Jadi, rupanya laci meja kerja Anda penuh dengan gadget. Ada beberapa pemutar MP3. Ada PDA yang baterainya sudah lama tidak bisa di-”recharge” lagi, ada beberapa kamera digital beresolusi 1 dan 2 megapiksel dengan aksesoris lengkap.

Akibatnya, meski digelari ”gadget freak” oleh teman sekantor, tabungan Anda di bank selalu kosong. Jangan malu. Anda tidak sendirian. Dulu saya juga seperti itu. Dan banyak lagi pria lain yang seperti kita. Kalau kita tidak bisa mengerem, mungkin malah seluruh penghasilan bisa habis untuk elektronika, terutama peralatan digital. Komputer baru, peripheral baru, peranti lunak baru layanan-layanan baru seperti mobile TV dan traffi c report. Kita selalu punya alasan untuk menikmatinya.
Di pesta ataupun di restoran buffet, pernahkah Anda mengambil begitu banyak makanan sehingga Anda tidak sanggup menghabiskannya? Makanan jadi terbuang. Padahal, nenek kita dulu selalu mengingatkan bahwa membuang makanan adalah dosa. Mubazir.
Namun, bagaimana lagi? Anda mengambil makanan itu pada saat sedang lapar. Sebuah artikel menarik di Harvard Business Review edisi September 2007 punya tip yang menarik. ”Don’t shop when you’re hungry,” katanya.
Awalnya nasihat ini ditujukan kepada mereka yang berbelanja di supermarket, tapi sebenarnya berlaku universal. Artikel di HBR ini, misalnya, tidak berbicara soal mengambil makanan di restoran ”makan sepuasnya,” belanja di supermarket, ataupun membeli gadget ketika jalan-jalan di pusatpusat penjualan elektronika.

Di tahun 2004, Clerical Medical (www.clericalmedical. co.uk) di Inggris melakukan polling online. Hasilnya cukup di luar dugaan. 62% responden pria mengaku berbohong pada pasangan mereka mengenai belanja impulsif yang mereka lakukan. Dan, apa lagi yang mereka beli kalau bukan peralatan elektronis?
Kendalikan Selera
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol nafsu belanja gadget. Pertama, bertanyalah dengan jujur pada diri Anda apakah peralatan yang sudah dimiliki benarbenar tidak dapat digunakan lagi? Tip kedua, jadwalkan belanja gadget Anda.
Ponsel model baru muncul hampir setiap minggu. Kalau Anda tidak termasuk daftar incaran KPK, tentu tidak akan membeli ponsel baru setiap kali model baru diluncurkan. Anda akan lebih mampu mengendalikan belanja gadget kalau berdisiplin memberi waktu dua tahun sebelum menggantinya dengan yang baru, misalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar