25 Oktober 2010

Bayi Perokok Asal Kota Baubau


By Line: dedy kurniawan

Setelah penemuan bayi perokok asal Kota Malang (Jawa Timur) dan Musi, Banyuasin, Sumatera Selatan, kasus serupa muncul di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Seorang bayi yang baru berumur 2 tahun 5 bulan, setiap harinya mampu menghabiskan sebungkus rokok. Ironisnya, kebiasaan merokok itu sudah dimulai sejak si bayi baru berumur satu tahun.

Sepintas, tak ada yang aneh pada diri Faturrahman. Namun anda akan kaget saat melihat di tangan kiri bayi berumur 2 tahun 5 bulan yang beralamat di Kelurahan Palatiga, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau ini. Di antara jari-jari mungilnya, terselip sebatang rokok merek tertentu yang sesekali ia hisap layaknya orang dewasa.

Namun tak seperti bayi perokok lainnya, Faturrahman baru sampai pada tahap menikmati rasa manis yang muncul saat ia menggigit filter rokok. Hanya saja, bayi ini selalu minta agar rokok yang dipegangnya harus dalam keadaan menyala. Tak tanggung-tanggung, dalam sehari Faturrahman mampu menghabiskan sebungkus rokok.

Menurut ayah bayi tersebut, kebiasaan merokok itu dimulai sejak si bayi masih berumur satu tahun. Saat itu, Faturrahman diajak ayahnya ke toko untuk membeli sesuatu. Seperti anak-anak kecil lainnya, sesampai di toko, Faturrahman merengek minta dibelikan sesuatu.

Ayahnya kemudian membelikan sejumlah makanan kecil dan mainan. Namun tangis dan rengekan Fatur tak berhenti. Tangannya selalu menunjuk ke arah lemari etalase tempat pemilik toko warung menaruh bungkusan-bungkusan rokok.

Tangisan Fatur baru reda ketika ayahnya memberikan sebatang rokok. Kejadian seperti ini terus terulang, sehingga jika tak diberikan rokok, Fatur akan mengamuk dan menangis terus. Padahal, kata ayahnya, ia bersama keluarganya sudah berusaha mengubah kebiasaan negatif anaknya tersebut. Namun hingga kini belum berhasil.

Kedua orang tua Faturrahman mengaku bingung mencari cara menghentikan kebiasaan merokok anaknya.

Saat ini, upaya yang mereka lakukan hanya mengurangi permintaan sang anak. Bila biasanya Fatur menghabiskan sebungkus rokok dalam sehari, orangtuanya saat ini hanya memberikan tiga hingga lima batang sehari. Orang tua Fatur juga terpaksa setiap hari harus menyediakan banyak makanan kecil di rumahnya. Sebab, bila makanan kecil tak ada, Fatur akan kembali merengek meminta rokok.

Kedua orangtua Fatur berharap, ada pihak yang bisa membantu menyembuhkan kebiasaaan buruk anaknya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar