heran, selain merugi jutaan rupiah, banyak diantara penambang ini setiap hari resah karena dikejar-kejar tim penertiban tambang yang menganggap mereka adalah penambang liar. Jika tertangkap, tak hanya alat menambangnya disita. Tenda atau pondok tempat para penambang tinggal juga dibakar.

15 Juli 2009

Artis Krisna Mukti Bebas dari Rutan Kendari

By Line : Dedy kurniawan ---


Setelah mendekam di sel Rumah Tahanan Kendari selama dua minggu, artis sinetron dan bintang iklan Krisna Mukti akhirnya bisa kembali menghirup udara bebas. Sore menjelang petang tadi, Krisna Mukti keluar dan meninggalkan Rutan Kendari

Didampingi kekasihnya, Christie Chasslam dan dua orang pengacaranya, Krisna Mukti meninggalkan Rutan Kendari sekitar pukul 15.30 wita. Sebelum naik ke mobil yang sudah menunggunya di halaman Rutan, kepada wartawan Krisna hanya mengatakan bahwa dirinya sangat gembira bisa bebas.

“Saya belum bisa berkomentar banyak. Yang jelas saya senang sekali bisa bebas,” kata Krisna di Kendari, Rabu (15/7).

Menurut Arman Mol, Jaksa Penuntut Umum kasus Krisna Mukti yang juga berada di Rutan, pembebasan bintang iklan sabun cuci itu dilakukan atas perintah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendari yang menyidangkan kasus tersebut.

“Ini perintah majelis hakim, saya sebagai jaksa harus melaksanakannya,” kata Arman sambil berjalan masuk ke ruang administrasi Rutan Kendari.

Kepada sejumlah wartawan yang menemuinya di salah satu restoran di Kendari, Krisna Mukti mengakui dirinya sempat stres selama menghuni Rutan. “Untungnya saya ini actor jadi bisa kayak bunglon dan cepat menyesuaikan diri. Tapi terus terang sebagai manusia hari-hari pertama berada di sel tahanan saya sempat stress,” kata Krisna.

Terkait persidangan kasusnya, Krisna berharap bisa cepat selesai sehingga aktifitasnya sebagai artis bisa kembali normal.

Sementara itu, Pengacara Krisna Mukti, Amir Faisal mengatakan, pembebasan terhadap kliennya itu merupakan perintah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendari. Pihak majelis hakim mengganggap, Krisna Mukti mau bersikap kooperatif dan telah berjanji akan mematuhi berbagai syarat terkait pembebasannya itu.

“Majelis hakim menganggap klien saya bisa dipercaya tidak melarikan diri atau mempersulit proses persidangan sehingga bisa ditangguhkan dari penahanan di Rutan,” kata Amir Faisal sambil memperlihatkan keputusan Pengadilan Negeri Kendari yang menangguhkan penahanan Krisna Mukti.

Sebelumnya, selama dua pekan, Krisna Mukti ditahan di Rutan Kendari, Sulawesi Tenggara karena diduga terlibat persengkongkolan dalam kasus penggelapan dana milik PT Lumbung Buana Selular cabang Kendari sebesar Rp. 365 juta yang dilakukan oleh Yoyon Rasmono Suryo yang siding perdananya sudah digelar tanggal 14 Juli 2009.

Sementara Yoyon sendiri sejak tahun lalu sudah divonis dan ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kendari.

12 Juli 2009

Jejak Sejarah Pertambangan Sultra


Sektor pertambangan provinsi Sulawesi Tenggara cukup potensial dan menjadi perhatian investor nasional maupun asing yang bergerak di bidang pertambangan. Sulawesi Tenggara memiliki kandungan tambang yang sangat potensial dan telah banyak perusahaan yang telah melakukan eksplorasi utamanya kabupaten Buton, Konawe, Konawe Utara, dan Bombana. Ini membuktikan Sulawesi Tenggara memiliki potensi pertambangan yang dapat diandalkan, namun belum dioptimalkan pemanfaatannya.

Potensi pertambangan yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara diantaranya adalah Tambang aspal di Kabupaten Buton, tambang emas di Kabupaten Bombana, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara dan Konawe, potensi tambang marmer, batu granit dan krom tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara dan untuk potensi tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton. Khusus untuk tambang aspal, beberapa perusahaan pemegang kuasa pertambangan (KP) untuk melakukan eksplorasi.
.
Jejak Sejarah Pertambangan Sultra
Seperti diketahui, sejarah pertambangan nikel di Kabupaten Kolaka (sebagai mana diulas Harian Kompas) bermula pada tahun 1909 EC Abendanon, seorang ahli geolog asal Belanda, menemukan bijih nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Eksplorasi bijih nikel sendiri baru dilaksanakan pada tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tole Maatschappij.

Pengapalan pertama 150.000 ton hasil tambang itu dilakukan OBM empat tahun kemudian ke negara Jepang. Nikel dimanfaatkan sebagai penyalut karena tahan karat dan keras. Percampuran antara nikel dengan tembaga misalnya, digunakan untuk membuat sendok dan garpu.

Dalam perkembangan sejarah, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 1960 dan Undang-Undang (UU) Pertambangan Nomor 37 Tahun 1960, Pemerintah RI mengambilalih penambangan tersebut dan berdirilah PT Pertambangan Nikel Indonesia (PNI). Penambangan logam putih berlambang kimia Ni ini, kemudian terbukti memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. Saat Sultra berupaya menjadi daerah otonom yang lepas dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), sumber daya alam Kabupaten Kolaka itu diyakini mampu menjadi sumber ekonomi untuk mengelola rumah tangga sendiri.

Wilayah di jazirah tenggara Pulau Sulawesi itu kemudian ditetapkan menjadi provinsi baru, melalui UU No 13/1964. Dalam logo provinsi yang berhari jadi tanggal 27 April ini terdapat warna coklat sebagai lambang tanah yang mengandung nikel di Kabupaten Kolaka. Waktu terus bergulir. PT Per-tambangan Nikel Indonesia di-merger dengan enam perusahaan negara lainnya seperti PN Logam Mulia pada 5 Juli 1968 dan berubah menjadi PT Aneka Tambang. Areal kuasa pertambangan di Pomalaa ini-yang mencatatkan sahamnya di pasar modal pada tahun 1997-luasnya 8.314 hektar. Selain bijih nikel, perusahaan ini juga memproduksi feronikel atau feni yang merupakan paduan logam antara nikel dan besi (fero).


Tahun 2008 dihasilkan feronikel sekitar 10.000 ton nikel dan sekitar tiga juta wmt (wet metric ton) bijih nikel. Bijih nikel dipasarkan ke Je-pang dan Australia. Sedangkan feronikel dalam bentuk batangan logam atau ingot dijual ke negara Jerman, Inggris, Belgia, dan Jepang. Harga jualnya ber-dasarkan pada harga logam internasional yang mengacu pada London Metals Exchange (LME). Feronikel hasil penambangan perusahaan yang ber-kantor pusat di Jakarta ini, tahun lalu dihargai 3,73 dollar Amerika Serikat (AS) per pon. Sedangkan untuk bijih nikel tergantung pada tinggi rendah kadarnya.

Layaknya produk tambang yang memiliki nilai jual tinggi seperti minyak bumi dan emas, negara lalu mengklaim nikel sebagai miliknya. Tidak mengherankan bila hasil penjualan ke-kayaan daerah berlambang burung raksasa ini lebih menggembungkan pundi-pundi uang pemerintah pusat dibandingkan kas daerahnya sendiri. Usaha pertambangan dan penggalian berada di peringkat keempat dari sembilan lapangan usaha yang ada. Kontribusinya pada tahun 2000 sekitar Rp 163 milyar atau 8,66 persen dari seluruh kegiatan ekonomi senilai Rp 1,9 trilyun.

Meskipun begitu, harus diakui, kehadiran badan usaha berusia 33 tahun ini menimbulkan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dari kegiatan perusahaan ini di Pomalaa, setiap bulan kas daerah menerima pajak pemanfaatan air bawah tanah dan per-mukaan rata-rata Rp 30 juta. Jumlah kas juga bertambah dari perolehan pajak penerangan jalan sebesar Rp 100 juta per bulan.

Meskipun memiliki bijih nikel berkualitas ekspor, bahan tambang ini tidak lantas menjadi usaha terbesar Kolaka.

Pertanian merupakan lapangan usaha terbesar masyarakat kabupaten di bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara ini. Sektor ini mampu menyerap 76.734 orang tenaga kerja. Total kegiatan ekonomi yang dihasilkan tahun 2000 besarnya Rp 765,2 milyar. Dari jumlah itu, separuhnya diperoleh dari kegiatan usaha di bidang perkebunan. Lahan perkebunan kabupaten yang terdiri dari pegunungan dan bukit yang memanjang dari utara ke selatan, terbanyak di-gunakan untuk areal tanaman kakao.

Sayangnya harga jual kakao atau kokoa-sebutan lain untuk tanaman cokelat-tidak stabil. Setelah sempat mencapai harga Rp 28.000 per kilogram pada tahun 1998, harga kakao jatuh. Harga per kilogram tahun 1999 turun enam ribu rupiah. Setahun kemudian menjadi dua belas ribu rupiah per kilogram dan tahun 2001 hanya Rp 8.000.


Penurunan ini ditengarai karena berkurangnya permintaan akan komoditas kakao, atau dikarenakan ulah para pedagang yang kebanyakan datang dari Makassar dan Surabaya untuk memperbanyak keuntungan. Mereka membeli langsung hasil kebun itu dari para petani.

07 Juli 2009

Selamat Memilih Indonesia


Hari ini, Rabu (8/7), Indonesia menggelar Pemilu Presiden yang diikuti tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, masing-masing Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto.

Pemilu presiden secara langsung pada 2009, merupakan pemilihan presiden langsung kedua yang digelar Indonesia, pasca reformasi pada 1998.

Tiga pasangan kandidat akan memberikan suaranya bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam lima tahun mendatang di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di sekitar kediamannya masing-masing.

Pemilu presiden 2009 diikuti 171.068.667 pemilih yang terdiri atas 169.558.775 orang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan 1.509.892 yang tersebar di 17 perwakilan RI di luar negeri.

Pelaksanaan Pemilu Presiden 2009 digelar di tengah kisruh jumlah pemilih yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang hingga detik terakhir menjelang pemilihan pada 8 Juli 2009, masih terus dibenahi untuk mengakomodasi suara calon pemilih yang terabaikan.

Terkait itu, Mahkamah Konstitusi mensahkan penggunaan Kartu Tanda Penduduk yang disertai kartu keluarga dan paspor bagi rakyat yang tidak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap, untuk tetap menggunakan hak politiknya pada Pilpres 2009.

Pemilu Presiden 2009 digelar serentak mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

Selamat Memilih Indonesia.

Carut Marut Tambang Emas Bombana

By Line : dedy kurniawan ---


Pffuuff….Lelaki muda itu menghembuskan nafasnya panjang-panjang. Tak lama berselang, tangannya juga menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Dengan langkah gontai, lelaki tersebut berbalik dan berjalan ke sebuah pondok tak jauh dari bangunan basecamp, lalu duduk di bale-bale yang menjadi alasnya.

Lukman Aziz, Corporate Secretary PT. Panca Logam Makmur, perusahaan pemegang hak Kuasa Penambangan Emas di Kabupaten Bombana, nampak gundah. Pekerjaan menormalisasikan daerah aliran sungai (DAS) di sekitar kawasan lahan konsesi perusahaannya seluas 1.200 meter ternyata tak semudah yang ia perkirakan.

“Awalnya kami menargetkan normalisasi DAS ini bisa diselesaikan paling lambat dua hingga tiga bulan. Faktanya, kami sudah melewati target,” katanya.

Selain luasnya kawasan yang telah rusak akibat penambangan liar (illegal mining) yang mencapai lebih dari 60 persen dari total luas lahan konsesi milik PT Panca Logam Makmur, sejumlah penambang liar juga masih melakukan aktifitas mencari emas.

Tak heran, areal yang sudah dinormalisasi tak sampai seminggu kemudian sudah diporak-porandakan lagi oleh para penambang liar.

Kondisi ini berakibat pada banyaknya sawah milik para petani di Kecamatan Rarowatu Utara yang rusak karena tidak terairi. Pasalnya, sungai Ububangka yang menjadi sumber utama pengairan sawah dan kebun mereka sudah rusak akibat aktifitas penambangan liar.

“Mau bagaimana lagi pak. Bertani atau berkebun sama saja. Tidak ada sumber air yang bisa kami gunakan. Satu-satunya jalan supaya dapur kami tetap berasap dan anak-anak kami bisa terus bersekolah, ya, menjadi penambang liar seperti ini pak. Walau kami tahu ini dilarang pemerintah,” kata Abdul Madjid, seorang petani yang mengaku sejak dua bulan terakhir terpaksa banting stir menjadi penambang emas liar.

Keberadaan para penambang liar ini juga diakui Slamet Rigay, Ketua Tim Penertiban Tambang Emas Pemerintah Kabupaten Bombana.

Menurut Slamet, pihaknya sudah berkali-kali melakukan penertiban mulai dengan cara yang halus seperti himbauan an sosialisasi bahkan hingga melakukan tindakan keras seperti pengusiran dan menyita alat-alat menambang yang digunakan para penambang liar.

“Namun hari ini kami usir, dua hari kemudian mereka masuk dan menambang lagi,” katanya kesal.

Slamet mengakui, meski telah dibantu aparat kepolisian dan TNI, upaya untuk menertibkan kawasan tambang di Kabupaten Bombana bukan perkara mudah.

Luasnya kawasan tambang emas yang harus diawasi ditambah lagi minimnya jumlah personil, merupakan kendala utama sulitnya melakukan penertiban. Belum lagi kalau bicara soal anggaran untuk membiayai operasi penertiban tersebut.

Masalahnya, tak mudah untuk menggunakan dana yang tersimpan di kas daerah Pemerintah Kabupaten Bombana. Selain harus melalui prosedur birokrasi yang berbelit, juga harus dibekali persetujuan dari para wakil rakyat di parlemen.

Kendala yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bombana ini rupanya dimanfaatkan betul oleh para penambang liar. Minimnya jumlah aparat yang menjaga pintu-pintu masuk ke lokasi tambang emas diakali oleh para penambang liar dengan memanfaatkan jalan-jalan tikus yang jumlahnya ribuan dan tersebar mulai dari Tahi Ite, Ububangka hingga SP 8.

“Para penambang liar ini juga pintar pak. Mereka sengaja menambang di lokasi-lokasi yang sulit untuk kami jangkau,” kata seorang petugas polisi yang minta namanya tak ditulis.

Slamet Rigay tak menampik banyaknya isu yang menyebut keterlibatan sejumlah pejabat yang menjadi “backing” dari para penambang liar ini. Hanya saja, untuk membuktikannya sangat susah.

“Isu itu sudah lama kami dengar tapi hanya sebatas isu saja. Pembuktiannya sangat susah,” kata Slamet.

Kabar burung soal keterlibatan oknum pejabat yang menjadi backing dari aktifitas penambangan liar ini semakin mengemuka saat Tim Penertiban Tambang Emas Bombana yang terdiri atas Pemerintah Kabupaten Bombana, polisi dan TNI, memergoki dan menangkap sejumlah penambang liar di kawasan Ububangka sekitar awal bulan Juni lalu.

Dari tangan para penambang liar ini, disita sebanyak 11 mesin penyedot lumpur yang digunakan untuk menambang emas. Saat diinterogasi, para penambang ini mencatut nama sejumlah pejabat mulai dari level Pemerintah Kabupaten Bombana hingga nama pejabat di lingkungan Polda Sulawesi Tenggara.

Setali tiga uang, baik pihak PT Panca Logam Makmur hingga Pemerintah Kabupaten Bombana agaknya satu kata terkait catut-mencatut nama pejabat yang dilakukan para penambang liar.

“Menurut saya, cara-cara yang dilakukan para penambang liar dengan mencatut nama pejabat hanyalah sekedar taktik untuk menakut-nakuti tim penertiban agar tidak menangkap dan menyita mesin-mesin serta berbagai peralatan menambang mereka. Tapi nyatanya mereka tetap ditangkap dan mesin-mesinnya tetap disita,” kata Lukman yang mengaku salut dengan berbagai upaya Pemerintah Kabupaten Bombana, kepolisian serta TNI untuk menertibkan kawasan tambang.

Keberadaan ribuan penambang liar ini di Kabupaten Bombana, seolah mengingatkan kita pada era tahun 1900-an saat eksodus ribuan bangsa Eropa ke Benua Amerika untuk mencari emas.

Tak hanya pengelolaannya yang tak jelas dan membabi-buta, perburuan emas pasca ditemukannya Benua Amerika oleh Colombus kala itu, banyak mengorbankan nyawa warga suku Indian selaku penduduk asli Benua Amerika.

Pramugari Telanjang di Air New Zealand


Sebelum pesawat lepas landas, para penumpang biasanya disuguhi pertunjukan yang penting namun membosankan: peragaan prosedur keselamatan dari awak kabin.
ADVERTISEMENT

Namun, maskapai Air New Zealand dari Selandia Baru kini menemukan cara unik untuk membuat prosedur keselamatan menjadi peragaan yang menarik untuk ditonton: semua pemerannya tidak memakai baju.

Agar tontonan lewat layar video itu tidak menjadi film porno, tubuh pemeran dicat menyerupai seragam pramugari, pramugara dan pilot Air New Zealand. Dengan demikian, tayangan itu membuat para penumpang penasaran yang otomatis membuat mereka menyimak prosedur mengenakan sabuk pengaman dan memakai masker saat tekanan udara di dalam kabin pesawat berkurang.

Tayangan yang diperangkan pemeran yang cantik, sintal dan ganteng itu ternyata mendapat sambutan besar. Pada Jumat pekan lalu, 3 Juli 2009, jumlah pengunjung video prosedur keselamatan penumpang ala Air New Zealand itu sudah diklik 1,2 juta pengunjung di laman Youtube. Padahal video itu baru empat hari ditayangkan.

Dalam tayangan video berjudul "The Bare Essentials of Safety" itu tiga awak kabin dan seorang pilot memperagakan sejumlah prosedur keselamatan di pesawat dengan hanya mengenakan sepatu. Tubuh mereka rupanya sudah dicat sedemikian rupa sehingga menyerupai seragam. Bahkan, tubuh seorang pemeran pramugari dicat seolah-olah dia mengenakan selendang di bagian leher.

Tayangan video berdurasi 3 menit 28 detik itu dibuat secara apik sehingga tidak memperlihat bagian vital para pemeran yang bisa menimbulkan kesan cabul.

"Menurut sulit untuk membuat orang tersenyum dan video ini memberi peluang untuk menarik perhatian banyak orang," kata pimpinan pemasaran Air New Zealand, Steve Bayliss.

Menariknya, para pemeran ternyata bukan aktor atau model profesional, melainkan staf Air New Zealand. (AP)

06 Juli 2009

Pacar Krisna Mukti Datang Membesuk

By Line : dedy kurniawan ---


Bintang iklan dan artis sinetron Krisna Mukti dalam waktu akan segera menjalani persidangan, menyusul berkasnya yang telah dilimpahkan pihak kejaksaan ke pengadilan. Sementara itu, sore tadi, Krisna Mukti mendapat kunjungan tamu istimewa. Christie Chasslam, pacar Krisna Mukti, datang ke Rumah Tahanan Kendari.

Terkait pelimpahan kasusnya pengadilan, Pengacara Krisna Mukti, Adnan Assegaf, mengakui hal tersebut. Menurut dia, informasi soal berkas kliennya yang telah dilimpahkan ke pengadilan, baru ia ketahui saat dirinya hendak memasukkan permohonan pengalihan tahanan ke kejaksaan siang tadi.

Sementara itu, pacar Krisna Mukti, Christie Chasslam yang tiba di Rumah Tahanan Kendari bersama tiga orang kerabatnya, mengaku sangat senang bisa bertemu dan melihat langsung keadaan Krisna Mukti selama menghuni salah sel di blok D Rutan Kendari.

Sebelum meninggalkan Rutan, kepada para wartawan, Christie hanya berharap supaya kasus yang menimpa kekasihnya itu bisa secepatnya selesai.

30 Juni 2009

Gelapkan Duit, Krisna Mukti Dibui

By Line: dedy kurniawan ----

Pembawa acara sekaligus Pesinetron, Krisna Mukti akhirnya harus menikmati pengapnya sel tahanan. Krisna Mukti ditahan jaksa penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara karena diduga kuat terlibat kasus penggelapan uang sebesar 365 juta rupiah. Krisna ditahan setelah menjalani pemeriksaan selama kurang lebih sembilan jam.

Proses pemeriksaan terhadap Krisna Mukti sendiri berlangsung sejak pukul 08.00 wita di ruang Asisten Pidana Umum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara. Setelah sembilan jam diperiksa, sekitar pukul 16.30 wita, Krisna Mukti dengan pengawalan polisi, langsung dibawa jaksa penyidik ke Rumah Tahanan Punggolaka Kendari.

Setibanya di Rutan Punggolaka, Krisna yang menolak menjawab pertanyaan wartawan bergegas masuk ke ruang administrasi untuk menjalani registrasi sebagai penghuni baru di rumah tahanan kelas 2 tersebut.

Terkait penahanan tersebut, Pengacara Krisna Mukti, Adnan Assegaf mengaku sangat keberatan dan kecewa dengan sikap kejaksaan. Menurutnya, kliennya telah dijebak oleh jaksa penyidik.

Jaksa penyidik menyatakan, Krisna Mukti ditahan karena dari hasil pemeriksaan, bintang iklan sabun Sunlight tersebut diduga kuat terlibat dalam kasus penggelapan uang.

Krisna Mukti menjadi tersangka kasus penggelapan uang. Namanya ikut disebut dalam kasus penggelapan uang yang dilakukan seorang pria bernama Yoyon, yang sejak lima bulan lalu telah divonis dan mendekam di sel Lembaga Pemasyarakatan Kendari.

Kejadian bermula saat Yoyon berkenalan dengan Krisna dan kemudian terlibat kerja sama dalam sebuah acara, yaitu Krisna sebagai pembawa acara dan tampil bernyanyi di acara Yoyon.

Belakangan, Krisna dituduh menerima aliran dana yang digelapkan Yoyon. Hasil penyidikan polisi, aliran dana ini masuk ke dalam rekening pribadi Krisna.

29 Juni 2009

2010, Listrik Indonesia Tak Pakai Diesel

By Line: dedy kurniawan ---

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, mulai tahun depan system kelistrikan di
Indonesia akan beralih menggunakan batubara, tenaga matahari dan geothermal sebagai tenaga utama pembangkit listrik. Hal tersebut dinyatakan Kalla dalam kunjungan kerjanya di Kendari, Sulawesi Tenggara, siang tadi.

Menurut Wakil Presiden, pengalihan tersebut merupakan jawaban atas krisis tenaga listrik yang dialami indonesia dalam sepuluh tahun terakhir.

Wakil Presiden mengatakan, penggunaan mesin diesel yang selama ini menjadi andalan utama sebagai penyuplai tenaga listrik telah menyedot anggaran pemerintah yang sangat besar.

Sepanjang tahun 2008, kata Kalla, subsidi yang diberikan Pemerintah Indonesia dari dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional (APBN) untuk membiayai sektor kelistrikan di Indonesia mencapai kurang lebih 90 triliun rupiah.

Dalam penjelasannya tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sempat mengkritik kinerja sejumlah pihak di kabinet persatuan yang dianggapnya lambat mengambil keputusan terkait penanganan krisis listrik di Indonesia. Hanya saja, Kalla tak menyebut siapa pihak yang ia maksud.

Selain soal kelistrikan, Jusuf Kalla juga sempat menjelaskan berbagai kebijakan Pemerintah Indonesia terkait pengelolaan rotan dan sektor pertambangan, termasuk optimalisasi penggunaan aspal Buton sebagai bahan baku utama pembangunan jalan di Indonesia.

27 Juni 2009

Belajar Dari Ahmadinejad…

By Line: Jusuf Kalla ----
Mahmod Ahmadinejad adalah seorang pemimpin yang tidak hanya dicintai oleh rakyat Iran, namun oleh seluruh dunia. Beliau adalah jawaban dari kebuntuan negara Timur Tengah dalam menghadapi kecongkakan Israel. Saya ingat betul, bagaimana ketika Ahmadinejad berkjunjung ke Indonesia pada tahun 2006 silam, ribuan rakyat Indonesia mengeluk elukan dia. Seolah olah dia adalah Presiden Indonesia itu sendiri. Ini bukan cemburu terhadap Mahmod Ahmadinejad, tapi saya banyak belajar dari dia, tentang kesederhanaan dan keikhlasan dalam memimpin.

Dalam beberapa hal saya dan Ahmadinejad punya banyak kesamaan, kami sama-sama pejabat Rendah karena baik saya dengan dia bertubuh pendek namun lincah dalam bergerak. Sama-sama pejabat karir, kalau dia memulai karirnya dari pasukan garda Revolusi, menjadi dosen, menjadi walikota kemudian menjadi Presiden. Maka saya memulai karir saya dari Manager, Direktur Utama, Komisaris perusahaan Kalla Group, Menteri, Menko, Wakil Presiden dan Insya Allah Presiden. Kami sama-sama juga tidak suka hal-hak yang bersifat protokuler yang kadang memisahkan pemimpin dari rakyatnya. Dan mungkin yang jarang anda ketahui bahwa kami sama sama pejabat negara yang juga menjadi blogger. Bedanya dia jarang update blognya saya jarang balas komentar, tapi saya rasa anda semua maklum.

Baru-baru ini untuk kedua kalinya Ahmadinejad terpilih kembali menjadi Presiden Iran untuk kedua kalinya. Ini adalah bukti bahwa rakyat Iran membutuhkan type kepemimpinan yang bertekad untuk membuat bangsanya menjadi mandiri, tidak bergantung dengan bangsa lain, dan menjadikan dia bangsa yang bermartabat. Berani berkata tidak terhadap segala intervensi asing. Untuk itulah kita harus banyak belajar dari Ahmadinejad, seorang pemimpin yang sederhana, berkarakter kuat dan tidak perlu citra. Berani mengambil keputusan yang tidak populis demi kepentingan bangsanya.

Surat Suara Pilpres Rusak


Puluhan lembar surat suara untuk pemilu presiden di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, ditemukan dalam keadaan rusak. Kondisi ini membuktikan pengadaan logistik surat suara pada pemilu presiden tak jauh berbeda saat pemilu legislatif digelar bulan April lalu.

Uniknya lagi, rata-rata kerusakan pada puluhan lembar surat suara tersebut berada persis di bawah atau di atas foto pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Mega – Prabowo.

Geger Video Porno Pelajar Kolaka

Dalam dua hari terakhir, warga di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, dibuat geger dengan tersebarnya sebuah rekaman video amatir dua pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah dan tengah berbuat mesum.

Gambar mesum dua pelajar ini diduga direkam menggunakan kamera ponsel. Dalam rekaman berdurasi sekitar 6 menit itu nampak dua orang pelajar berlainan jenis tengah berhubungan intim layaknya pasangan suami istri di sebuah kamar.

15 Juni 2009

Ya Ampun, Dangdut Erotis Depan Masjid


Acara dangdut yang diisi penampilan seronok penyanyi berlangsung depan sebuah masjid di Serang, Banten, nyaris dibubarkan namun karena pembubaran tidak mempunyai dasar hukum maka polisi hanya memberikan imbauan.

"Apa dasar hukumnya acara itu dibubarkan?" kata Kepala Satuan Intelijen (Kasat Intel) Polres Serang, Edi Gultom disela acara pentas dangdut di Desa Lebak Gempol Kecamatan Cipocok,Kota Serang Minggu (13/6) dini hari.

Polisi mengaku tidak membubarkan acara dangdutan yang menampilkan biduan berpenampilan seronok di pesta pernikahan anak seorang Ketua RW di Desa Lebak Gempol karena tidak ada peraturan daerah yang melarang pentas dangdut depan Masjid. "Kami bertindak selalu berpedoman pada hukum yang berlaku. Kalau kami dibubarkan dan pemilik hajat protes lalu menuntut kami, kami harus jawab apa?" tanyanya.

Kasat Intel Polres Serang mengungkapkan, penyelenggara hajat sudah mengantongi izin mengadakan pentas dangdut dari aparat kepolisian Polsek Cipocok, dan meski di depan masjid tidak ada satupun warga berkeberatan dengan acara itu. "Kalau Pemerintah Kota Serang sudah punya perdanya, kami akan menertibkan, jangan undang-undang lah, perda aja dulu," kata Edi.

Dari pantauan ANTARA, pentas dangdut itu tepat diselenggarakan depan Mesjid Desa Lebak Gempol, sebelum aparat kepolisian menegur penyanyi agar sopan berpenampilan, termasuk dalam berpakaian.

Para biduan dangdut tersebut mengganti pakaiannya dengan yang lebih sopan dengan memakai celana panjang dan tarian mereka pun tidak sensual lagi. "Maaf para penonton, saya goyangannya sedikit saja, tadi tidak boleh bergoyang panas panas," kata seorang biduan dari atas panggung kepada para penonton yang umumnya anak-anak dan remaja.

Namun setelah polisi dan Satpol PP meninggalkan pesta itu, para biduan itu memakai lagi pakaian yang memamerkan auratnya, sementara anak-anak yang semula menjauhi panggung kembali merapat ke panggung berukuran 6X8 meter itu. (KOMPAS.COM)

Manohara Hadiri Kampanye JK-Wiranto


Kampanye dialogis calon presiden Jusuf Kalla di Cilincing kemarin sangat istimewa. Kampanye yang digelar di bengkel alat-alat berat itu tidak hanya dihadiri ratusan pemulung, guru, dan tukang ojek, namun jugga dihadiri model Manohara Odelia Pinot dan ibunya, Deasy Fajarina.

Manohara hadir ketika Jusuf Kalla dan Mufidah tengah melakukan syuting program JK Pemimpin Rakyat yang akan ditayangkan di salah satu televisi swasta. Mano yang mengenakan baju lengan panjang abu-abu dan kacamata hitam datang bersama puluhan anggota Laskar Merah Putih yang berbaju hitam-hitam.

Kehadiran mantan istri pangeran Kelantan itu mengejutkan peserta kampanye. Puluhan orang segera merubung Mano dan berebut minta jabat tangan. Karena situasi semakin memanas, petugas langsung mengungsikan Manohara dan ibunya ke dalam kontainer yang dijadikan kantor perusaan distribusi alat-alat berat tersebut. Manohara dan Deasy hanya sempat bersalaman sekilas dengan Jusuf Kalla dan Mufidah sebelum keduanya masuk ke bus.

Juru Bicara Tim Kampanye JK-Wiranto, Indra Jaya Piliang menuturkan, Manohara datang sebagai anggota masyarakat yang mendukung JK-Wiranto. Kedatangan Manohara juga bukan kali pertama, karena Manohara juga pernah menonton film Ketika Cinta Bertasbih bersama tim kampanye JK-Wiranto. ’’Sayang, waktu itu Manohara tidak bertemu Pak Jusuf Kalla dan Bu Mufidah,’’ tuturnya.

Sebagai figur yang disorot berbagai media massa akhir-akhir ini, Indra menilai, dukungan Manohara berdampak positif terhadap pasangan JK-Wiranto. Manohara diperlakukan sama seperti ratusan artis yang mendukung pasangan JK-Wiranto. ’’Kami belum berfikir untuk menjadikan Manohara sebagai salah satu ikon kampanye,’’ tuturnya.(Kendari Pos - Senin, 15 Juni 2009)

14 Juni 2009

Bajo yang Resah pada Masa Depan...


Sampan-sampan kecil seakan tidak berhenti berlalu lalang melintasi kanal-kanal dengan lebar sekitar 1,5 meter yang mengitari permukiman warga suku Bajo di daerah Wanci, Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Anak-anak serta perempuan dan lelaki dewasa lincah mengayuh sampan langsing sambil membawa beragam barang, mulai dari galon air, karang, hingga pasir putih.

Bangunan rumah panggung di atas air yang ditopang batu karang menjadi pemandangan khas permukiman warga suku Bajo di Kampung Mola, Wangi-Wangi. Komunitas yang dikenal sebagai pengembara laut itu menjadi bagian dari penghuni Kepulauan Tukang Besi—sebelum berubah nama menjadi Wakatobi, singkatan dari gabungan nama empat pulau utama di sana: Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko—yang mengandalkan hidup dari laut. Mereka tersebar di beberapa tempat seperti di Pulau Wangi- Wangi dan Kaledupa.

Warga Bajo yang tidak bisa terpisahkan dari laut itu menjadi komunitas yang unik, yang mencoba untuk terus bertahan dalam perkembangan zaman, termasuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang tak lagi sepenuhnya bisa mengandalkan laut..

Resah
Keresahan sempat terungkap dari warga Bajo di kampung itu. Soal pemanfaatan laut yang tidak lagi sebebas dulu, misalnya, menjadi ancaman bagi mata pencaharian warga yang umumnya menjadi nelayan secara turun- temurun.

Dikeluarkannya zonasi Taman Nasional Wakatobi pada pertengahan tahun 2007 adalah pangkal kekhawatiran akan masa depan penghidupan warga Bajo. Balai Taman Nasional Wakatobi bersama Pemerintah Kabupaten Wakatobi serta Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam menetapkan peta zonasi untuk membatasi daerah yang bisa dimanfaatkan dan yang tidak.

Peta zonasi Taman Nasional Wakatobi itu membagi perairan Wakatobi menjadi enam zona, yakni zona inti, perlindungan bahari, pariwisata, pemanfaatan lokal, pemanfaatan umum, dan zona daratan/khusus. Nelayan hanya boleh menangkap ikan di zona pemanfaatan lokal dan zona pemanfaatan umum.

