By Line: dedy kurniawan ----
Ratusan pedagang dan Satuan Polisi Pamong Praja siang tadi terlibat bentrok di depan Pasar Sentral Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Bentrokan dipicu tindakan Pemerintah Kota Kendari, yang hendak menggusur para pedagang dan mengubah pasar tersebut menjadi mall dan kawasan pertokoan.
Suasana tegang sudah terlihat saat ratusan polisi pamong praja tiba di depan Pasar Sentral Kendari. Melihat kedatangan aparat, ratusan pedagang yang sejak pagi sudah berjaga-jaga langsung berdiri menghadang.
Para pedagang menyatakan akan melakukan perlawanan jika aksi penggusuran tetap dipaksakan. Sempat terjadi debat antara pedagang dan polisi pamong praja. Bentrokan akhirnya pecah saat kedua belah pihak tak ada yang mau mengalah.
Barisan polisi pamong praja yang mencoba mendekati bangunan pasar dihujani batu oleh para pedagang. Tak hanya itu, sejumlah pedagang yang sudah terlanjur emosi nekat menyerang aparat menggunakan balok kayu. Bahkan ada salah seorang pedagang yang sempat menghunus sebilah senjata tajam.
Aparat polisi pamong praja tak mau kalah. Mereka juga balas melemparkan batu ke arah massa pedagang. Salah seorang pedagang yang naas malah sempat ditangkap dan diseret oleh polisi pamong praja.
Namun mendapat perlawanan keras dari massa pedagang, aparat polisi pamong praja akhirnya mundur. Ratusan pedagang sempat berusaha mengejar.
Suasana mulai sedikit tenang saat aparat Polresta Kendari tiba di lokasi kejadian dan langsung membuat barikade yang memisahkan antara massa pedagang dan polisi pamong praja. Kapolresta Kendari, AKBP Erfan Prasetyo meminta kedua belah pihak untuk menahan diri.
Bentrokan tersebut dipicu rencana Pemerintah Kota Kendari yang berniat merehabilitasi dan mengubah bangunan pasar menjadi semacam pusat perbelanjaan atau mall.
Masalah muncul karena lahan yang disediakan untuk merelokasi para pedagang berstatus tanah sengketa dan kasusnya masih sedang disidangkan di Mahkamah Agung. Pemilik tanah yang sudah tiga kali dimenangkan pengadilan hingga tingkat kasasi, menolak lahannya dijadikan pasar.
Persoalan semakin rumit karena Pemerintah Kota Kendari dianggap menyerobot lahan milik warga tersebut untuk dijadikan tempat penampungan para pedagang yang akan digusur.
Para pedagang khawatir, jika mereka digusur dan menempati lokasi baru yang merupakan tanah sengketa tersebut, mereka akan terlibat konflik dengan warga pemilik tanah. Hal inilah yang menjadi alasan penolakan pedagang untuk digusur.
Celakanya lagi, Pemerintah Kota Kendari dianggap tak memperdulikan aspirasi pedagang dan pemilik lahan. Terbukti sudah beberapa kali para pedagang dan pemilik lahan termasuk pihak legislatif mengundang Pemerintah Kota Kendari untuk berdialog namun pihak Wali Kota Kendari tak pernah hadir.
Dalam peristiwa bentrokan itu, dua orang pedagang dan dua petugas polisi pamong praja mengalami luka akibat terkena lemparan batu. Selain itu, seorang kameramen salah satu tv swasta nasional juga mengalami luka parah terkena lemparan batu di kepalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar