Diduga terkena penyakit jantung, Asisten I Kabupaten Kolaka Utara, Burhanuddin meninggal, Senin (28/2) pada pukul 01.00 Wita.
"Dugaan kuat beliau meninggal karena serangan jantung," kata dr Syarif, dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HM Djafar Harun Kolaka Utara, yang menangani almarhum.
Menurut dr Syarif, dugaannya itu didasarkan atas sejumlah gejala yang dialami almarhum sebelum meninggal. Antara lain, almarhum mengalami nyeri pada bagian dadanya.
Dr Syarif menjelaskan, almarhum tiba di rumah sakit sekitar pukul 01.30 Wita. Almarhum sempat diberikan pertolongan namun terlambat.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemerintah kabupaten Kolaka Utara, Tahrim Hodi mengatakan, rencananya jenazah almarhum akan dikebumikan di pekuburan keluarga di Kabupaten Kolaka sore har ini juga.
Sebelum meninggal, Burhanuddin sempat mengikuti acara pembukaan MTQ di Kecamatan Ngapa. Setibanya di rumahnya mendadak mengeluh sakit dan pingsan hingga meninggal.AT
27 Februari 2011
Diduga Serangan Jantung, Asisten I Kolut Meninggal
Duduk Ngopi…Eh Tertembak Peluru Nyasar
Seorang anak buah kapal di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengalami luka tembak di lengan kanannya saat sedang duduk beristirahat di atas geladak kapalnya. Diduga, korban terkena peluru nyasar . Akibat kejadian itu, korban tepaksa dilarikan ke rumah sakit .
La Ganine, yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal Km Tanjung Kapuas ini hanya bisa merintih kesakitan saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Palagimata, Kota Baubau, akibat terkena peluru nyasar di lengan kanannya.
Kejadian berawal, saat korban sedang duduk santai sambil menikmati segelas kopi di geladak kapal usai melakukan bongkar muat barang di Pelabuhan Murhum Baubau.
Tiba-tiba terdengar suara letusan. Bersamaan dengan itu, La Ganine menjerit dan jatuh pingsan. Sejumlah rekannya yang datang memeriksa, menemukan korban terkapar di lantai kapal.
Di lengan kanan korban ditemukan luka yang terus menerus mengeluarkan darah. Korban lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Hasil pemeriksaan medis, korban diduga terkena peluru nyasar. Namun tim dokter tak menemukan proyektil peluru yang menembus lengan kanan korban.
Terkait peristiwa itu, pihak Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KPPP) pelabuhan Murhum Baubau, belum bersedia memberikan keterangan saat hendak dikonfirmasi. DK
La Ganine, yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal Km Tanjung Kapuas ini hanya bisa merintih kesakitan saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Palagimata, Kota Baubau, akibat terkena peluru nyasar di lengan kanannya.
Kejadian berawal, saat korban sedang duduk santai sambil menikmati segelas kopi di geladak kapal usai melakukan bongkar muat barang di Pelabuhan Murhum Baubau.
Tiba-tiba terdengar suara letusan. Bersamaan dengan itu, La Ganine menjerit dan jatuh pingsan. Sejumlah rekannya yang datang memeriksa, menemukan korban terkapar di lantai kapal.
Di lengan kanan korban ditemukan luka yang terus menerus mengeluarkan darah. Korban lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Hasil pemeriksaan medis, korban diduga terkena peluru nyasar. Namun tim dokter tak menemukan proyektil peluru yang menembus lengan kanan korban.
Terkait peristiwa itu, pihak Kesatuan Polisi Pengamanan Pelabuhan (KPPP) pelabuhan Murhum Baubau, belum bersedia memberikan keterangan saat hendak dikonfirmasi. DK
Solar Langka, Ratusan Hektar Sawah Tak Bisa Digarap
Kelangkaan solar di SPBU di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, yang terjadi sejak sebulan terakhir tak hanya membuat para pemilik kendaraan menjerit. Ratusan petani juga ikut menderita. Pasalnya, para petani tak bisa menggarap sawahnya karena mesin traktor pembajak sawah tak bisa dioperasikan karena tak ada solar.
Ironisnya lagi, harga solar di tingkat eceran melonjak drastis hingga kisaran harga Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per liternya.
Salah seorang petani di Desa Puumbinisi Kecamatan Pondidaha, Nuhusi mengatakan, seja sebulan terakhir solar di SPBU Pondidaha cepat habis. "Kalau pasokan solar datang siang hari, malam harinya sudah habis," keluhnya.
Dia mengatakan, petani butuh solar untuk mengoperasikan mesin traktor pembajak sawah. Agar aktifitas pengolahan sawah petani tak tersendat, mereka terpaksa membeli solar di penjual eceran. Kendati harga solar di eceran lebih mahal ketimbang membeli di SPBU.
Nuhusi mengatakan, untuk membajak satu hektar sawah dibutuhkan sebanyak 25 liter solar. "Itu kalau mesin hand traktornya masih irit. Tetapi kalau mesinnya sudah mulai tua, dalam satu hektar butuh 30-40 liter," katanya. DK
Ironisnya lagi, harga solar di tingkat eceran melonjak drastis hingga kisaran harga Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per liternya.
Salah seorang petani di Desa Puumbinisi Kecamatan Pondidaha, Nuhusi mengatakan, seja sebulan terakhir solar di SPBU Pondidaha cepat habis. "Kalau pasokan solar datang siang hari, malam harinya sudah habis," keluhnya.
Dia mengatakan, petani butuh solar untuk mengoperasikan mesin traktor pembajak sawah. Agar aktifitas pengolahan sawah petani tak tersendat, mereka terpaksa membeli solar di penjual eceran. Kendati harga solar di eceran lebih mahal ketimbang membeli di SPBU.
Nuhusi mengatakan, untuk membajak satu hektar sawah dibutuhkan sebanyak 25 liter solar. "Itu kalau mesin hand traktornya masih irit. Tetapi kalau mesinnya sudah mulai tua, dalam satu hektar butuh 30-40 liter," katanya. DK
Mantan Bupati Bombana Bantah Mau Kabur ke Singapura
Mantan Bupati Kabupaten Bombana, Atikurrahman, yang kini menjadi tersangka kasus dugaan korupsi Dana Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp. 7,6 miliar, membantah dirinya berencana melarikan diri ke luar negeri sesaat sebelum ditangkap oleh tim penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, empat hari lalu.
Saat ditemui di Rumah Tahanan Punggolaka Kendari, tempatnya ditahan sejak empat hari lalu, Atikurrahman menyatakan bahwa ia berada di Kota Makassar untuk mengobati penyakit jantung yang sudah lama diidapnya.
“Oh tidak. Saya bukan mau kabur ke Singapura. Saya di Makassar untuk berobat,” katanya usai menerima kunjungan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, yang dating menjenguknya di sel tahanan.
Dalam kesempatan itu, Atikurrahman juga membantah sangkaan tim jaksa penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara yang menduganya terlibat korupsi dana APBD kabupaten Bombana sebesar Rp. 7,6 miliar rupiah.
“Tudingan itu keliru,” katanya pendek.
Atikurrahman ditangkap tim jaksa penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di rumah sakit Stella Maris Makassar empat hari lalu. Penangkapan itu dilakukan karena yang bersangkutan sudah tiga kali tak memenuhi panggilan pemeriksaan oleh kejaksaan. Selain itu sempat beredar kabar bahwa mantan Bupati Bombana periode 2005 - 2009 itu akan melarikan diri ke Singapura dengan alasan berobat. DK
Saat ditemui di Rumah Tahanan Punggolaka Kendari, tempatnya ditahan sejak empat hari lalu, Atikurrahman menyatakan bahwa ia berada di Kota Makassar untuk mengobati penyakit jantung yang sudah lama diidapnya.
“Oh tidak. Saya bukan mau kabur ke Singapura. Saya di Makassar untuk berobat,” katanya usai menerima kunjungan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, yang dating menjenguknya di sel tahanan.
Dalam kesempatan itu, Atikurrahman juga membantah sangkaan tim jaksa penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara yang menduganya terlibat korupsi dana APBD kabupaten Bombana sebesar Rp. 7,6 miliar rupiah.
“Tudingan itu keliru,” katanya pendek.
Atikurrahman ditangkap tim jaksa penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di rumah sakit Stella Maris Makassar empat hari lalu. Penangkapan itu dilakukan karena yang bersangkutan sudah tiga kali tak memenuhi panggilan pemeriksaan oleh kejaksaan. Selain itu sempat beredar kabar bahwa mantan Bupati Bombana periode 2005 - 2009 itu akan melarikan diri ke Singapura dengan alasan berobat. DK
25 Februari 2011
Ratusan Lapak Pedagang Rubuh Diterjang Badai
Angin kencang disertai hujan deras yang melanda Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengakibatkan ratusan lapak pedagang di Pasar Wameo porak-poranda. Selain merusak lapak pedagang, angin kencang juga merusak sejumlah atap rumah warga. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Sedikitnya, 140 lapak pedagang di Pasar Wameo, Kota Baubau, roboh dan rata dengan tanah. Ratusan pedagang di pasar ini hanya bisa pasrah, setelah lapak tempat mereka berjualan porak-poranda akibat terjangan angin kencang yang datang tiba-tiba.
Para pedagang ini terlihat berusaha memperbaiki kembali lapak-lapak dagangan mereka yang hancur. Sebagian lainnya mengevakuasi barang-barang dagangan mereka yang masih bisa dijual kembali ke tempat yang lebih aman.
Salah satu pedagang mengaku angin kencang disertai hujan lebat tiba-tiba dating. para pedagang tidak sempat lagi menyelamatkan barang dagangannya karena lebih memilih menyelamatkan diri.
“Mungkin kalau tidak berpegang ke tiang besi, saya bisa ikut diterbangkan angin pak,” kata’” Wa Ode Maemunah, seorang pedagang. DK
Sedikitnya, 140 lapak pedagang di Pasar Wameo, Kota Baubau, roboh dan rata dengan tanah. Ratusan pedagang di pasar ini hanya bisa pasrah, setelah lapak tempat mereka berjualan porak-poranda akibat terjangan angin kencang yang datang tiba-tiba.
Para pedagang ini terlihat berusaha memperbaiki kembali lapak-lapak dagangan mereka yang hancur. Sebagian lainnya mengevakuasi barang-barang dagangan mereka yang masih bisa dijual kembali ke tempat yang lebih aman.
Salah satu pedagang mengaku angin kencang disertai hujan lebat tiba-tiba dating. para pedagang tidak sempat lagi menyelamatkan barang dagangannya karena lebih memilih menyelamatkan diri.
“Mungkin kalau tidak berpegang ke tiang besi, saya bisa ikut diterbangkan angin pak,” kata’” Wa Ode Maemunah, seorang pedagang. DK
Diduga Menipu, Anggota DPRD Kendari Ditangkap Polisi
Seorang anggota DPRD Kota Kendari, ditangkap aparat Polda Sulawesi Tenggara, karena diduga terlibat kasus penipuan senilai ratusan juta rupiah.
Dikawal ketat dua orang anggota Reskrim Polda Sulawesi Tenggara Suhadi, anggota DPRD Kota Kendari periode 2009 - 2014 ini masih sempat melempar senyum kepada sejumlah wartawan sesaat setelah mendarat di Bandara Haluoleo Kendari.
Tanpa diberi kesempatan beristirahat, anggota DPRD Kendari dari Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) ini langsung dibawa ke Markas Polda Sulawesi Tenggara untuk menjalani pemeriksaan.
Polisi menyatakan, Suhadi terpaksa ditangkap karena anggota dewan yang menurut data sekretariat DPRD Kendari sudah berbulan-bulan tak pernah masuk kantor ini, diduga kuat terlibat kasus penipuan uang sebesar 700 juta rupiah dengan korban bernama Rekson S. Limba, seorang calon bupati di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Menurut AKBP Fakhrurrozi, Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, kasus penipuan yang membuat Suhadi berstatus tersangka ini berawal pada pertengahan tahun 2010 lalu saat dirinya dimintai bantuan oleh korban Rekson S. Limba, yang berencana maju dalam pilkada di Kabupaten Bombana //
Saat itu, korban meminta bantuan tersangka Suhadi membentuk tim sukses yang akan membantu memenangkan dirinya dalam pemilihan kepala daerah. Korban lalu menyerahkan uang sebanyak 700 juta rupiah kepada tersangka sebagai biaya atas permintaannya tersebut.
Namun tim sukses yang dijanjikan tersangka hingga kini tak terbentuk. Akibatnya korban gagal menjadi calon bupati dan ikut Pilkada di Kabupaten Bombana.
Merasa dirugikan, korban lalu meminta tersangka Suhadi mengembalikan uangnya sebanyak 700 juta rupiah. Namun tersangka hanya bisa membayar Rp. 25 juta rupiah saja sambil meminta diberikan waktu untuk mengembalikan seluruhnya.
Terkait tudingan penipuan itu, tersangka Suhadi secara tegas membantahnya. Menurutnya, dirinya tidak melakukan penipuan karena ada upayanya untuk mengembalikan uang korban meski baru Rp 25 juta saja. DK
Dikawal ketat dua orang anggota Reskrim Polda Sulawesi Tenggara Suhadi, anggota DPRD Kota Kendari periode 2009 - 2014 ini masih sempat melempar senyum kepada sejumlah wartawan sesaat setelah mendarat di Bandara Haluoleo Kendari.
Tanpa diberi kesempatan beristirahat, anggota DPRD Kendari dari Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) ini langsung dibawa ke Markas Polda Sulawesi Tenggara untuk menjalani pemeriksaan.
Polisi menyatakan, Suhadi terpaksa ditangkap karena anggota dewan yang menurut data sekretariat DPRD Kendari sudah berbulan-bulan tak pernah masuk kantor ini, diduga kuat terlibat kasus penipuan uang sebesar 700 juta rupiah dengan korban bernama Rekson S. Limba, seorang calon bupati di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Menurut AKBP Fakhrurrozi, Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, kasus penipuan yang membuat Suhadi berstatus tersangka ini berawal pada pertengahan tahun 2010 lalu saat dirinya dimintai bantuan oleh korban Rekson S. Limba, yang berencana maju dalam pilkada di Kabupaten Bombana //
Saat itu, korban meminta bantuan tersangka Suhadi membentuk tim sukses yang akan membantu memenangkan dirinya dalam pemilihan kepala daerah. Korban lalu menyerahkan uang sebanyak 700 juta rupiah kepada tersangka sebagai biaya atas permintaannya tersebut.
Namun tim sukses yang dijanjikan tersangka hingga kini tak terbentuk. Akibatnya korban gagal menjadi calon bupati dan ikut Pilkada di Kabupaten Bombana.
Merasa dirugikan, korban lalu meminta tersangka Suhadi mengembalikan uangnya sebanyak 700 juta rupiah. Namun tersangka hanya bisa membayar Rp. 25 juta rupiah saja sambil meminta diberikan waktu untuk mengembalikan seluruhnya.
Terkait tudingan penipuan itu, tersangka Suhadi secara tegas membantahnya. Menurutnya, dirinya tidak melakukan penipuan karena ada upayanya untuk mengembalikan uang korban meski baru Rp 25 juta saja. DK
Mantan Bupati Bombana Ditahan Akibat Korupsi
Mantan Bupati Kabupaten Bombana, Atikurahman, dijebloskan ke rumah tahanan Negara oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara. Mantan Bupati Bombana periode 2005-2010 ini di duga terlibat kasus korupsi dana APBD sebanyak Rp 7,6 miliar.
Pihak kejaksaan sendiri sebelumnya terpaksa melakukan panggilan paksa kepada Atikurahman, karna yang bersangkutan sudah tiga kali menolak panggilan pemeriksaan.
Atikurahman ditangkap tim Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan langsung diterbangkan di Kendari. DK
Pihak kejaksaan sendiri sebelumnya terpaksa melakukan panggilan paksa kepada Atikurahman, karna yang bersangkutan sudah tiga kali menolak panggilan pemeriksaan.
Atikurahman ditangkap tim Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan langsung diterbangkan di Kendari. DK
17 Februari 2011
Ratusan Warga Desa Diancam dan Diusir Aparat Pemda Muna
Gara-gara menyatakan desanya keluar dari wilayah Pemerintahan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, ratusan warga Desa Tanjung yang berada di perbatasan Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton, terpaksa mengungsi ke Pulau Buton. Hal ini dilakukan warga karena mereka diintimidasi, diancam dan diusir oleh aparat pemerintah daerah setempat terhadap warga di desa itu.
Menggunakan berbagai jenis perahu, sebanyak 318 jiwa warga Desa Tanjung tiba di Dermaga Lombe, Pulau Buton, Selain membawa anak dan istrinya, ratusan warga desa ini juga mengungsi sambil membawa berbagai perabot rumahnya seperti kasur dan kompor.
Para pengungsi yang sebagian besar berusia lanjut ini terpaksa harus rela bertahan di ruang tunggu Dermaga Lombe yang sebagian lantainya tergenang air. Sebagian warga ada juga yang mendirikan tenda-tenda darurat untuk tempat menginap sementara.
Menurut warga, mereka tepaksa mengungsi karena diusir oleh sejumlah aparat pemerintah kecamatan dan desa tempat mereka bermukim selama ini. Warga mengatakan, tindakan kekerasan yang dilakukan aparat pemerintah itu karena warga menyatakan diri keluar dari wilayah pemerintahan Kabupaten Muna.
“Kami ini suku Buton pak, bukan suku Muna. Selain itu, puluhan tahun bergabung di Kabupaten Muna tak ada hasil-hasil pembangunan apapun di desa kami,” kata Aima, seorang ibu, warga Desa Tanjung yang ikut mengungsi bersama suami dan empat orang anaknya.
Dulunya, Desa Tanjung merupakan wilayah Kabupaten Buton. Namun saat terjadi pemekaran Kabupaten Muna dari Kabupaten Buton pada tanggal 2 Maret 1960, Pemerintah Kabupaten Muna memasukkan Desa Tanjung menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Muna sebagai pelengkap administrasi pemekaran.
Ironisnya, sebagian besar warga di Desa Tanjung merupakan Suku Buton. Selain itu, selama puluhan tahun bergabung di Kabupaten Muna, desa mereka sama sekali tak tersentuh pembangunan Bahkan menurut warga, bangunan sekolah di desany kondisinya sudah sangat tidak layak untuk disebut sarana pendidikan.
Hal inilah yang membuat warga di Desa Tanjung hendak keluar dan ingin bergabung kembali menjadi wilayah dari Kabupaten Buton.
Namun keinginan warga ini ditentang aparat pemerintah setempat. Melalui aparat Muspika kecamatan dan kepala desa, warga dipaksa untuk tetap bertahan bergabung di wilayah pemerintahan Kabupaten Muna. Namun warga tetap bersikeras menolak. Akibatnya, sejumlah aparat desa mengintimidasi, mengancam bahkan mengusir warga. DK
Menggunakan berbagai jenis perahu, sebanyak 318 jiwa warga Desa Tanjung tiba di Dermaga Lombe, Pulau Buton, Selain membawa anak dan istrinya, ratusan warga desa ini juga mengungsi sambil membawa berbagai perabot rumahnya seperti kasur dan kompor.
Para pengungsi yang sebagian besar berusia lanjut ini terpaksa harus rela bertahan di ruang tunggu Dermaga Lombe yang sebagian lantainya tergenang air. Sebagian warga ada juga yang mendirikan tenda-tenda darurat untuk tempat menginap sementara.
Menurut warga, mereka tepaksa mengungsi karena diusir oleh sejumlah aparat pemerintah kecamatan dan desa tempat mereka bermukim selama ini. Warga mengatakan, tindakan kekerasan yang dilakukan aparat pemerintah itu karena warga menyatakan diri keluar dari wilayah pemerintahan Kabupaten Muna.
“Kami ini suku Buton pak, bukan suku Muna. Selain itu, puluhan tahun bergabung di Kabupaten Muna tak ada hasil-hasil pembangunan apapun di desa kami,” kata Aima, seorang ibu, warga Desa Tanjung yang ikut mengungsi bersama suami dan empat orang anaknya.
Dulunya, Desa Tanjung merupakan wilayah Kabupaten Buton. Namun saat terjadi pemekaran Kabupaten Muna dari Kabupaten Buton pada tanggal 2 Maret 1960, Pemerintah Kabupaten Muna memasukkan Desa Tanjung menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Muna sebagai pelengkap administrasi pemekaran.
Ironisnya, sebagian besar warga di Desa Tanjung merupakan Suku Buton. Selain itu, selama puluhan tahun bergabung di Kabupaten Muna, desa mereka sama sekali tak tersentuh pembangunan Bahkan menurut warga, bangunan sekolah di desany kondisinya sudah sangat tidak layak untuk disebut sarana pendidikan.
Hal inilah yang membuat warga di Desa Tanjung hendak keluar dan ingin bergabung kembali menjadi wilayah dari Kabupaten Buton.
Namun keinginan warga ini ditentang aparat pemerintah setempat. Melalui aparat Muspika kecamatan dan kepala desa, warga dipaksa untuk tetap bertahan bergabung di wilayah pemerintahan Kabupaten Muna. Namun warga tetap bersikeras menolak. Akibatnya, sejumlah aparat desa mengintimidasi, mengancam bahkan mengusir warga. DK
16 Februari 2011
Nih....Guru Paling Sexy di Cina
Jikalau ada hal di dunia ini yang membuat kita ingin kembali ke masa SD, tentulah itu Zhu Songhua, seorang guru bahasa yang mengajar di kelas 1 SD Jiangsu Nantong yang dijuluki Guru Paling Sexy di Cina.
Menurut laporan Yangtse Evening News, hampir setiap malam, tubuh aduhainya, senyum manis, pakaian seksi yang fashionable serta kecantikan alaminya, dapat dinikmati secara online sehingga membuatnya menjadi sangat terkenal di dunia maya.
Namun yang paling mengejutkan adalah identitasnya sebagai guru bahasa sekolah dasar di SD Negeri Jiangsu Nantong. Akibatnya, ia mendapat gelar “Guru Cewek Paling Sexy di Cina”.
Selama beberapa hari terakhir, ia telah mengalami popularitas besar di internet tapi pada saat yang sama juga mengalami kritik dan skeptisisme. “Saya hanya orang biasa, hanya ingin hidup normal, tidak mencoba untuk mendapatkan publisitas,” kata guru yang luar biasanya pernah memenangkan penghargaan sebagai guru teladan.
Pada awal September lalu, Zhu Songhua muncul di program “Happy Night” pada stasiun TV Satelit Jiangsu dengan tajuk “Guruku Istimewa”. Kehebohan langsung terjadi ketika ia berada di atas panggung, dengan banyaknya penonton yang memujinya sebagai wanita cantik.
Ketika diminta pendapatnya tentang profesi guru, ia berpendapat bahwa tidak ada siswa yang buruk, hanya guru yang buruk. Mengajar siswa tentang cinta dan tanggung jawab adalah yang paling penting, dan ketika dia bertemu dengan anak nakal, dia tidak memarahinya namun berupaya lebih sabar membimbing dan mengajarinya.
Sejak lulus dari Nantong Normal University, Zhu Songhua telah bekerja sebagai guru bahasa sampai sekarang. Zhu Songhua muncul di internet dengan kecantikan, gayanya yang modis, trendi serta keseksiannya, namun ia sebenarnya seorang guru yang luar biasa di sekolah. Setelah menjadi terkenal, banyak orang tua siswa “tidak memandangnya berbeda, mereka percaya bahwa perempuan ingin menjadi cantik adalah sifat, bahwa seorang wanita cantik menghadiri kelas dapat membuat suasana kelas lebih menyegarkan dan santai, dan apa yang orang tua lebih pedulikan adalah kemampuan mengajar.”
Zhu Songhua telah diundang berkali-kali untuk menjadi model majalah oleh para fotografer profesional. Namun belum meresponnya segera.
Zhu Songhua, 30, belum menikah, tinggi 168cm, berat 50kg dan ukurannya adalah 34, 26, 34. Memang ia sangat cantik dan glamor, dan saya yakin semua anak ingin menghadiri kelasnya. Namun mereka mendengarkan pelajaran atau hanya menatapnya?
Kalau saya, ogah naik kelas 2!!!
Menurut laporan Yangtse Evening News, hampir setiap malam, tubuh aduhainya, senyum manis, pakaian seksi yang fashionable serta kecantikan alaminya, dapat dinikmati secara online sehingga membuatnya menjadi sangat terkenal di dunia maya.
Namun yang paling mengejutkan adalah identitasnya sebagai guru bahasa sekolah dasar di SD Negeri Jiangsu Nantong. Akibatnya, ia mendapat gelar “Guru Cewek Paling Sexy di Cina”.
Selama beberapa hari terakhir, ia telah mengalami popularitas besar di internet tapi pada saat yang sama juga mengalami kritik dan skeptisisme. “Saya hanya orang biasa, hanya ingin hidup normal, tidak mencoba untuk mendapatkan publisitas,” kata guru yang luar biasanya pernah memenangkan penghargaan sebagai guru teladan.
Pada awal September lalu, Zhu Songhua muncul di program “Happy Night” pada stasiun TV Satelit Jiangsu dengan tajuk “Guruku Istimewa”. Kehebohan langsung terjadi ketika ia berada di atas panggung, dengan banyaknya penonton yang memujinya sebagai wanita cantik.
Ketika diminta pendapatnya tentang profesi guru, ia berpendapat bahwa tidak ada siswa yang buruk, hanya guru yang buruk. Mengajar siswa tentang cinta dan tanggung jawab adalah yang paling penting, dan ketika dia bertemu dengan anak nakal, dia tidak memarahinya namun berupaya lebih sabar membimbing dan mengajarinya.
Sejak lulus dari Nantong Normal University, Zhu Songhua telah bekerja sebagai guru bahasa sampai sekarang. Zhu Songhua muncul di internet dengan kecantikan, gayanya yang modis, trendi serta keseksiannya, namun ia sebenarnya seorang guru yang luar biasa di sekolah. Setelah menjadi terkenal, banyak orang tua siswa “tidak memandangnya berbeda, mereka percaya bahwa perempuan ingin menjadi cantik adalah sifat, bahwa seorang wanita cantik menghadiri kelas dapat membuat suasana kelas lebih menyegarkan dan santai, dan apa yang orang tua lebih pedulikan adalah kemampuan mengajar.”
Zhu Songhua telah diundang berkali-kali untuk menjadi model majalah oleh para fotografer profesional. Namun belum meresponnya segera.
Zhu Songhua, 30, belum menikah, tinggi 168cm, berat 50kg dan ukurannya adalah 34, 26, 34. Memang ia sangat cantik dan glamor, dan saya yakin semua anak ingin menghadiri kelasnya. Namun mereka mendengarkan pelajaran atau hanya menatapnya?
Kalau saya, ogah naik kelas 2!!!
Busyet...Saat Ini Jumlah PNS 4,7 Juta Orang
Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat hingga 30 Juni 2010 total Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada baik di pusat maupun daerah mencapai 4.732.472 orang. Jumlah itu sudah termasuk 920.702 tenaga honorer dan Sekretaris Desa (Sekdes) yang berjumlah 53.000 orang.
Menurut data BKN selama periode 2004-2009 tambahan formasi PNS sangat besar diperuntukkan bagi tenaga honorer yang jumlahnya sekitar 70 persen. Sedangkan untuk mengangkatan PNS jalur umum pemerintah hanya memporsikan jatah 30 persen saja.
Menpan EE Mangindaan mengakui jika besarnya jumlah tenaga honorer yang diangkat tersebut tidak dapat diharapkan dalam upaya peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kinerja birokrasi sesuai dengan tuntutan masyarakat sekarang ini.
Dengan jumlah abdi negara yang cukup besar ini, kata Mangindaan, juga berimplikasi pada besarnya belanja pegawai. "Belanja pegawai rata-rata sudah diatas 50 persen," tuturnya.
Bahkan lanjutnya, ada daerah yang belanja pegawainya mencapai 76 persen dari total anggaran daerah. Dan hanya sedikit daerah yang belanja pegawainya dibawah 40 persen. Besarnya belanja pegawai ini berdampak pada alokasi belanja publik yang seharusnya diporsikan bagi kepentingan masyarakat.
Atas hal ini, mantan Gubernur Sulut ini menegaskan, dalam perumusan RPP tentang pengangkatan abdi negara pihaknya akan secara tegas mengatur mengenai pengangkatan PNS. Jika tidak lanjutnya, akan terjadi ledakan dari semakin banyaknya tenaga honorer yang masuk di instansi pemerintah.
"Kalau mereka tidak menuntut menjadi PNS, ngak masalah yang jadi masalah kalo mereka menuntut menjadi PNS, padahal penerimaan honorer untuk bekerja di instansi pemerintahan sudah ditutup," ujarnya. KE
Menurut data BKN selama periode 2004-2009 tambahan formasi PNS sangat besar diperuntukkan bagi tenaga honorer yang jumlahnya sekitar 70 persen. Sedangkan untuk mengangkatan PNS jalur umum pemerintah hanya memporsikan jatah 30 persen saja.
Menpan EE Mangindaan mengakui jika besarnya jumlah tenaga honorer yang diangkat tersebut tidak dapat diharapkan dalam upaya peningkatan pelayanan publik dan peningkatan kinerja birokrasi sesuai dengan tuntutan masyarakat sekarang ini.
Dengan jumlah abdi negara yang cukup besar ini, kata Mangindaan, juga berimplikasi pada besarnya belanja pegawai. "Belanja pegawai rata-rata sudah diatas 50 persen," tuturnya.
Bahkan lanjutnya, ada daerah yang belanja pegawainya mencapai 76 persen dari total anggaran daerah. Dan hanya sedikit daerah yang belanja pegawainya dibawah 40 persen. Besarnya belanja pegawai ini berdampak pada alokasi belanja publik yang seharusnya diporsikan bagi kepentingan masyarakat.
Atas hal ini, mantan Gubernur Sulut ini menegaskan, dalam perumusan RPP tentang pengangkatan abdi negara pihaknya akan secara tegas mengatur mengenai pengangkatan PNS. Jika tidak lanjutnya, akan terjadi ledakan dari semakin banyaknya tenaga honorer yang masuk di instansi pemerintah.
"Kalau mereka tidak menuntut menjadi PNS, ngak masalah yang jadi masalah kalo mereka menuntut menjadi PNS, padahal penerimaan honorer untuk bekerja di instansi pemerintahan sudah ditutup," ujarnya. KE
Nasib Tragis Pencuri Bebek
Ini sungguh tragis. Gara-gara tertangkap basah hendak mencuri bebek, Agus warga pemuda warga Desa Puuroda, Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, harus menahan sakit lantaran di perutnya tertancap sebatang tombak. Ironisnya, pihak rumah sakit tak berani melakukan operasi karena tak memiliki fasilitas yang memadai.
Saat berada di rumah sakit, Agus tak henti merintih kesakitan akibat sebatang tombak yang biasa digunakan untuk berburu hama babi, masih menancap di bagian perutnya sebelah kiri.
Pihak Rumah Sakit Umum Kolaka sendiri hanya mampu mencabut tongkat tombak, sementara mata tombak masih menancap di perut Agus. Agus akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe untuk perawatan lebih lanjut, karena pihak Rumah Sakit Umum Kolaka tidak memiliki fasilitas memadai untuk melakukan operasi.
Kasus yang dialami Agus itu berawal saat dirinya tertangkap basah hendak mencuri bebek milik Syamsul, tetangganya sendiri.
Syamsul kemudian mengambil sebatang tombak yang biasa ia gunakan untuk berburu hama babi dari kolong rumahnya. Tak disangka, Agus yang merasa aksinya ketahuan nekat menyerang Syamsul yang secara reflex langsung mengacungkan tombak yang dipegangnya ke arah Agus.
Akibat perbuatannya itu, Syamsul harus menjalani pemeriksaan di Kantor polisi di Kabupaten Kolaka. Sementara Agus sendiri hingga kini harus menjalani perawatan di rumah sakit. DK
Saat berada di rumah sakit, Agus tak henti merintih kesakitan akibat sebatang tombak yang biasa digunakan untuk berburu hama babi, masih menancap di bagian perutnya sebelah kiri.
Pihak Rumah Sakit Umum Kolaka sendiri hanya mampu mencabut tongkat tombak, sementara mata tombak masih menancap di perut Agus. Agus akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe untuk perawatan lebih lanjut, karena pihak Rumah Sakit Umum Kolaka tidak memiliki fasilitas memadai untuk melakukan operasi.
Kasus yang dialami Agus itu berawal saat dirinya tertangkap basah hendak mencuri bebek milik Syamsul, tetangganya sendiri.
Syamsul kemudian mengambil sebatang tombak yang biasa ia gunakan untuk berburu hama babi dari kolong rumahnya. Tak disangka, Agus yang merasa aksinya ketahuan nekat menyerang Syamsul yang secara reflex langsung mengacungkan tombak yang dipegangnya ke arah Agus.
Akibat perbuatannya itu, Syamsul harus menjalani pemeriksaan di Kantor polisi di Kabupaten Kolaka. Sementara Agus sendiri hingga kini harus menjalani perawatan di rumah sakit. DK
Langganan:
Postingan (Atom)