Nelayan Bajo pun semakin tersudut dengan adanya upaya penguasaan laut oleh segelintir orang-orang yang mampu ”bermain mata” dengan aparat. Para nelayan lokal hanya bisa memanfaatkan zona pemanfaatan lokal. Adapun nelayan daerah lain, asalkan mengantongi izin, bisa mencari ikan di zona pemanfaatan umum.

Udin Konseng, salah satu anggota pengade lima atau dewan adat, merasakan betul adanya sistem zonasi itu membuat nelayan Bajo menjadi terbatas untuk bisa mencari hasil tangkapan dari laut. Tak ayal lagi, pendapatan pun menjadi berkurang. Warga Bajo yang memang mengandalkan hidup dari laut pun menjadi resah, mengingat inilah keahlian utama yang diwariskan kepada mereka, terutama bagi kaum lelaki suku Bajo.

Adapun perempuan Bajo juga turut berperan membantu para suami untuk menghidupi keluarga. Mereka mencari batu karang dan pasir putih, mengangkutnya dengan sampan untuk dijual kepada warga yang hendak membangun rumah. Namun, kini perlahan-lahan mata pencaharian itu pun terancam karena larangan yang semakin tegas untuk tidak mengeksplorasi laut secara berlebihan.

Direktur Riset dan Kajian Strategis Institut Pertanian Bogor Arif Satria mengemukakan, pemerintah perlu mengkaji ulang pengelolaan taman nasional laut yang belum melibatkan nelayan dan masyarakat pesisir. Pasalnya, pengelolaan taman nasional laut saat ini masih kaku dan menciptakan zonasi yang menutup ruang gerak nelayan.

Pemanfaatannya untuk wisata bahari juga memutus wilayah tangkap nelayan dan mengesampingkan peran masyarakat pesisir. Padahal, pemanfaatan kawasan konservasi wajib memberikan nilai ekonomis bagi nelayan dan masyarakat pesisir di sekitarnya.

”Pemanfaatan kawasan konservasi laut dan wisata masih kerap meminggirkan mata pencarian nelayan. Diperlukan pengelolaan yang dapat mempertahankan hak-hak nelayan dan masyarakat,” ujar Arif.

Budaya
Kehidupan masyarakat Bajo tak ubahnya seperti kehidupan kaum nelayan pada umumnya. Wajah kemiskinan terpancar di perkampungan mereka. Pendidikan belum menjadi prioritas utama suku ini. Banyak anak usia sekolah yang tidak menyelesaikan pendidikan di tingkat dasar.

Akan tetapi, bukan berarti tidak ada orang-orang berpotensi dari suku Bajo. Nyatanya, ada saja warga suku asli Bajo yang berkiprah di pemerintahan. Tentu saja keberhasilan itu terbuka bagi mereka yang serius menimba ilmu selama di bangku sekolah.

”Kemajuan komunitas suku Bajo juga menjadi perhatian pemerintah,” kata Hugua, Bupati Wakatobi. Keberadaan suku Bajo, kata Hugua, juga bisa memperkaya potensi wisata bahari Wakatobi. Keunikan perkampungan Bajo dan budaya masyarakat diyakini bisa semakin menambah daya tarik wisata di daerah ini. ”Tentu, masyarakat Bajo harus mendapat manfaatnya,” tambahnya.

Menurut Udin, keberadaan orang-orang suku Bajo yang menetap di Kampung Mola terjadi sekitar tahun 1950. Mereka pindah dari komunitas awal di Pulau Kaledupa. Pangkal persoalannya karena ada warga suku Bajo yang sempat dituduh terlibat gerakan DI/TII.

”Ada ulama kami yang tewas, padahal kami tidak tahu apa-apa. Maka, kami pindah ke sini,” cerita Udin.

Yang menarik dari arsitektur kampung suku Bajo adalah mereka harus menyediakan jalur-jalur perahu sebagai alat transportasi utama. Di lokasi permukiman suku Bajo, warga akan hilir mudik berperahu di sekitar perkampungan mereka.

Soal budaya, ada keresahan terancamnya tradisi yang sebenarnya sudah melekat lama dalam komunitas itu. Tembang yang menceritakan asal usul dan kehidupan warga Bajo di laut yang disebut Iki Ko kini tak terdengar lagi di kampung itu. ”Nyanyian itu sudah jarang dilantunkan dari orangtua kepada anak- anaknya. Hanya ada beberapa orang yang menyanyikannya saat upacara adat,” kata Udin.

Selain Iki Ko, masyarakat Bajo di Mola juga mengenal apa yang mereka sebut tradisi duata dan tuli kaka. Ritual duata dan tuli kaka adalah ritual pengobatan tradisional. Biasanya, ada dua sanro (dukun) yang menyelenggarakan ritual itu.

Masyarakat laut yang kini mulai ”didaratkan” itu menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan komunitasnya. Mereka perlu dibantu tanpa harus mencerabut dari akar budayanya yang memang tak bisa lepas dari laut.

Outline: ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/05/ 03551894/ bajo.yang. resah.pada. masa.depan. ..

13 Juni 2009

Kampanye SBY di Kendari


By Line : dedy kurniawan ----

Calon presiden dari Partai Demokrat, Soesilo Bambang Yudhoyono saat berkampanye di Kendari, Sulawesi Tenggara, mengajak masyarakat di daerah itu untuk kembali memilih dirinya pada pemilu presiden tanggal 9 Juli mendatang.

SBY menyatakan, jika ribuan masyarakat Sulawesi Tenggara yang hadir dalam kampanyenya yang digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Kendari memilih dirinya kembali, pembangunan yang sudah hampir lima tahun ia lakukan akan bisa dilanjutkan kembali.


Selain mengajak masyarakat memilih dirinya, dalam kampanye tersebut SBY lebih banyak bicara soal keberhasilan-keberhasilan selama dirinya menjadi presiden hingga saat ini. Meski demikian, ia juga mengakui masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum sempat dilakukan selama ia memerintah hampir lima tahun.

Tak jelas apakah bermaksud menyindir dua calon kompetitornya, SBY menyatakan bangga dengan masyarakat Sulawesi Tenggara yang mau memilih calon presiden yang mampu memberikan bukti bukan hanya janji.

11 Juni 2009

2010, Sultra Jadi Pusat Pertambangan Nasional


H Nur Alam SE, Gubernur Sulawesi Tenggara mengatakan, tahun 2010, Sulawesi Tenggara akan dijadikan pusat industri pertambangan nasional. Menurutnya, dari segi sumberdaya alam, Sultra bisa mewujudkan ini.

"Kita punya tambang emas dengan kisaran kandungan 1 juta ton. Aspal Buton 670 ribu juta ton, kalkulasinya 500 tahun kedepan tidak akan habis, lalu Nikel dengan kandungan miliyaran juta ton. Belum lagi tambang mineral lainnya. Dengan kondisi ini, kita bisa wujudkan Sultra untuk bisa menjadi pusat industri tambang nasional," ujarnya.

Saat ini kata Nur Alam, Pemprov Sultra sedang merancang bagaimana mewujudkan program ini. Menuju kesana, banyak rambu-rambu yang dilalui. Salah satunya katanya, menurunkan status kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi dengan luasan sekitar 400 ribu hektar lebih yang tersebar di 10 kabupaten/kota se-Sultra.

"Penurunan status kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi sedang dalam proses. Jika ini bisa terwujud, maka Sultra akan segera menjadi pusat industri tambang. Dengan catatan tidak akan mengabaikan lingkungan," jelasnya.

Bambang Suroso, anggota DPD-RI asal Bengkulu, juga ketua tim kerja Pemberdayaan Aspal Buton, ketika melakukan tatap muka dengan Gubernur Sulawesi Tenggara belum lama ini, memuji potensi tambang Sultra.

Bahkan katanya, jika potensi tambang ini dikelola dengan baik, tidak hanya bisa mensejahterakan masyarakat Sultra yang jumlah penduduknya hanya 1,2 juta lebih, tetapi bisa membayar hutang Indonesia diluar negeri.

"Sultra, adalah provinsi yang luar biasa. Potensi alamnya sangat hebat. Jika dikelola baik, hutang Indonesia akan terbayar habis," puji Bambang.

Ia meminta gubernur Sultra, dalam mengelola sumber daya alam, selalu memikirkan kepentingan rakyat. Jangan seperti zaman dulu katanya, mengelola hasil alam tetapi lari keluar negeri. "Saya berharap gubernur tidak salah langkah dalam mengelola tambang," tambahnya.

Sekretaris Komisi B DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo mengingatkan pemprov Sultra tentang persoalan ini. Ia mengatakan, salut dengan program ini. Hanya saja katanya tidak juga mengabaikan potensi lain, seperti Pertanian, Perkanan dan Perkebunana, yang justru lebih ramah lingkungan.

