By Line : dedy kurniawan ----
Sebanyak 15 dari 30 anggota DPR Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang baru dilantik kemarin, secara tegas menolak menandatangani kontrak politik berisi pernyataan siap melawan praktek korupsi.
Aneh-aneh alasan yang mereka kemukakan. Ada yang minta waktu mempelajari kontrak politik yang tebalnya hanya selembar kertas, ada juga yang mengaku harus koordinasi dan merapatkan dengan partainya. Tapi ada juga yang menolak tanda tangan karena merasa yakin tak bakal korupsi selama jadi anggota dewan.
Nah, alasan terakhir ini dikemukakan oleh Hamida Sudu, seorang anggota dewan dari Partai Hanura. Hamida juga secara tegas menolak poin dalam kontrak politik yang menyatakan seorang anggota dewan yang tersangkut kasus korupsi harus melepas jabatannya sebagai wakil rakyat.
(Hamida Sudu, Anggota DPR Kendari dari Partai HANURA yang tolak tanda tangan anti korupsi)----
Dari 30 anggota DPR Kota Kendari yang dilantik, komposisinya terdiri atas Partai Amanat Nasional mendapat 5 kursi, Partai Demokrat (4), Golkar (4), PKS (4), HANURA (4), PDIP (3), PBB (2), PPP (1), Gerindra (1), PBR (1) dan PPDI (1).
26 Agustus 2009
Anggota DPR Kendari Ogah Tandatangan Anti Korupsi
22 Agustus 2009
Marah Ditilang, Anak Wali Kota Tantang Polisi
By Line: dedy kurniawan ----
Marah karena ditilang, anak Wali Kota Kendari nyaris berkelahi dengan seorang oknum polisi lalu lintas. Gara-garanya, mobil yang dikendarai anak Wali Kota Kendari menggunakan plat nomor bodong. Peristiwa tersebut akhirnya menjadi tontotan gratis ratusan warga.
Andre, putra Wali Kota Kendari, Asrun, langsung murka. Sebagai anak orang nomor satu di Kendari, ia tak terima ditilang dan plat nomor mobil yang dikendarainya disita polisi. Andre menunjukkan sikap menantang. Tak hanya itu, Andre bahkan juga mengejek oknum polisi yang menilangnya dan menuduhnya gila urusan.
Tak terima diejek seperti itu, Bripka Akbar, oknum polisi yang menilang balik membalas ejekan Andre. Namun ia kemudian ditenangkan oleh seorang rekannya sesama polisi dan sejumlah warga.
Tapi tak demikian halnya dengan Andre. Saat melihat sejumlah wartawan mewawancarai Bripka Akbar, anak Wali Kota Kendari ini datang mendekat dan kembali melontarkan ejekannya kepada polisi.
Ironisnya, peristiwa memprihatinkan ini terjadi pada sore hari tepat di depan sebuah pasar. Tak ayal, kejadian tersebut menjadi tontonan gratis ratusan warga yang berada di sekitar pasar.
Suasana panas mulai mereda setelah dua orang kerabat Andre datang dan membawa anak Wali Kota Kendari ini pergi.
Kejadian ini bermula saat Bripka Akbar melihat mobil yang dikendarai Andre menerobos traffic light saat sedang lampu merah. Ketika dikejar, mobil tersebut ternyata juga menggunakan plat nomor bodong. Saat diminta berhenti, Andre justru menolak dan terus melaju.
Bersama rekannya, Bripka Akbar lalu mengejar mobil tersebut dan berhasil menghentikannya persis di depan pasar. Saat diperiksa, mobil yang aslinya berplat nomor DT 1 AS tersebut, menggunakan dua plat nomor bodong.
Selain plat nomor bodong, polisi juga menyita mobil yang merupakan kendaraan dinas Wali Kota Kendari tersebut.
Marah karena ditilang, anak Wali Kota Kendari nyaris berkelahi dengan seorang oknum polisi lalu lintas. Gara-garanya, mobil yang dikendarai anak Wali Kota Kendari menggunakan plat nomor bodong. Peristiwa tersebut akhirnya menjadi tontotan gratis ratusan warga.
Andre, putra Wali Kota Kendari, Asrun, langsung murka. Sebagai anak orang nomor satu di Kendari, ia tak terima ditilang dan plat nomor mobil yang dikendarainya disita polisi. Andre menunjukkan sikap menantang. Tak hanya itu, Andre bahkan juga mengejek oknum polisi yang menilangnya dan menuduhnya gila urusan.
Tak terima diejek seperti itu, Bripka Akbar, oknum polisi yang menilang balik membalas ejekan Andre. Namun ia kemudian ditenangkan oleh seorang rekannya sesama polisi dan sejumlah warga.
Tapi tak demikian halnya dengan Andre. Saat melihat sejumlah wartawan mewawancarai Bripka Akbar, anak Wali Kota Kendari ini datang mendekat dan kembali melontarkan ejekannya kepada polisi.
Ironisnya, peristiwa memprihatinkan ini terjadi pada sore hari tepat di depan sebuah pasar. Tak ayal, kejadian tersebut menjadi tontonan gratis ratusan warga yang berada di sekitar pasar.
Suasana panas mulai mereda setelah dua orang kerabat Andre datang dan membawa anak Wali Kota Kendari ini pergi.
Kejadian ini bermula saat Bripka Akbar melihat mobil yang dikendarai Andre menerobos traffic light saat sedang lampu merah. Ketika dikejar, mobil tersebut ternyata juga menggunakan plat nomor bodong. Saat diminta berhenti, Andre justru menolak dan terus melaju.
Bersama rekannya, Bripka Akbar lalu mengejar mobil tersebut dan berhasil menghentikannya persis di depan pasar. Saat diperiksa, mobil yang aslinya berplat nomor DT 1 AS tersebut, menggunakan dua plat nomor bodong.
Selain plat nomor bodong, polisi juga menyita mobil yang merupakan kendaraan dinas Wali Kota Kendari tersebut.
06 Agustus 2009
Tujuh Warga Malaysia Ditangkap
By Line : dedy kurniawan -----
Tujuh orang warga Malaysia ditangkap aparat kepolisian di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Dari hasil pemeriksaan, ke tujuh orang tersebut mengaku sedang melakukan misi dakwah. Namun saat digeledah, polisi menemukan sejumlah nomor telepon yang dua diantaranya atas nama Hambali dan Doktor Azhari.
Saat ditangkap, ke tujuh warga Malaysia yang seluruhnya mengenakan jubah dan sorban itu sedang melakukan aktifitas keagamaan.
Sesaat setelah ditangkap ke tujuh warga malaysia langsung menjalani pemeriksaan secara marathon di ruang pemeriksaan Polres Konawe.
Proses pemeriksaan itu sendiri sedikit terhambat karena ke tujuh warga Malaysia itu tak seluruhnya mengerti dengan pertanyaan yang diajukan penyidik.
Untuk sementara, ke tujuh warga malaysia itu dituduh melanggar undang-undang keimigrasian. Namun saat polisi menggeledah isi tas milik ke tujuh warga Malaysia itu, ditemukan sejumlah nomor telepon yang dua diantaranya diduga milik Hambali dan Doktor Azhari, dua tokoh teroris pelaku bom bali.
Tujuh orang warga Malaysia ditangkap aparat kepolisian di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Dari hasil pemeriksaan, ke tujuh orang tersebut mengaku sedang melakukan misi dakwah. Namun saat digeledah, polisi menemukan sejumlah nomor telepon yang dua diantaranya atas nama Hambali dan Doktor Azhari.
Saat ditangkap, ke tujuh warga Malaysia yang seluruhnya mengenakan jubah dan sorban itu sedang melakukan aktifitas keagamaan.
Sesaat setelah ditangkap ke tujuh warga malaysia langsung menjalani pemeriksaan secara marathon di ruang pemeriksaan Polres Konawe.
Proses pemeriksaan itu sendiri sedikit terhambat karena ke tujuh warga Malaysia itu tak seluruhnya mengerti dengan pertanyaan yang diajukan penyidik.
Untuk sementara, ke tujuh warga malaysia itu dituduh melanggar undang-undang keimigrasian. Namun saat polisi menggeledah isi tas milik ke tujuh warga Malaysia itu, ditemukan sejumlah nomor telepon yang dua diantaranya diduga milik Hambali dan Doktor Azhari, dua tokoh teroris pelaku bom bali.
03 Agustus 2009
Ratusan Hektar Sawah Diserang Keong Emas
By Line: dedy kurniawan -------
Ratusan hektar sawah di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, rusak parah akibat diserang hama keong emas. Serangan keong emas itu muncul menyusul datangnya musim hujan dalam tiga pekan terakhir. Akibatnya, ratusan petani setempat merugi ratusan juta rupiah.
Tanaman padinya yang tak lama lagi panen rusak akibat diserang hama keong emas. Parahnya lagi, hama keong emas itu juga menyerang tanaman padi yang masih berusia muda. Untuk mengurangi kerugian, para petani terpaksa melakukan panen dini di sawahnya masing-masing.
Para petani mengatakan, hama keong emas sebenarnya sudah lebih empat tahun tak muncul di daerah itu. Belakangan, sejak musim hujan mengguyur wilayah itu dalam tiga pekan terakhir, hama keong emas kembali muncul dan merusak sawah petani.
Pemerintah daerah setempat diharapkan bisa segera turun tangan agar kerugian yang dialami para petani tidak semakin besar.
Ratusan hektar sawah di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, rusak parah akibat diserang hama keong emas. Serangan keong emas itu muncul menyusul datangnya musim hujan dalam tiga pekan terakhir. Akibatnya, ratusan petani setempat merugi ratusan juta rupiah.
Tanaman padinya yang tak lama lagi panen rusak akibat diserang hama keong emas. Parahnya lagi, hama keong emas itu juga menyerang tanaman padi yang masih berusia muda. Untuk mengurangi kerugian, para petani terpaksa melakukan panen dini di sawahnya masing-masing.
Para petani mengatakan, hama keong emas sebenarnya sudah lebih empat tahun tak muncul di daerah itu. Belakangan, sejak musim hujan mengguyur wilayah itu dalam tiga pekan terakhir, hama keong emas kembali muncul dan merusak sawah petani.
Pemerintah daerah setempat diharapkan bisa segera turun tangan agar kerugian yang dialami para petani tidak semakin besar.
Langganan:
Postingan (Atom)