"Kita berharap, dengan semakin gencarkan gubernur mengumumkan Sultra akan dijadikan pusat isndustri pertambangan nasional, potensi lain diabaikan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan gubernur, jika memang ini terwujud, maka yang harus dilakukan adalah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pemprov Sultra, agar jelas, dimana industri-industri tambang akan dibangun. Ini juga penting katanya, agar tidak tumpang tindih dengan RTRW nasional.

ehem...saya dapat award nih

Dua hari lalu, saya dapat info kalo blog ini mendapatkan award. Awalnya sih saya ragu. Masak sih, blog yang umurnya belum setahun bisa dapat award.

Iseng-iseng saya coba ikut petunjuknya, nggak taunya bener. Seorang teman pengelola belajarbisnismania.blogspot memberi saya award persahabatan.

Terima kasih banyak ya. Ternyata, meski tak pernah bertemu muka secara langsung, paling tidak award ini makin mempererat hubungan persahabatan kita. Formal banget ya, tapi itulah yang mau saya sampaikan.

Sekali lagi terima kasih atas awardnya...

09 Juni 2009

Pemerintah Bombana Kosongkan Kawasan Tambang Emas


By Line : dedy kurniawan ----

Ribuan penambang emas tradisional di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dipaksa keluar dari lokasi tambang menyusul rusaknya sumber air dan kawasan hutan di sekitar kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

Para penambang ini khawatir dengan ancaman penyitaan peralatan tambang yang dilontarkan oleh tim penertiban.
Tak hanya itu, tim penertiban juga mengancam akan memproses hukum setiap penambang yang menolak ditertibkan dan masih ditemukan mencari emas di sekitar lokasi tambang

Kondisi berbeda terjadi di lokasi tambang emas Ububangka, Kecamatan Rarowatu Utara. Di tempat ini, tim penertiban masih menemukan puluhan penambang emas tradisional sedang mendulang emas. Saat diperiksa, tak satu pun dari puluhan penambang ini yang mengantongi ijin menambang dari Pemda Bombana.

Akibatnya, seluruh peralatan menambang milik mereka seperti kuali, pacul dan sekop langsung disita tim penertiban. Tak hanya itu, tim penertiban juga merobohkan gubuk-gubuk yang didirikan para penambang.

Para penambang mengaku, sebenarnya mereka sudah mengetahui penertiban dan larangan memasuki kawasan tambang, namun mereka sengaja tak memperdulikannya. Alasannya, dana yang mereka keluarkan belum sebanding dengan hasil yang mereka dapat.

02 Juni 2009

Dosen Paksa Mahasiswa Minum Urine

By Line : dedy kurniawan ---

Seorang dosen Akademi Keperawatan di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara, memaksa puluhan mahasiswanya mencium dan meminum urine.

Kejadian ini berawal ketika seorang mahasiswa di sekolah calon perawat tersebut dituduh telah kencing di mobil pimpinan sekolah tersebut.

Oleh Asmana, dosen pengajar etika keperawatan, menyuruh mahasiswa bernama Aslin untuk mengeluarkan urinenya di dalam kelas. Urine yang disimpan di sebuah gelas plastik tersebut lalu ditaruh di meja si dosen.

Satu persatu mahasiswa dipanggil lalu dipanggil oleh Asmana dan dipaksa mencium bau urine tersebut. Sementara mahasiswa pemilik urine itu sendiri dipaksa meminum urine tersebut.

Peristiwa itu kemudian memicu demonstrasi mahasiswa. Pihak DPRD Kabupaten Konawe bahkan sampai datang ke kampus Akademi Keperawatan untuk memeriksa kebenaran kasus tersebut.

Pemerintah Kabupaten Konawe bertindak cepat. Dosen yang memaksa mahasiswa mencium dan meminum urine itu kemudian diberhentikan. Tak hanya itu, dosen tersebut juga ditunda kenaikan pangkatnya dan dimutasi ke daerah terpencil.

Polisi sendiri kemudian segera melakukan penyelidikan. sebanyak 17 saksi yang diperiksa polisi, semuanya membenarkan perisiwa tersebut. Akibatnya, dosen pelaku pelecehan terhadap mahasiswa itu langsung dimasukkan ke penjara oleh polisi.

TEKNIK PENULISAN KOLOM


By Line : Farid Gaban ---

Mencari ide tulisan
Ada banyak sekali tema di sekitar kita. Namun kita hanya bisa menemukannya jika
memiliki kepekaan. Jika kita banyak melihat dan mengamati lingkungan, lalu
menuliskannya dalam catatan harian, ide tulisan sebenarnya “sudah ada di situ” tanpa
kita perlu mencarinya.

Tema itu bahkan terlalu banyak sehingga kita kesulitan memilihnya. Untuk
mempersempti pilihan, pertimbangkan aspek signifikansi (apa pentingnya buat
pembaca) dan aktualitas (apakah tema itu tidak terlampau basi).

Merumuskan masalah
Esai yang baik umumnya ringkas (“Less is more” kata Ernest Hemingway) dan fokus.
Untuk bisa menjamin esai itu ditulis secara sederhana, ringkas tapi padat, pertama-tama kita harus bisa merumuskan apa yang akan kita tulis dalam sebuah kalimat pendek.

Rumusan itu akan merupakan fondasi tulisan. Tulisan yang baik adalah bangunan
arsitektur yang kokoh fondasinya, bukan interior yang indah (kata-kata yang mendayu-
dayu) tapi keropos dasarnya.

Mengumpulkan Bahan
Jika kita rajin menulis catatan harian, sebagian bahan sebenarnya bisa bersumber pada
catatan harian itu. Namun seringkali, ini harus diperkaya lagi dengan bahan-bahan lain: pengamatan, wawancara, reportase, riset kepustakaan dan sebagainya.

Menentukan bentuk penuturan
Beberapa tema tulisan bisa lebih kuat disajikan dalam bentuk dialog. Tapi, tema yang
lain mungkin lebih tepat disajikan dengan lebih banyak narasi serta deskripsi yang
diperkaya dengan anekdot. Beberapa penulis memilih bentuk penuturan yang ajeg untuk
setiap tema yang ditulisnya:

- Dialog (Umar Kayam)
- Reflektif (Goenawan Mohamad)
- Narasi (Faisal Baraas, Bondan Winarno, Ahmad Tohari)
- Humor/Satir (Mahbub Junaedi)

Menulis
Tata Bahasa dan Ejaan: Taati tata bahasa Indonesia yang baku dan benar. Apakah
ejaan katanya benar, di mana meletakkan titik, koma dan tanda hubung? Apakah koma
ditulis sebelum atau sesudah penutup tanda kutip (jika ragu cek kebuku rujukan Ejaan
Yang Disempurnakan).

Akurasi Fakta: tulisan nonfiksi, betapapun kreatifnya, bersandar pada fakta. Apakah
peristiwanya benar-benar terjadi? Apakah ejaan nama kita tulisa secara benar? Apakah
rujukan yang kita tulis sama dengan di buku atau kutipan aslinya? Apakah kita
menyebutkan nama kota, tahun dan angka-angka secara benar?

Jargon dan Istilah Teknis: hindari sebisa mungkin jargon atau istilah teknis yang
hanya dimengerti kalangan tertentu. Kreatiflah menggunakan deskripsi atau anekdot
atau metafora untuk menggantikannya. Hindari sebisa mungkin bahasa Inggris atau
bahasa daerah.

Sunting dan Pendekkan: seraya menulis atau setelah tulisan selesai, baca kembali.
Potong kalimat yang terlalu panjang; atau jadikan dua kalimat. Hilangkan repetisi. Pilih frase kata yang lebih pendek: melakukan pembunuhan bisa diringkas menjadi
membunuh. “Tidak” sering bisa diringkas menjadi “tak”, “meskipun” menjadi “meski” dan
sebagainya.

Pakai kata kerja aktif: kata kerja aktif adalah motor dalam kalimat, dia mendorong
pembaca menuju akhir, mempercepat bacaan. Kata kerja pasif menghambat proses
membaca. Pakai kalimat pasif hanya jika tak terhindarkan.

Tak menggurui: meski Anda perlu menunjukkan bahwa Anda menguasai persoalan
(otoritatif dalam bidang yang ditulis) hindari bersikap menggurui. Jika mungkin hindari kata “seharusnya”, “semestinya” dan sejenisnya. Gunakan kreatifitas dan ketrampilan mendongeng seraya menyampaikan pesan. Don’t tell it, show it.

Tampilkan anekdot: jika mungkin perkaya tulisan Anda dengan anekdot, ironi dan
tragedi yang membuat tulisan Anda lebih “basah” dan berjiwa.

Jangan arogan: orang yang tak setuju dengan Anda belum tentu bodoh. Hormati
keragaman pendapat. Opini Anda, bahkan jika Anda meyakininya sepenuh hati, hanya
satu saja kebenaran. Ada banyak kebenaran di “luar sana”.

Uji Tulisan Anda: minta teman dekat, saudara, istri, pacar untuk membaca tulisan yang
sudah usai. Dengarkan komentar mereka atau kritik mereka yang paling tajam sekalipun. Mereka juga seringkali bisa membantu kita menemukan kalimat atau fakta bodoh yang perlu kita koreksi sebelum diluncurkan ke media.

“MENJUAL” KOLOM KE MEDIA
Apa yang umumnya dipertimbangkan oleh redaktur esai/opini untuk memuat tulisan
Anda?
Nama penulis: para redaktur tak mau ambil pusing, mereka umumnya akan cepat
memilih penulis yang sudah punya namaketimbang penulis baru. Jika Anda penulis
baru, ini merupakan tantangan terbesar. Tapi, bukankah tak pernah ada penulis yang
“punya nama” tanpa pernah menjadi penulis pemula? Jangan segan mencoba dan
mencoba jika tulisan ditolak. Tidak ada pula penulis yang langsung berada di puncak;
mereka melewati tangga yang panjang dan terjal. Anda bisa melakukannya dengan
menulis di media mahasiswa, lalu menguji keberanian di koran lokal sebelum menulis
untuk koran seperti Kompas atau majalah Tempo.

Otoritas: redaktur umumnya juga lebih senang menerima tulisan dari penulis yang bisa
menunjukkan bahwa dia menguasai masalah. Tidak selalu ini berarti sang penulis
adalah master atau doktor dalam bidang tersebut.

Style dan Personalitas: tema tulisan barangkali biasa saja, tapi jika Anda
menuliskannya dengan gaya “style” yang orisinal dan istimewa serta sudut pandang
yang unik, kemungkinan besar sang redaktur akan memuatnya.

Populer: koran dan majalah dibaca oleh khalayak yang luas. Tema tulisan harus cukup
populer bagi pembaca awam, tanpa kehilangan kedalaman. Bahkan seorang doktor
dalam antropologi adalah pembaca awam dalam fisika. Kuncinya: tidak nampak bodoh
dibaca oleh orang yang paham bidang itu, tapi tidak terlalu rumit bagi yang tidak banyak mendalaminya.

BAHAN BACAAN LANJUTAN
Teknik Penulisan
- Argumentasi dan Narasi (Gorys Keraf)
- Yuk, Menulis Cerpen, yuk (Mohammad Diponegoro)

Catatan Harian dan Korespondensi
- Catatan Harian Soe Hok Gie
- Surat-surat Iwan Simatupang
- Catatan Harian Ahmad Wahib

Kumpulan Esai
- Catatan Pinggir dan Kata, Waktu (Goenawan Mohamad)
- Mangan Ora Mangan Kumpul dan Sugih tanpa Banda (Umar Kayam)
- Faisal Baraas (Beranda Kita)
- Puntung-Puntung Roro Mendut (YB Mangunwijaya)

Kumpulan Cerpen
- Orang-orang Bloomington (Budidarma)
- Lukisan Perkawinan (Hamsad Rangkuti)
- Odah (Mohamad Diponegoro)
- Leak (Faisal Baraas)
- Tegak Lurus Dengan Langit (Iwan Simatupang)
- Bromocorah (Mochtar Lubis)

Kolom: “Esai dengan Gaya”


Farid Gaban | Pena Indonesia Learning Center ---

PENGANTAR

Dalam dunia sastra, esai dimasukkan dalam kategori non-fiksi, untuk membedakannya
dengan puisi, cerpen, novel dan drama yang dikategorikan sebagai fiksi.
Membuka halaman-halaman koran atau majalah, kita akan menemukan banyak esai
atau opini. Tulisan-tulisan itu punya karakteristik sebagai berikut:
- OPINI: mewakili opini si penulis tentang sesuatu hal atau peristiwa.
- SUBYEKTIFITAS: memiliki lebih banyak unsur subyektifitas, bahkan jika tulisan
itu dimaksudkan sebagai analisis maupun pengamatan yang “obyektif”.
- PERSUASIF: memiliki lebih banyak unsur imbauan si penulis ketimbang sekadar
paparan “apa adanya”. Dia dimaksudkan untuk mempengaruhi pembaca agar
mengadopsi sikap dan pemikiran penulis, atau bahkan bertindak sesuai yang
diharapkan penulis.

Meskipun banyak, sayang sekali, tulisan-tulisan itu jarang dibaca. Dalam berbagai survai
media, rubrik opini dan editorial (OP-ED) umumnya adalah rubrik yang paling sedikit
pembacanya. Ada beberapa alasan:

- SERIUS dan PANJANG: orang mengganggap tulisan rubrik opini terlampau
serius dan berat. Para penulis sendiri juga sering terjebak pada pandangan keliru
bahwa makin sulit tulisan dibaca (makin teknis, makin panjang dan makin banyak
jargon, khususnya jargon bahasa Inggris) makin tinggi nilainya, bahkan makin
bergengsi. Keliru! Tulisan seperti itu takkan dibaca orang banyak.

- KERING: banyak tulisan dalam rubrik opini cenderung kering, tidak “berjiwa”,
karena penulis lagi-lagi punya pandangan keliru bahwa tulisan analisis haruslah
bersifat dingin: obyektif, berjarak, anti-humor dan tanpa bumbu.

- MENGGURUI: banyak tulisan opini terlalu menggurui (berpidato, berceramah,
berkhotbah), sepertinya penulis adalah dewa yang paling tahu.

- SEMPIT: tema spesifik umumnya ditulis oleh penulis yang ahli dalam bidangnya
(mungkin seorang doktor dalam bidang yang bersangkutan). Tapi, seberapa pun
pintarnya, seringkali para penulis ahli ini terlalu asik dengan bidangnya, terlalu
banyak menggunakan istilah teknis, sehingga tidak mampu menarik pembaca
lebih luas untuk menikmatinya.

KOLOM: “ESSAY WITH STYLE”
Berbeda dengan menulis untuk jurnal ilmiah, menulis untuk koran atau majalah adalah
menulis untuk hampir “semua orang”. Tulisan harus lebih renyah, mudah dikunyah,
ringkas, dan menghibur (jika perlu), tanpa kehilangan kedalaman—tanpa terjatuh
menjadi tulisan murahan.

Bagaimana itu bisa dilakukan? Kreatifitas. Dalam era kebebasan seperti sekarang,
seorang penulis dituntut memiliki kreatifitas lebih tinggi untuk memikat pembaca.
Pembaca memiliki demikian banyak pilihan bacaan. Lebih dari itu, sebuah tulisan di
koran dan majalah tak hanya bersaing dengan tulisan lain di koran/majalah lain, tapi
juga dengan berbagai kesibukan yang menyita waktu pembaca: pekerjaan di kantor,
menonton televisi, mendengar musik di radio, mengasuh anak dan sebagainya.

Mengingat “reputasi” esai sebagai bacaan serius, panjang dan melelahkan, tantangan
para penulis esai lebih besar lagi. Dari situlah kenapa belakangan ini muncul “genre”
baru dalam esai, yakni “creative non-fiction”, atau non-fiksi yang ditulis secara kreatif.

Dalam “creative non-fiction”, penulis esai mengadopsi teknik penulisan fiksi (dialog,
narasi, anekdot, klimaks dan anti klimaks, serta ironi) ke dalam non-fiksi. Berbeda
dengan penulisan esai yang kering dan berlagak obyektif, “creative non-fiction” juga
memungkinkan penulis lebih menonjolkan subyektifitas serta keterlibatan terhadap tema
yang ditulisnya. Karena memberi kemungkinan subyektifitas lebih banyak, esai seperti
itu juga umumnya menawarkan kekhasan gaya (“style”) serta personalitas si penulis.

Di samping kreatif, kekuatan tulisan esai di koran atau majalah adalah pada
keringkasannya. Tulisan itu umumnya pendek (satu halaman majalah, atau dua kolom
koran), sehingga bisa ditelan sekali lahap (sekali baca tanpa interupsi).

PENULISAN KOLOM INDONESIA
“Creative non-fiction” bukan “genre” yang sama sekali baru sebenarnya. Pada
dasawarsa 1980-an dan awal 1990-an kita memiliki banyak penulis esai/kolom yang
handal, mereka yang sukses mengembangkan “style” dan personalitas dalam
tulisannya. Tulisan mereka dikangeni karena memiliki sudut pandang orisinal dan ditulis secara kreatif, populer serta “stylist”.

Para penulis itu adalah: Mahbub Junaedi, Goenawan Mohamad, Umar Kayam, YB
Mangunwijaya, MAW Brower, Syubah Asa, Dawam Rahardjo, Abdurrahman Wahid,
Arief Budiman, Mochtar Pabottingi, Rosihan Anwar, dan Emha Ainun Nadjib.

Untuk menunjukkan keluasan tema, perlu juga disebut beberapa penulis esai/kolom lain
yang menonjol pada era itu: Faisal Baraas (kedokteran-psikologi), Bondan Winarno
(manajemen-bisnis), Sanento Juliman (seni-budaya), Ahmad Tohari (agama), serta
Jalaluddin Rakhmat (media dan agama).

Bukan kebetulan jika sebagian besar penulis esai-esai yang menarik itu adalah juga
sastrawan—penyair dan cerpenis/novelis. Dalam “creative non-fiction” batas antara fiksi dan non-fiksi memang cenderung kabur. Bahkan Bondan (ahli manajemen) dan Baraas
(seorang dokter) memiliki kumpulan cerpen sendiri. Dawam juga sesekali menulis
cerpen di koran.

Namun, pada dasawarsa 1990-an kita kian kehilangan penulis seperti itu. Kecuali
Goenawan (“Catatan Pinggir”), Bondan (“Asal-Usul” di Kompas) dan Kayam (Sketsa di
Harian “Kedaulatan Rakyat”), para penulis di era 1980-an sudah berhenti menulis
(Mahbub, Romo Mangun, Sanento dan Brower sudah almarhum).

Pada era 1990-an ini, kita memang menemukan banyak penulis esai baru—namun
inilah era yang didominasi oleh penulis pakar ketimbang sastrawan. Faisal dan Chatib
Basri (ekonomi), Reza Sihbudi, Smith Alhadar (luar negeri, dunia Islam), Wimar Witoelar (bisnis-poilik), Imam Prasodjo, Rizal dan Andi Malarangeng, Denny JA, Eep Saefulloh Fatah (politik) untuk menyebut beberapa. Namun, tanpa mengecilkan substansi isinya, banyak tulisan mereka umumnya “terlalu serius” dan kering. Eep barangkali adalah salah satu pengecualian; tak lain karena dia juga sesekali menulis cerpen.

Sementara itu, kita juga melihat kian jarang para sastrawan muda sekarang menulis
esai, apalagi esai yang kreatif. Arswendo Atmowiloto, Ayu Utami dan Seno Gumiro
Adjidarma adalah pengecualian.

Padahal, sekali lagi, mengingat “reputasi” esai sebagai bacaan serius (panjang dan
melelahkan), tantangan kreatifitas para penulis esai lebih besar lagi.

TUNTUTAN BAGI SEORANG PENULIS KOLOM
Kenapa esai astronomi Stephen Hawking (“A Brief History of Time”), observasi
antropologis Oscar Lewis (“Children of Sanchez”) dan skripsi Soe Hok Gie tentang
Pemberontakan Madiun (“Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan”) bisa kita nikmati
seperti sebuah novel? Kenapa tulisan manajemen Bondan Winarno (“Kiat”) dan artikel
kedokteran-psikologi Faisal Baraas (“Beranda Kita”) bisa dinikmati seperti cerpen?

Hawking, Lewis, Hok Gie, Bondan dan Baraas adalah beberapa penulis “pakar” yang
mampu mentrandensikan tema-tema spesifik menjadi bahan bacaan bagi khalayak yang
lebih luas. Tak hanya mengadopsi teknik penulisan populer, mereka juga menerapkan
teknik penulisan fiksi secara kreatif dalam esai-esai mereka.

Untuk mencapai ketrampilan penulis semacam itu diperlukan sejumlah prasyarat dan
sikap mental tertentu:

Keingintahuan dan Ketekunan:
Sebelum memikat keingintahuan pembaca, mereka harus terlebih dulu “memelihara”
keingintahuannya sendiri akan sesuatu masalah. Mereka melakukan riset, membaca
referensidi perpustakaan, mengamati di lapangan bahkan jika perlu melakukan
eksperimen di laboratorium untuk bisa benar-benar menguasai tema yang akan mereka
tulis. Mereka tak puas hanya mengetahui hal-hal di permukaan, mereka tekun menggali.
Sebab, jika mereka tidak benar-benar paham tentang tema yang ditulis, bagaimana
mereka bisa membaginya kepada pembaca?

Kesediaan untuk berbagi:
Mereka tak puas hanya menulis untuk kalangan sendiri yang terbatas atau hanya untuk
pembaca tertentu saja. Mereka akan sesedikit mungkin memakai istilah teknis atau
jargon yang khas pada bidangnya; mereka menggantikannnya dengan anekdot, narasi,
metafora yang bersifat lebih universal sehingga tulisannya bisa dinikmati khalayak lebih luas. Mereka tidak percaya bahwa tulisan yang “rumit” dan sulit dibaca adalah tulisan yang lebih bergengsi. Mereka cenderung memanfaatkan struktur tulisan sederhana, seringkas mungkin, untuk memudahkan pembaca menelan tulisan.

Kepekaan dan Keterlibatan:
Bagaimana bisa menulis masalah kemiskinan jika Anda tak pernah bergaul lebih intens
dengan kehidupan gelandangan, pengamen jalanan, nelayan dan penjual sayur di
pasar?

Seorang Soe Hok Gie mungkin takkan bisa menulis skripsi yang “sastrawi” jika dia
bukan seorang pendaki gunung yang akrab dengan alam dan suka merenungkan
berbagai kejadian (dia meninggal di Gunung Semeru).

Menulis catatan harian serta membuat sketsa dengan gambar tangan maupun tulisan
seraya kita bergaul dengan alam dan lingkungan sosial yang beragam mengasah
kepekaan kita. Kepekaan terhadap ironi, terhadap tragedi, humor dan berbagai aspek
kemanusiaan pada umumnya.

Sastra (novel dan cerpen) kita baca bukan karena susunan katanya yang indah
melainkan karena dia mengusung nilai-nilai kemanusiaan.

Kekayaan Bahan (resourcefulness):
Meski meminati bidang yang spesifik, penulis esai yang piawai umumnya bukan penulis
yang “berkacamata kuda”. Dia membaca dan melihat apasaja. Hanya dengan itu dia
bisa membawa tema tulisannya kepada pembaca yang lebih luas. Dia membaca apa
saja (dari komik sampai filsafat), menonton film (dari India sampai Hollywood),
mendengar musik (dari dangdut sampai klasik). Dia bukan orang yang tahu semua hal,
tapi dia tak sulit harus mencari bahan yang diperlukannya: di perpustakaan mana, di
buku apa, di situs internet mana.

Kemampuan Sang Pendongeng (storyteller):
Cara berkhotbah yang baik adalah tidak berkhotbah. Persuasi yang berhasil umumnya
disampaikan tanpa pretensi menggurui. Pesan disampaikan melalui anekdot, alegori,
metafora, narasi, dialog seperti layaknya dalam pertunjukan wayang kulit.

APA SAJA YANG BISA DIJADIKAN TEMA ESAI?
Kebanyakan penulis pemula mengira hanya tema-tema sosial-politik yang bisa laku
dijual di koran. Mereka juga keliru jika menganggap tema-tema seperti itu saja yang
membuat penulis menjadi memiliki gengsi.

Semua hal, semua aspek kehidupan, bisa ditulis dalam bentuk esai yang populer dan
diminati pembaca. “Beranda Kita”-nya Faisal Baraas menunjukkan bahwa tema
kedokteran dan psikologi bisa disajikan untuk khalayak pembaca awam sekalipun.
Ada banyak penulis yang cenderung bersifat generalis, mereka menulis apa saja.
Namun, segmentasi dalam media dan kehidupan masyarakat sekarang ini menuntut
penulis-penulis spesialis.

- Politik lokal (bersama maraknya otonomi daerah)
- Bisnis (industri, manajemen dan pemasaran)
- Keuangan (perbankan, asuransi, pajak, bursa saham, personal finance)
- Teknologi Informasi (internet, komputer, e-commerce)
- Media dan Telekomunikasi
- Seni-Budaya (film, TV, musik, VCD, pentas)
- Kimia dan Fisika Terapan
- Elektronika
- Otomotif
- Perilaku dan gaya hidup
- Keluarga dan parenting
- Psikologi dan kesehatan
- Arsitektur, interior, gardening
- Pertanian dan lingkungan

Pilihlah tema apa saja yang menjadi minta Anda dan kuasai serta ikuti
perkembangannya dengan baik. Fokus, tapi jangan gunakan kacamata kuda.